backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Anosmia

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 22/11/2023

Anosmia

Saat mengalami gangguan hidung dan saluran pernapasan, tidak jarang penderita yang kehilangan kemampuan untuk mencium bau. Kondisi tersebut disebut juga dengan anosmia. Lalu, apakah itu anosmia? Apakah ini merupakan kondisi yang berbahaya? Ketahui selengkapnya di bawah ini.

Apa itu anosmia?

cara mengatasi lubang hidung kering

Anosmia adalah salah satu gangguan penciuman yang terjadi saat kehilangan indra penciuman. Dalam kata lain, hidung tidak bisa membaui apa-apa yang ada di sekitar.

Gangguan pada hidung ini sangat umum terjadi, tetapi lebih sering menyerang wanita dibandingkan pria.

Anosmia juga dapat dialami oleh siapa saja di segala kelompok usia. Namun, kondisi ini dapat terjadi lebih lama pada orang dewasa berusia di atas 50 tahun.

Anosmia biasanya disebabkan oleh gangguan pada hidung atau cedera otak. Akan tetapi, sebagian orang juga bisa terlahir tanpa indra penciuman (anosmia bawaan).

Kemampuan indra penciuman sendiri didorong oleh proses tertentu.

Hidung dan tenggorokan bagian atas terdiri dari sel penerima sinyal bau atau yang disebut juga dengan sel olfactory.

Awalnya, molekul yang dilepaskan dari suatu zat (seperti aroma dari bunga) harus merangsang sel tersebut.

Saat mendeteksi adanya bau, sel akan mengirimkan sinyal ke otak. Otak kemudian memproses untuk mengenali baunya.

Berbagai kondisi yang mengganggu proses ini, seperti hidung tersumbat, penggunaan obat-obatan tertentu, perubahan hormon, atau kerusakan pada sel-sel saraf itu sendiri, dapat menyebabkan hilang indra penciuman.

Penciuman Anda mungkin menjadi tidak setajam biasanya atau bahkan hidung tidak bisa mencium bau sama sekali.

Selain untuk mendeteksi bau, hidung juga berperan untuk mendeteksi bahaya dan merasakan makanan. Misalnya, ketika mencium bau makanan atau gas bocor.

Secara umum, kemampuan untuk membaui juga dapat memengaruhi kemampuan untuk merasa.

Tanpa indra penciuman, indra perasa pada lidah hanya dapat mendeteksi beberapa rasa. Hal ini dapat memengaruhi kualitas hidup Anda.

Terkadang, anosmia bisa menyebabkan hilanganya indra pengecap secara total (ageusia).

Apa tanda dan gejala anosmia?

Tanda dan gejala yang jelas dari anosmia adalah hilangnya kemampuan hidung untuk mencium aroma.

Penurunan kemampuan penciuman bisa terjadi secara perlaha atau tiba-iba.

Beberapa penderita anosmia juga dapat menyadari adanya perubahan bau pada beberapa hal. Misalnya, yang paling umum adalah tidak mampu mencium bau badan sendiri.

Mungkin ada gejala lain yang muncul yang belum disebutkan. Jika Anda memiliki kekhawatiran tertentu, konsultasikan pada dokter.

Apa penyebab anosmia?

Dikutip dari Mayo Clinic, hidung tersumbat karena pilek adalah penyebab umum anosmia sementara.

Penyumbatan pada saluran hidung yang disebabkan oleh polip atau patah tulang hidung juga adalah penyebab umum anosmia. 

Anda juga cenderung mengalami kehilangan indra penciuman seiring dengan bertambahnya umum, terutama setelah usia 60 tahun.

Ada sejumlah besar penyebab yang bisa memicu anosmia. Beberapa penyebab anosmia adalah sebagai berikut.

  • Infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan atas, seperti influenza, pilek, dan COVID-19.
  • Sinusitis yang berkepanjangan (kronis), dengan atau tanpa polip hidung.
  • Kelainan hidung, seperti hidung bengkok atau septum (dinding yang membelah lubang hidung) hidung yang tidak lurus.
  • Hay fever (rhinitis) yang menyebabkan peradangan parah di saluran hidung.
  • Obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, antibiotik, obat antiinflamasi, dan obat penyakit jantung, dan obat-obatan terlarang.
  • Penggunaan narkoba seperti kokain atau amphetamine.
  • Diabetes.
  • Usia tua, di mana kemampuan hidung akan jadi melemah setelah melewati usia 60.
  • Penyalahgunaan alkohol jangka panjang.
  • Tiroid kurang aktif.
  • Sindrom Cushing (tingginya kadar hormon kortisol dalam darah).
  • Paparan terhadap zat yang membakar bagian dalam hidung.
  • Cedera kepala.
  • Tumor otak.
  • Radioterapi pada kepala dan leher.
  • Epilepsi.
  • Penyakit Parkinson.
  • Penyakit Alzheimer.
  • Stroke.
  • Penyakit hati atau ginjal.
  • Kekurangan vitamin B12.
  • Skizofrenia.
  • Sarcoidosis atau penyakit langka yang menyebabkan sel-sel otak menggumpal.
  • Anosmia bawaan.

Bagaimana cara mendiagnosis anosmia?

endoskopi nasal endoskopi hidung

Dokter akan mengajukan pertanyaan tentang gejala yang Anda alami saat ini, memeriksa hidung Anda, melakukan pemeriksaan fisik lengkap, dan mengajukan pertanyaan tentang riwayat kesehatan Anda.

Dokter juga bisa bertanya tentang kapan gejala ini dimulai, apakah semua atau hanya sebagian jenis bau yang terpengaruh, serta apakah Anda bisa merasakan makanan atau tidak.

Dokter kemudian bisa melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit ini.

Bergantung pada jawaban Anda, tes yang mungkin dilakukan untuk mendiagnsois anosmia adalah sebagai berikut.

  • Computerized Tomography (CT) scan, yang menggunakan X-ray untuk menghasilkan gambar detail otak.
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI), yang menggunakan gelombang radio dan magnet untuk melihat otak.
  • X-ray tengkorak.
  • Rhinoskopi untuk melihat bagian dalam hidung.

Apa pengobatan untuk anosmia?

Penderita anosmia bawaan tidak akan bisa mencium bau seumur hidupnya. Saat ini, belum ada penyembuh atau pengobatan untuk anosmia bawaan.

Namun, jenis anosmia lainnya bisa diobati ketika kondisi utama penyebabnya telah diobati.

Pengobatan yang dapat membantu Anda mengatasi anosmia adalah sebagai berikut.

  • Irigasi atau cuci hidung dengan larutan garam (saline).
  • Obat antihistamin.
  • Semprotan hidung atau obat tetes steroid.
  • Operasi pengangkatan polip hidung.
  • Operasi meluruskan septum hidung.
  • Operasi membersihkan sinus, disebut operasi endoskopik sinus (ESS).

Anda juga bisa menggunakan obat-obatan yang berfokus pada kondisi penyebab dari anosmia itu sendiri. Misalnya, dengan mengonsumsi obat-obatan flu sebagai cara mengembalikan penciuman akibat terkena flu.

Selain itu, perubahan gaya hidup dan penanganan di rumah juga dapat membantu Anda mengatasi anosmia, yang meliputi berikut ini.

  • Pasang alarm kebakaran di semua area rumah, terutama di dapur dan dekat perapian. Ketika Anda tidak dapat mencium bau, alarm ini akan menjadi peringatan untuk Anda.
  • Beralihlah dari kompor gas alami ke kompor gas listrik atau pertimbangkan memasang alat detektor gas.
  • Tandai dengan jelas tanggal kedaluwarsa makanan dan tandai makanan sisa dengan tanggal, sehingga Anda tahu kapan harus membuangnya.
  • Bacalah label peringatan produk dengan saksama, seperti pembersih kamar mandi dan dapur, dan insektisida, untuk waspada terhadap bahan kimia kuat.
  • Lakukan langkah-langkah sehat yang dapat meningkatkan kekuatan indra penciuman seiring dengan bertambahnya umur.

Kapan harus periksa ke dokter?

Pada sebagian besar kasus, anosmia bukan suatu kondisi yang serius. Akan tetapi, anosmia bisa menjadi tanda atau gejala dari kondisi yang lebih serius.

Anda harus menghubungi dokter jika mengalami beberapa tanda-tanda anosmia berikut ini.

  • Kehilangan indra penciuman karena pilek, alergi, atau infeksi sinus biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Namun, bila penyakitnya sudah sembuh tapi Anda masih tidak bisa mencium bau-bauan, konsultasikan pada dokter untuk mendeteksi adanya kondisi lain yang lebih serius.
  • Kehilangan indra penciuman terkadang dapat diobati, bergantung pada penyebabnya. Dokter bisa memberikan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri atau menghilangkan apa pun yang menyumbat saluran hidung Anda.
  • Dalam kasus lain, Anda bisa kehilangan penciuman secara permanen. Khususnya, setelah usia 60 tahun, Anda lebih berisiko untuk kehilangan indra penciuman Anda.

Jika Anda mengalami gejala di atas atau memiliki pertanyaan, sebaiknya konsultasikanlah pada dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 22/11/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan