backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Apa yang Akan Terjadi Setelah Transplantasi Hati?

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 11/07/2021

    Apa yang Akan Terjadi Setelah Transplantasi Hati?

    Banyak tantangan yang perlu Anda lalui setelah operasi transplantasi hati, terutama dalam menghadapi kemungkinan komplikasi dan kembali ke kehidupan sehari-hari. Jika Anda tidak melakukan perawatan yang tepat, akan sangat berbahaya bagi organ transplan dan keseluruhan kesehatan Anda. Jadi, apa yang harus Anda dan keluarga Anda lakukan setelah transplantasi hati?

    Hal yang terjadi setelah transplantasi hati

    Setelah menjalani operasi, Anda perlu mendapatkan perawatan di ruang perawatan intensif selama beberapa hari.

    Selama waktu tersebut, dokter dan petugas kesehatan lainnya akan mengawasi kondisi kesehatan Anda untuk melihat adanya gejala komplikasi. Anda mungkin juga akan menjalani sejumlah tes untuk memastikan hati Anda bekerja dengan normal.

    Begitu keadaan Anda sudah stabil, Anda dapat pulang ke rumah atau pindah ke ruang pemulihan. Biasanya, masa rawat inap bisa mencapai sekitar 5 sampai 10 hari.

    Sebelum pulang, dokter Anda akan mendiskusikan dengan Anda mengenai pilihan perawatan dan bagaimana pengaruhnya bagi Anda.

    Nantinya, Anda masih harus mengunjungi rumah sakit secara berkala untuk menjalani pemeriksaan. Anda mungkin akan menjalani tes darah beberapa kali setiap minggu. Frekuensi kunjungan ke dokter akan dikurangi seiring waktu.

    Anda mungkin perlu untuk mengonsumsi obat selama sisa hidup Anda untuk mencegah sistem imun Anda menolak hati baru Anda.

    Biasanya dokter akan memberikan obat-obatan immunosupresants yang dapat menekan kerja sistem imun. Namun, perlu Anda ketahui, obat ini membuat sistem imun melemah sehingga Anda akan lebih rentan terhadapinfeksi penyakit.

    Meski demikian, untungnya dokter juga akan memberikan obat-obatan lain untuk membantu mengurangi risiko komplikasi lainnya setelah transplantasi hati.

    Komplikasi setelah transplantasi hati

    Seperti yang telah disebutkan, Anda harus minum obat-obatan yang direspkan oleh dokter. Sebab, setelah transplantasi hati, sistem imun tubuh Anda akan menganggap organ transplan sebagai objek asing dan berusaha untuk melindungi Anda dengan menolaknya.

    Berikut adalah berbagai komplikasi yang bisa saja terjadi setelah Anda menjalani transplantasi hati:

    • Perdarahan: Terdapat risiko kecil akan pendarahan di anastomosis, tempat di mana pembuluh darah dari pendonor dan penerima disambungkan.
    • Hepatic artery thrombosis: Jika ada penggumpalan di hepatic artery, dapat terjadi malfungsi hati.
    • Kebocoran saluran empedu: Sambungan antara hati dan saluran empedu atau posisi usus mungkin bocor. Hal ini dapat membuat empedu bocor ke rongga perut dan menyebabkan infeksi.
    • Penolakan: Tubuh Anda akan menciptakan sel imun untuk menyerang hati Anda karena ia menganggap hati sebagai objek asing.
    • Infeksi: Setelah transplantasi, Anda memiliki risiko tinggi mengalami infeksi karena sistem imun dihalangi oleh obat-obatan, terutama jika Anda tidak menjaga area operasi dengan hati-hati.
    • Kambuhnya hepatitis: Dapat terjadinya kambuh, terutama infeksi virus hepatitis B atau C setelah transplantasi.

    Maka dari itu, Anda perlu mengikuti resep dari dokter dan mengunjungi rumah sakit untuk pemeriksaan rutin. Hubungi dokter Anda apabila pertanda komplikasi muncul.

    Anda perlu membatasi beberapa aktivitas Anda

    Setelah pulang dari operasi transplantasi hati, Anda perlu melindungi area operasi untuk mencegah dari infeksi dan komplikasi lainnya. Sehingga, untuk kembali ke kehidupan normal dan aktif, Anda perlu mengingat beberapa batasan.

    • Jangan angkat beban lebih dari 2 kg selama 6 minggu pertama dan beban lebih dari 9 kg selama 3 bulan pertama setelah operasi.
    • Hindari aktivitas yang menarik otot perut di sekitar area operasi, seperti menyapu selama 3 bulan.
    • Mandi dengan shower lebih baik dibanding berendam, setidaknya selama 6 bulan.
    • Jangan berlari pada permukaan yang keras seperti semen atau aspal selama 6 bulan.
    • Hindari aktivitas fisik berat seperti menunggang kuda atau motor selama 1 tahun.
    • Jangan mengendarai mobil 1 bulan setelah transplantasi, atau kapan pun saat Anda mengonsumsi obat-obatan penghilang rasa sakit.
    • Batasi konsumsi lemak dan sodium (garam) pada pola makan Anda.
    • Hindari merokok dan alkohol.

    Semakin Anda disiplin saat masa pemulihan, semakin cepat juga Anda akan mendapat kekuatan Anda kembali. Jangan lupa untuk selalu berpikiran positif dan bahagia.

    Walau Anda mungkin tidak menyadari pentingnya merawat diridengan baik, hasilnya akan terlihat jika Anda melakukannya dengan tekun.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 11/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan