backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Periodontitis

Ditinjau secara medis oleh drg. Farah Nadiya · Gigi · Lumina Aesthetics Clinic


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 24/02/2022

Periodontitis

Definisi

Apa itu periodontitis?

Periodontitis adalah infeksi gusi serius yang merusak jaringan lunak dan tulang penyokong gigi. Maka dari itu, kondisi periodontitis disebut juga dengan penyakit gusi.

Pada dasarnya, penyakit gusi muncul sebagai kelanjutan dari gingivitis yang sudah parah.

Bila masih dibiarkan tanpa pengobatan, infeksi ini dapat menyebabkan gigi tanggal (gigi lepas dari gusi) atau masalah kesehatan serius lain seperti serangan jantung dan stroke.

Seberapa umumkah masalah gusi ini?

Penyakit gusi termasuk masalah kesehatan yang umum dan dapat dialami siapa saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Kebersihan gigi yang buruk merupakan faktor risiko utama dari penyakit ini.

Anda dapat terhindar dari penyakit ini dengan mengurangi faktor risiko yang ada. Jangan sungkan untuk bertanya atau berdiskusi dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Jenis-jenis

Apa saja jenis-jenisnya?

Berdasarkan tingkat keparahannya, penyakit gusi dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis dari penyakit gusi atau periodontitis ini adalah:

1. Penyakit gusi kronis

Periodontitis atau penyakit gusi kronis adalah termasuk yang paling umum terjadi pada orang dewasa.

Meski begitu, tak menutup kemungkinan anak-anak dan remaja juga bisa mengalaminya. Apalagi jika sedari kecil mereka tidak dibiasakan merawat kebersihan gigi dan mulutnya.

Penyakit gusi kronis disebabkan oleh plak yang dibiarkan terus menumpuk di permukaan gigi dan garis gusi. Seiring waktu, plak ini kemudian mengeras dan membentuk karang gigi.

Karang gigi yang tidak dibersihkan lama-lama dapat merusak jaringan gusi dan tulang penyokong gigi. Kejadian gigi tanggal (lepas dari gusi) sangat mungkin terjadi akibat membiarkan penyakit gusi kronis tanpa perawatan yang tepat.

2. Penyakit gusi nekrotik

Jenis penyakit gusi ini ditandai dengan kematian pada jaringan gusi, ligamen gigi, dan tulang penyokong gigi akibat kurangnya pasokan darah menuju area tersebut.

Pasokan darah yang minim menyebabkan infeksi parah pada jaringan gusi dan tulang penyokong gigi.

Kondisi ini kerap kali dialami orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS, pasien kemoterapi kanker, atau orang yang kekurangan gizi.

3. Penyakit gusi agresif

Ketimbang penyakit gusi lainnya, jenis yang satu ini terhitung jarang terjadi. Kondisi ini biasanya dimulai pada masa kanak-anak atau remaja.

Penyakit gusi agresif dapat menyebabkan kerusakan tulang penyokong gigi secara cepat dan tiba-tiba.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab kondisi ini. Namun, para ahli menduga bahwa faktor genetik berperan penting sebagai penyebab kondisi ini.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala periodontitis?

Penyakit gusi seringkali tidak menimbulkan rasa sakit atau gejala khas. Maka, Anda mungkin saja tidak menyadari jika sedang mengalaminya.

Bahkan, seseorang bisa saja mengalami penyakit gusi selama bertahun-tahun tanpa pernah merasakan gejala yang berarti. Dikutip dari Mayo clinic, Anda perlu mengetahui seperti apa gusi yang normal. Gusi yang sehat berwarna merah muda dan pucat di sekitar gigi.

Meski begitu, kondisi periodontitis atau penyakit gusi adalah hal yang tidak boleh dianggap sepele. Ada tanda dan gejala khas dari kondisi yang harus Anda waspadai berikut ini:

  • Gusi mudah berdarah ketika Anda menyikat gigi atau mengunyah makanan bertekstur keras
  • Gusi bengkak berwarna merah terang atau keunguan
  • Gusi yang terasa nyeri dan lunak saat diraba dengan lidah atau jari
  • Gusi menyusut sehingga membuat gigi terlihat lebih panjang dari biasanya
  • Terdapat celah di antara gigi
  • Keluar nanah di antara gigi dan gusi yang menyebabkan bau mulut dan sensasi tidak sedap dalam mulut
  • Bau mulut yang persisten
  • Gusi dan gigi terasa sakit ketika mengunyah atau menggigit makanan
  • Gigi tanggal atau copot

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda mengalami tanda dan gejala di atas atau memiliki pertanyaan lainnya, jangan ragu berkonsultasi ke dokter gigi. Pada prinsipnya, semakin cepat Anda periksa ke dokter gigi, maka peluang sembuh juga semakin besar. Dengan begitu, Anda bisa terhindar dari risiko kerusakan gigi yang parah.

Hanya dokter gigi yang dapat menentukan seberapa parah kerusakan gigi yang Anda alami dan apa pengobatan yang tepat untuk kondisi Anda.

infeksi gusi periodontitis

Penyebab

Apa penyebab periodontitis?

Penyebab utama dari penyakit gusi adalah plak. Plak sendiri merupakan lapisan licin dan lengket di permukaan gigi yang dipenuhi oleh bakteri.

Plak terbentuk dari sisa-sisa makanan yang Anda makan setiap hari. Pertumbuhan plak akan semakin parah bila Anda makan makanan manis dan berkarbohidrat, serta jarang sikat gigi.

Lalu, plak yang terus terbentuk dan menumpuk lama-lama dapat mengeras dan membentuk karang gigi. Karang gigi lebih sulit dihilangkan dan dapat mengiritasi gusi, menyebabkan gusi meradang, merah, dan membengkak.

Semakin lama plak dan karang gigi berada di gigi Anda, semakin besar kerusakan yang dapat terjadi. Peradangan kronis ini dapat menyebabkan tumbuhnya kantung-kantung berisi plak, karang gigi dan bakteri di antara gusi dan gigi.

Seiring waktu, kantung-kantung ini akan semakin dalam dan semakin banyak dipenuhi bakteri.

Jika tidak segera diobati, infeksi yang dalam ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan gusi dan tulang penyokong gigi. Hal ini membuat gigi Anda goyang dan dalam lebih mudah untuk tanggal atau lepas.

Peradangan kronis yang terus dibiarkan juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya tubuh lebih sulit untuk melawan infeksi penyebab penyakit.

Anda pun lebih mudah untuk mengalami berbagai komplikasi yang serius. Bakteri penyebab infeksi di gusi dapat mengalir ke dalam darah dan menyebabkan peradangan di seluruh tubuh.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk periodontitis?

Berbagai faktor risiko periodontitis atau penyakit gusi yang perlu Anda waspadai adalah:

1. Mulut dan gigi yang kotor

Tidak merawat gigi dengan baik merupakan faktor risiko utama Anda mengalami penyakit gusi. Ingat, plak akan terus tumbuh dari sisa-sisa makanan yang dikonsumsi setiap hari.

Maka dari itu, jarang menyikat gigi dapat memperburuk plak yang bisa memicu penyakit gusi.

2. Radang gusi (gingivitis)

Bila sebelumnya Anda sudah mengalami radang gusi, maka Anda berisiko tinggi mengalami penyakit gusi kronis. Apalagi bila radang gusi yang pernah dialami tidak diobati dan Anda tidak pula merawat kebersihan gigi dengan baik.

3. Keturunan

Penyakit gusi juga bisa dipicu karena faktor keturunan. Bila kakek, nenek, orangtua, dan saudara kandung Anda mengalami kondisi ini,  maka Anda berisiko tinggi mengalaminya juga.

4. Usia

Seiring bertambahnya usia, Anda akan lebih rentan mengalami sejumlah masalah kesehatan termasuk masalah gusi dan gigi.

5. Merokok

Orang yang merokok dua kali lebih mungkin mengalami penyakit gusi dibanding mereka yang tidak merokok. Semakin lama dan banyak Anda merokok, maka risiko Anda terkena penyakit gusi juga akan semakin besar.

6. Kekurangan vitamin A, B, dan C

Vitamin A berperan dalam menjaga keutuhan sel-sel epitel yang membentuk jaringan gusi. Vitamin A juga bersifat antioksidan yang dapat mengatasi infeksi gusi dari dalam. 

Sedangkan, vitamin B kompleks adalah salah satu vitamin penting yang penting untuk kesehatan mulut dan gigi, karena vitamin ini membantu pertumbuhan sel dan sirkulasi darah ke seluruh tubuh, termasuk gusi.

Orang yang asupan vitamin C-nya rendah berisiko lebih tinggi mengalami penyakit gusi. Hal ini karena vitamin C berperan penting dalam membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh melawan infeksi penyebab penyakit.

7. Obat-obatan tertentu

Meski berfungsi untuk mengobati penyakit, sejumlah obat-obatan ada yang memiliki efek samping terhadap kesehatan gigi dan mulut.

Obat-obatan untuk penyakit kanker, darah tinggi, pereda nyeri, depresi, dan alergi, diketahui memiliki efek negatif pada kesehatan mulut.

Konsultasikan ke dokter tentang semua obat yang sedang Anda konsumsi. Dokter akan menentukan obat lain yang lebih aman dan sesuai dengan kondisi Anda.

8. Perubahan hormon

Wanita mungkin lebih berisiko mengalami masalah gusi dan mulut karena perubahan hormon semasa hidupnya.

Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan, masa puber, menstruasi bulanan, dan menopause dapat memengaruhi respons tubuh melawan racun yang dihasilkan plak.

Perubahan hormon pada masa-masa itu juga dapat memengaruhi sirkulasi darah ke jaringan di sekitar gusi, membuat gusi lebih sensitif.

9. Gigi palsu yang tidak pas

Pemasangan gigi palsu yang tidak pas atau lepas juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit gusi. Segera beritahu dokter gigi Anda untuk memperbaiki atau mengatasi kondisi ini.

10. Penyakit tertentu

Faktor lain terjadinya periodontitis adalah adanya kondisi penyakit tertentu.

Orang yang mempunyai riwayat penyakit diabetes, rematik, penyakit Crohn’s, HIV/AIDS, dan leukemia berisiko tinggi terkena penyakit gusi dibanding mereka yang sehat.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana penyakit ini didiagnosis?

Saat Anda mulai menyadari gejala penyakit gusi, segera periksakan ke dokter gigi. Dokter akan memeriksa gejala fisik pada gigi untuk diagnosis.

Selama pemeriksaan, dokter gigi biasanya juga akan menilai gejala penyakit gusi dengan melihat:

  • Tingkat perdarahan dan pembengkakan gusi.
  • Jarak atau kantong antara gusi dan gigi. Gusi yang sehat memiliki kantong berkurang 1 sampai 3 milimeter (mm). Kantung yang lebih dalam dari 5 mm menandakan periodontitis. Pada prinsipnya, semakin besar dan semakin dalam kantong gusi, semakin banyak pula plak yang akan masuk dan memperparah penyakit gusinya.
  • Tingkat kelurusan pertumbuhan gigi.
  • Kesehatan tulang rahang, untuk membantu mendeteksi kerusakan tulang di sekitar gigi.

Pada beberapa kasus, dokter juga dapat memeriksa kondisi gusi dengan rontgen untuk melihat ada tidaknya pengeroposan tulang penyokong gigi.

Apa saja pengobatan untuk periodontitis?

Dokter gigi dapat merekomendasikan sejumlah pengobatan untuk membersihkan kantung pada gigi dan mencegah kerusakan pada tulang. Hal ini meliputi prosedur scaling, alias pembersihan plak dan karang gigi menggunakan alat khusus bernama ultrasonic scaler. 

Selama proses berlangsung, Anda mungkin akan merasakan sensasi ngilu dan gusi berdarah. Dokter akan meminta Anda untuk berkumur beberapa kali untuk membantu membilas darah.

Dokter gigi juga mungkin akan meresepkan obat pereda nyeri untuk membantu meringankan rasa nyeri dan sensasi nyut-nyutan di bagian gusi atau gigi yang bermasalah. 

Antibiotik juga dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut. Ketika diresepkan antibiotik, pastikan Anda meminumnya sesuai dengan anjuran dokter.

Penggunaan antibiotik yang sembarangan dapat meningkatkan risiko resistensi antibiotik. Kondisi ini membuat infeksi lebih sulit diobati karena bakteri penyebab infeksi sudah kebal terhadap obat.

Dalam kasus serius, operasi mungkin dapat diperlukan untuk memperbaiki jaringan atau struktur tulang penyokong gigi yang rusak. Silakan konsultasi ke dokter untuk informasi lebih lanjut terkait pengobatan penyakit gusi.

Semua prosedur medis memiliki efek samping. Namun, pastikan prosedur yang Anda jalani nantinya memiliki manfaat yang jauh lebih besar ketimbang efek sampingnya.

Apa saja pengobatan alami untuk membantu mengatasi infeksi gusi?

1. Teh hijau

Teh hijau diklaim mampu memperbaiki kerusakan gigi, memperbaiki kantong gusi, dan mengurangi perdarahan pada gusi. 

Penelitian dari Jepang yang dipublikasikan dari Journal of Periodontology menemukan bahwa teh hijau bisa menjadi obat infeksi gusi alami. Pada penelitian tersebut, diungkapkan bahwa semakin banyak minum atau mengonsumsi teh hijau murni bisa semakin membantu menyelesaikan masalah pada gusi Anda.

2. Minyak kelapa dan garam himalaya

Untuk mengurangi peradangan pada gusi, Anda disarankan untuk berkumur atau melumurkan gusi yang sakit dengan campuran minyak kelapa dan garam himalaya (himalayan salt) yang warnanya pink. Pijat dan kumur-kumur selama 3-5 menit, lalu kumur dengan air tawar.

Minyak kelapa dan garam himalaya sama-sama punya kandungan antimikroba dan antiradang yang baik untuk meringankan rasa sakit dan gejala infeksi yang sudah parah.

3. Lidah buaya

Para peneliti dari India telah mempelajari kegunaan dan manfaat lidah buaya untuk kesehatan gigi dan mulut. 

Hasil temuan menunjukkan bahwa menerapkan gel lidah buaya pada gigi, gusi dan kantung gusi yang meradang bisa bermanfaat baik pada kondisi gusi. 

Anda bisa mencoba menggunakan 100 miligram gel lidah buaya per hari dan ditempelkan pada gusi untuk mempercepat penyembuhan infeksi.

Perawatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi periodontitis?

1. Rajin sikat gigi

Supaya penyakit gusi yang Anda alami tidak terlanjur bertambah parah, penting bagi Anda untuk menerapkan kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari setelah makan.

Pastikan bulu sikat yang Anda gunakan lembut dan punya bagian kepala yang tidak terlalu besar. Dengan begitu, sikat dapat menjangkau hingga ke bagian dalam gigi.

Pertimbangkan untuk menggunakan sikat gigi elektrik karena dinilai lebih efektif mengangkat plak dan karang gigi. Bila ingin memakai sikat gigi manual, pastikan juga teknik menyikat gigi Anda sudah benar.

Sikatlah gigi Anda dengan gerakan melingkar dari atas ke bawah selama 20 detik pada setiap bagian gigi.

2. Flossing gigi

Selain menyikat gigi, Anda juga harus rajin flossing. Flossing adalah teknik membersihkan gigi menggunakan benang.

American Dentist Association mengungkapkan bahwa benang gigi dirancang untuk membersihkan celah antar gigi yang susah dijangkau dengan bulu sikat gigi.

Namun, hati-hati ketika membersihkan gigi dengan benang. Gesekkan benang secara perlahan dan pastikan benang tidak mengenai gusi.

Gesekan atau tarikan benang yang terlalu kencang akan membuat gusi rentan terluka dan berdarah.

3. Rajin periksa ke dokter gigi

Bila plak sudah berubah menjadi karang gigi, maka rajin sikat gigi saja tidak akan cukup untuk membersihkannya. Anda butuh membersihkan gigi dengan prosedur khusus di dokter gigi.

Maka dari itu, setiap orang dewasa pada dasarnya dianjurkan untuk rajin periksa gigi 6 bulan sekali ke dokter gigi. Anak-anak juga perlu dikenalkan pentingnya periksa rutin ke dokter gigi sejak dini.

Pemantauan secara berkala dapat memudahkan dokter untuk merawat dan mengobati bila sewaktu-waktu Anda mengalami masalah. Check up rutin juga efektif untuk mencegah timbulnya berbagai masalah gigi dan mulut lain di kemudian hari.

Risiko komplikasi

Komplikasi penyakit yang mungkin muncul akibat infeksi gusi

Komplikasi yang paling umum adalah gusi bengkak bernanah, gusi surut, hingga gigi copot sendiri. Jika dibiarkan terus berlanjut tanpa diobati, masuknya bakteri ke jaringan dalam gusi dapat menyerang organ dalam tubuh lainnya. Beberapa komplikasi penyakit akibat infeksi gusi yang dapat terjadi adalah:

1. Gingivitis ulseratif akut nekrosis (ANUG)

Gingivitis ulseratif akut kronis (ANUG) adalah salah satu komplikasi infeksi gusi yang paling awal. ANUG berisiko tinggi terjadi pada orang yang sudah terlanjur mengalami infeksi gusi tapi tetap jarang menggosok gigi dan mengabaikan pola hidup sehat.

2. Penyakit jantung dan stroke

Infeksi periodontitis meningkatkan risiko Anda terkena serangan jantung, stroke, atau penyakit kardiovaskular lainnya hingga 3 kali lipat. Dr. Hatice Hasturk, seorang dokter gigi dari Forsyth Institute, mengungkapkan bahwa risiko ini disebabkan oleh timbunan plak yang dapat masuk ke pembuluh darah dalam gusi lewat lubang pada gigi.

3. Pneumonia

Dikutip dari Telegraph, Dental Health Foundation melaporkan bahwa salah satu komplikasi penyakit dari infeksi gusi yang harus diwaspadai adalah infeksi paru atau pneumonia. 

Bakteri dalam gusi bisa mengalir dalam pembuluh darah dan sampai ke paru hingga menginfeksinya. Saat bernapas lewat mulut, bakteri jahat penyebab periodontitis juga dapat terhirup dan masuk ke tenggorokan hingga paru.

4. Komplikasi pada kehamilan

Komplikasi akibat infeksi gusi yang dapat terjadi pada ibu hamil adalah bayi lahir prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR). Lagi-lagi, hal ini disebabkan oleh masuknya bakteri penyebab radang gusi ke dalam aliran darah hingga mencapai tubuh janin dalam kandungan lewat plasenta.

5. Kanker kepala dan leher

Bakteri Porphyromonas gingivalis penyebab radang gusi dikaitkan dengan perkembangan sel tumor ganas di jaringan sekitar kepala dan leher, karena racun yang dilepaskannya termasuk radikal bebas bersifat karsinogenik (pemicu kanker).

Teori ini diperkuat oleh sebuah penelitian yang dimuat dalam Cancer Epidemiology, Biomarkers, and Prevention. Peneliti menemukan bahwa setiap milimeter pengeroposan tulang rahang akibat penyakit gusi kronis berkorelasi dengan peningkatan risiko kanker kepala dan leher hingga lebih dari empat kali lipat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

drg. Farah Nadiya

Gigi · Lumina Aesthetics Clinic


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 24/02/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan