backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Personality Disorder (Gangguan Kepribadian)

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 14/07/2023

Personality Disorder (Gangguan Kepribadian)

Personality disorder atau gangguan kepribadian membuat pengidapnya memiliki pola pikir dan perilaku menyimpang. Kondisi ini terkadang sulit untuk diubah sendiri sehingga pengidapnya membutuhkan bantuan dari dokter atau ahli kesehatan mental.

Apa itu personality disorder?

Personality disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang memiliki pola pikir, perilaku, serta perasaan yang menyimpang dibandingkan orang lain pada umumnya.

Pada umumnya, pengidap gangguan kepribadian mengalami kesulitan dalam membangun hubungan dengan orang lain dan memahami situasi di sekitarnya.

Kondisi ini menyebabkan masalah saat menjalani aktivitas sehari-hari, seperti dalam pekerjaan, sekolah, hingga aktivitas sosial.

Pengidap gangguan mental ini terkadang tidak bisa membedakan mana perilaku yang benar dan yang tidak. 

Mereka menganggap bahwa perilaku dan cara berpikirnya tampak alami dan tidak bermasalah. Bahkan, mereka mungkin menyalahkan orang lain atas situasi yang dihadapinya.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Masalah mental yang memengaruhi kepribadian ini bisa terjadi pada kelompok usia berapa pun. Sebuah analisis meta dalam British Journal of Psychiatry (2020) menyebut 7,8% dari populasi umum memiliki personality disorder. Kondisi ini lebih sering terjadi di negara berpenghasilan tinggi dibandingkan dengan negara berpenghasilan menengah dan rendah.

Jenis gangguan kepribadian

borderline personality disorder

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) telah mengidentifikasi sepuluh jenis gangguan kepribadian yang dikelompokkan dalam tiga kategori berikut ini.

1. Klaster A: Curiga

Kelompok gangguan kepribadian ini ditandai dengan pemikiran atau perilaku yang aneh dan eksentrik. Berikut ini adalah beberapa jenisnya.

Paranoid personality disorder (gangguan kepribadian paranoid)

Orang yang mengidap paranoid sangat tidak percaya terhadap orang lain dan selalu merasa curiga. Mereka berasumsi bahwa orang lain akan menyakiti atau menipunya.

Schizoid personality disorder (gangguan kepribadian skizoid)

Pengidap gangguan ini tidak tertarik untuk terlibat dalam hubungan personal atau melakukan interaksi sosial. Mereka memilih menyendiri dan tidak peduli dengan pujian atau kritik dari orang lain. 

Schizotypal personality disorder (gangguan kepribadian skizotipal)

Pengidap gangguan skizotipal merasa tidak nyaman saat menjalin hubungan dengan orang lain serta memiliki pemikiran menyimpang dan perilaku yang eksentrik. Mereka mungkin juga memiliki kecemasan sosial yang berlebihan.

2. Klaster B: Emosional dan impulsif

Klaster ini ditandai dengan pemikiran atau perilaku yang dramatis, terlalu emosional, atau tidak dapat diprediksi. Berikut ini adalah tipe-tipenya.

Antisocial personality disorder (gangguan kepribadian antisosial)

Pengidap gangguan antisosial sering mengabaikan hak orang lain dan melanggar norma sosial. Mereka mungkin sering berbohong, menipu orang lain, atau bertindak impulsif.

Borderline personality disorder (gangguan kepribadian ambang)

Pengidap borderline personality disorder memiliki suasana hati, citra diri, serta hubungan yang tidak stabil. Mereka merasa takut ditinggalkan dan memiliki perasaan hampa yang berkelanjutan.

Histrionic personality disorder (gangguan kepribadian histrionik)

Pengidap gangguan histrionik kerap mencari atau meminta perhatian secara berlebihan. Mereka bisa merasa tidak nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian dan kerap mengalami mood swing yang cepat.

Narcissistic personality disorder (gangguan kepribadian narsistik)

Orang narsistik merasa dirinya lebih penting daripada orang lain. Mereka cenderung melebih-lebihkan pencapaian supaya mendapatkan pujian dari orang-orang di sekitarnya.

3. Klaster C: Gelisah

Kelompok gangguan kepribadian ini ditandai dengan kecemasan serta pemikiran atau perilaku yang membuatnya merasa takut. Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa tipenya.

Avoidant personality disorder (gangguan kepribadian menghindar)

Pengidap avoidant personality disorder sering merasa kekurangan, inferior, atau tidak menarik. Mereka cenderung untuk menghindari interaksi dengan orang lain.

Dependent personality disorder

Orang dengan gangguan kepribadian dependen memiliki ketergantungan yang parah terhadap orang lain. Mereka biasanya menolak melakukan sesuatu yang dapat dikerjakan sendiri.

Obsessive-compulsive personality disorder 

Pengidap gangguan kepribadian obsesif kompulsif (OCPD) memiliki keinginan yang luar biasa terhadap pencapaian. Mereka rela mengabaikan hubungan untuk mencapai hasil sempurna.

Perbedaan OCPD dan OCD

Perlu dipahami bahwa OCPD berbeda dengan OCD (gangguan obsesif-kompulsif/OCD). OCD adalah bentuk gangguan kecemasan yang menimbulkan pikiran serta perilaku yang tidak terkendali dan berulang. Sementara itu, OCPD adalah salah satu bentuk gangguan kepribadian.

Tanda dan gejala gangguan kepribadian

depresi akibat kesepian bisa menyebabkan kematian

Setiap jenis gangguan kepribadian menunjukkan gejala yang berbeda. Meski begitu, pengidap personality disorder dapat menunjukkan tanda-tanda umum berikut ini.

  • Selalu diliputi perasaan negatif, seperti stres, gelisah, tidak berharga, atau amarah.
  • Sering kali menghindari interaksi, tidak percaya, dan tidak terhubung dengan orang lain.
  • Merasa kesulitan dalam mengendalikan perasaan dan perilaku yang negatif. 
  • Tidak mampu menjaga hubungan yang stabil dan dekat dengan orang lain, termasuk dengan teman, pasangan, dan keluarga. 
  • Terkadang merasa kehilangan kontak dengan realitas.

Pengidap gangguan ini terkadang memiliki masalah mental lain, seperti depresi dan kecanduan.

Mungkin ada gejala gangguan kepribadian lainnya yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda merasa khawatir terhadap gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Penyebab personality disorder

Tidak ada alasan yang jelas mengapa beberapa orang memiliki perasaan dan perilaku menyimpang yang berhubungan dengan gangguan kepribadian.

Namun, beberapa ahli meyakini kondisi ini berkaitan dengan kombinasi dari beberapa faktor berikut.

1. Keturunan

Personality disorder mungkin diturunkan dalam keluarga. Ini karena beberapa elemen kepribadian cenderung bersifat genetik atau diwariskan dari orangtua pada anaknya.

2. Faktor biologis

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa gangguan kepribadian bisa dipengaruhi oleh kelainan struktur atau ketidakseimbangan zat kimia di dalam otak pengidapnya.

3. Lingkungan dan kondisi sosial

Kehidupan keluarga yang tidak stabil, seperti orang tua dengan kecanduan alkohol atau masalah mental, serta trauma masa kecil dapat menyebabkan gangguan ini.

Komplikasi personality disorder

Gangguan kepribadian dapat menimbulkan dampak buruk, baik itu terhadap pengidapnya maupun orang-orang terdekat di sekitar mereka. 

Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai masalah pada berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan, pekerjaan, dan sekolah. Ini juga menjurus pada isolasi sosial atau penyalahgunaan alkohol dan narkoba. 

Oleh karena itu, seseorang dengan personality disorder perlu segera mendapat penanganan yang tepat. Konsultasikan kondisi Anda lebih lanjut dengan dokter atau ahli kesehatan mental.

Diagnosis gangguan kepribadian

Saat kunjungan pertama Anda ke rumah sakit, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta bertanya mengenai gejala-gejala yang Anda alami.

Setelah itu, dokter mungkin menyarankan tes laboratorium atau pemindaian bila perlu untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi medis lainnya.

Jika Anda dinilai sehat secara fisik, dokter bisa merujuk Anda untuk menemui ahli kesehatan, baik itu psikolog atau psikiater.

Setiap jenis gangguan kepribadian punya kriteria diagnostiknya sendiri sesuai dengan DSM-5.

Namun, ahli kesehatan mental akan menentukan diagnosis gangguan kepribadian bila Anda memiliki setidaknya dua dari beberapa kriteria di bawah ini.

  • Pola pemikiran, perasaan, dan perilaku yang sangat menyimpang dari normal sosial serta bertahan dalam waktu cukup lama.
  • Pola ini bersifat tidak fleksibel dan mengikuti perubahan pribadi dan situasi sosial.
  • Pola ini menyebabkan penderitaan secara klinis atau gangguan dalam hubungan sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
  • Pola yang stabil dan berdurasi lama ini awal mulanya dapat ditelusuri setidaknya hingga masa remaja atau dewasa awal.
  • Pola ini tidak lebih cocok dengan kriteria gangguan mental lainnya.
  • Pola ini tidak disebabkan efek suatu zat (obat-obatan dan zat terlarang) atau kondisi medis lainnya (trauma kepala atau demensia).

Untuk mendapatkan informasi mengenai pasien dan menegakkan diagnosis, dokter atau ahli kesehatan mental umumnya juga akan mewawancarai keluarga Anda. 

Dokter juga dapat bertanya tentang kejadian-kejadian penting di masa lalu yang mungkin memengaruhi Anda secara emosional.

Pengobatan gangguan kepribadian

berkonsultasi dengan psikolog

Perawatan akan tergantung pada jenis gangguan kepribadian yang Anda alami. Pasien sering kali membutuhkan kombinasi dari dua jenis perawatan atau lebih agar efeknya lebih terasa.

Adapun, beberapa pengobatan gangguan kepribadian yang umum dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Terapi psikologi

Pada terapi psikologi atau psikoterapi, terapis akan mengajak Anda berdiskusi tentang kondisi, perasaan, dan pemikiran Anda. 

Hal ini bisa membantu mengontrol gejala dan tingkah laku yang mengganggu keseharian Anda. 

Beberapa psikoterapi yang biasanya digunakan, termasuk terapi perilaku kognitif (CBT), terapi tingkah laku dialektikal, dan terapi psikodinamik. 

Di samping itu, terapi yang melibatkan peran keluarga juga mungkin bermanfaat untuk mengatasi masalah mental ini.

2. Obat-obatan

Tidak ada obat-obatan yang khusus untuk mengobati personality disorder. Akan tetapi, psikiater mungkin meresepkan beberapa obat berikut untuk membantu mengontrol gejala Anda. 

  • Obat antidepresan: membantu mengatasi depresi, kemarahan, atau impulsivitas.
  • Obat antimania (mood stabilizer): mencegah mood swing dan mengurangi perilaku agresif.
  • Obat antipsikotik: membantu mengatasi gejala delusi dan halusinasi.
  • Obat anticemas: membantu meringankan kegelisahan, kecemasan, dan insomnia.

3. Program rawat inap

Dalam beberapa kasus, gangguan kepribadian parah memerlukan perawatan khusus kejiwaan di rumah sakit. 

Pengobatan ini umumnya disarankan saat pasien tidak mampu merawat dirinya dengan benar. Hal ini juga dilakukan saat pasien membahayakan diri sendiri dan orang lain. 

Setelah kondisi pasien stabil, dokter mungkin dapat merekomendasikan program rawat jalan. 

Pengobatan di rumah untuk gangguan kepribadian

Seiring dengan pengobatan medis, dokter juga dapat menyarankan perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut untuk mengendalikan gejala personality disorder.

  • Ikut aktif dalam perawatan, misalnya dengan mencatat jadwal terapi pada kalender atau aplikasi pengingat pada ponsel supaya Anda tidak melewatkan sesinya.
  • Minum obat sesuai resep. Jangan berhenti atau mengurangi dosis obat bahkan bila Anda merasa sehat sekalipun.
  • Bergabung dengan support group untuk memperoleh dukungan dan motivasi agar Anda tetap taat pada rencana perawatan.
  • Tetap aktif melakukan aktivitas fisik atau olahraga, seperti berkebun, berenang, jogging, atau berjalan kaki, untuk membantu mengelola gejala personality disorder.
  • Tidak menggunakan narkoba dan alkohol sebagai pelarian dari masalah, sebab ini dapat memperburuk kondisi Anda.

Pengidap gangguan kepribadian atau personality disorder sulit mengenali kondisinya sehingga mereka sangat membutuhkan bantuan orang terdekat. 

Apabila orang terdekat Anda mengidap gangguan ini, bekerja samalah dengan dokter dan ahli kesehatan mental untuk merundingkan penanganan terbaik yang bisa dilakukan.

Kesimpulan

  • Personality disorder adalah gangguan mental yang membuat seseorang memiliki pola pikir, perilaku, dan perasaan yang menyimpang dari norma sosial. 
  • Orang dengan gangguan kepribadian biasanya mengalami kesulitan dalam membangun hubungan dan beradaptasi dengan orang lain.
  • Diagnosis gangguan ini melibatkan kriteria diagnostik yang ditentukan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5).
  • Pengobatan gangguan kepribadian melibatkan terapi psikologi, resep obat-obatan, dan program rawat inap bila diperlukan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 14/07/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan