Neuropati adalah sebutan umum untuk nyeri atau kerusakan pada saraf. Kondisi ini dapat memengaruhi sebagian atau seluruh bagian saraf-saraf yang ada di tubuh. Neuropati dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu, saraf terjepit, maupun cedera.
Dalam dunia medis, ada lebih dari 100 jenis kerusakan saraf, namun secara garis besar neuropati dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu neuropati perifer, proksimal, kranial, otonom, dan fokal. Setiap jenis neuropati memiliki gejala dan penyebab yang berbeda-beda.
Neuropati adalah kondisi kesehatan yang sangat umum terjadi. Penderitanya berasal dari segala golongan usia, namun biasanya orang berusia lanjut lebih berisiko terkena kondisi ini.
Neuropati juga banyak ditemukan pada pengidap diabetes. Sebanyak 60 hingga 70 persen penderitanya menunjukkan gejala-gejala neuropati.
Kondisi ini juga lebih sering menyerang pasien wanita dibanding pria. Selain itu, orang-orang dengan pekerjaan yang sering melakukan gerakan repetitif (berulang-ulang) juga lebih mudah terkena kondisi ini.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, neuropati dibagi menjadi 5 jenis secara umum. Pembagian ini berdasarkan pada saraf bagian mana yang mengalami kerusakan.
Berikut adalah kelima jenis neuropati yang paling umum:
Jenis ini adalah yang paling sering terjadi pada pasien. Kondisi ini diakibatkan oleh kerusakan pada sistem saraf di otak dan tulang belakang. Kerusakan saraf pada bagian tersebut dapat memengaruhi kaki, lengan, tangan, dan jari.
Neuropati perifer dapat dibagi lagi menjadi 2 tipe, yaitu mononeuropati dan polineuropati. Mononeuropati menyerang satu saraf perifer, sedangkan polineuropati mengenai seluruh bagian saraf perifer.
Kerusakan saraf jenis proksimal cukup langka dan menyerang saraf di bagian paha, pinggang, dan pantat. Neuropati proksimal biasanya hanya terjadi pada satu sisi bagian tubuh, jarang dapat menyebar dibagian tubuh yang lain. Neuropati proksimal lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita. Biasanya pada usia di atas 50 tahun dan memiliki kadar gula darah dan kolesterol (trigliserida) yang tinggi
Pada neuropati jenis kranial, kerusakan terjadi pada otak atau batang. Kerusakan di area tersebut dapat memengaruhi pergerakan mata dan wajah.
Penyakit bell’s palsy adalah salah satu dari beberapa penyakit yang termasuk jenis neuropati kranial.
Kerusakan terjadi pada sistem saraf involunter yang mengatur jantung, sistem ekskresi, sistem pencernaan, suhu tubuh, sirkulasi darah, kelenjar keringat, dan fungsi organ reproduksi.
Neuropati jenis fokal termasuk kelainan saraf yang paling jarang terjadi. Biasanya, kerusakan ditemukan pada saraf-saraf yang berada di pergelangan tangan, kepala, atau kaki, walaupun kadang juga terjadi di saraf bagian punggung, dada, dan mata.
Penyakit yang paling sering dikaitkan dengan neuropati fokal adalah carpal tunnel syndrome (CTS).
Neuropati menunjukkan gejala-gejala yang bervariasi, tergantung pada jenis dan lokasi saraf yang terdampak.
Gejala dapat muncul secara tiba-tiba atau yang biasa disebut neuropati akut. Dalam kasus lain, gejala berkembang seiring berjalannya waktu, yang juga sering disebut neuropati kronis.
Secara umum, kondisi kerusakan saraf memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
Apabila dibagi berdasarkan jenis saraf yang terdampak, maka neuropati akan menunjukkan gejala-gejala yang bervariasi seperti di bawah ini:
Saraf otonomik bertugas untuk mengontrol aktivitas tubuh secara tidak sadar atau setengah sadar. Apabila mengalami kerusakan, maka gejala yang mungkin terasa adalah:
Saraf motorik berperan dalam mengontrol pergerakan dan tindakan manusia. Jika mengalami neuropati, maka gejala-gejalanya adalah sebagai berikut:
Saraf yang berfungsi untuk menghantarkan rasa sakit dan sensasi lainnya pun dapat mengalami kerusakan, yang ditunjukkan dengan gejala-gejala sebagai berikut:
Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasakan gejala-gejala yang disebutkan di atas, segera konsultasi ke dokter Anda.
Neuropati biasanya menimbulkan gejala-gejala di atas. Namun, ada kalanya penderita tidak menunjukkan gejala apapun.
Jika Anda memiliki tanda atau gejala yang tercantum di atas atau ingin bertanya, konsultasikan ke dokter.
Setiap tubuh berfungsi dengan berbeda dan menunjukkan gejala yang bervariasi satu sama lain.
Selalu diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi dan penanganan terbaik bagi situasi Anda.
Neuropati adalah kondisi yang dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Kerusakan saraf bisa saja disebabkan oleh penuaan, seperti yang sering terjadi pada kasus neuropati perifer.
Di kasus lainnya, kerusakan juga dapat terjadi akibat adanya cedera yang mengakibatkan saraf meregang, terputus, atau terjepit.
Berikut ini adalah beberapa penyebab yang dapat memicu terjadinya kerusakan saraf, yaitu:
Beberapa penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf dapat menyebabkan neuropati, seperti sindrom Guillain-Barre (kondisi langka di mana sistem imun menyerang saraf perifer), penyakit radang pencernaan, myasthenia gravis, lupus, dan multiple sclerosis.
Sel tumor terkadang dapat masuk dan menekan serat-serat saraf, sehingga bisa memicu kerusakan. Selain itu, respon sistem imun pasien pengidap kanker juga dapat memengaruhi kerusakan saraf.
Apabila ginjal dan hati bermasalah, darah akan mengandung kadar racun yang lebih banyak dari biasanya. Hal ini dapat berujung pada kerusakan jaringan saraf.
Sebanyak 30 hingga 40 persen penderita kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi dapat mengalami polineuropati. Terapi radiasi pun juga menunjukkan gejala kerusakan saraf, walaupun dampaknya baru terlihat beberapa bulan atau tahun setelahnya.
Angka pengidap diabetes yang mengalami kerusakan saraf cukup tinggi, mulai dari tingkat kerusakan yang sedang hingga parah pada sistem saraf sensorik, motorik, maupun otonomik.
Tubuh yang mengalami cedera serius akibat kecelakaan dapat mengalami trauma yang serius dan berujung pada kerusakan sistem saraf.
Mengonsumsi obat-obatan tertentu dapat berkontribusi pada terjadinya kerusakan saraf. Selain itu, merokok dan minum alkohol juga membiarkan tubuh menerima zat beracun, yang mengakibatkan gejala neuropatik yang parah.
Zat beracun yang mungkin secara tidak sengaja tertelan, termasuk timbal, arsenik, dan merkuri, juga menyebabkan kerusakan saraf.
Penyakit yang mempengaruhi sistem saraf motorik, termasuk amyotrophic lateral sclerosis atau penyakit Lou Gehrig, dapat mengakibatkan kerusakan saraf yang memburuk seiring berjalannya waktu.
Kekurangan nutrisi tertentu, termasuk vitamin B6 dan B12, kemungkinan dapat menimbulkan gejala nyeri dan kerusakan saraf.
Penyakit yang ditularkan melalui virus seperti penyakit Lyme, herpes, HIV, dan hepatitis C dapat merusak sistem saraf pusat dan perifer.
Neuropati adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja. Namun, ada berbagai macam faktor yang meningkatkan kemungkinan Anda terkena penyakit ini.
Berikut ini merupakan faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan Anda terserang penyakit ini, yaitu:
Karena kerusakan saraf dibagi menjadi berbagai jenis dan gejala, umumnya sulit untuk mendiagnosis penyakit ini secara akurat. Biasanya, dokter akan melakukan beberapa macam pemeriksaan dan tes sebagai berikut:
Dokter akan menanyakan apa saja gejala yang Anda rasakan, faktor risiko seperti lingkungan pekerjaan, kebiasaan sehari-hari, paparan terhadap zat beracun, konsumsi alkohol, adanya penyakit menular, dan apakah anggota keluarga lain yang pernah terkena penyakit saraf.
Setelah itu, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan neurologis untuk mengidentifikasi penyebab gangguan neuropatik, serta tingkat dan jenis kerusakan saraf. Lewat tes ini, dokter dapat mengetahui adanya penyakit atau masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kerusakan saraf, seperti diabetes.
Dokter juga akan mengambil darah Anda dan mengecek apakah Anda menderita diabetes, kekurangan vitamin, disfungsi ginjal atau hati, gangguan metabolisme tubuh, infeksi, dan aktivitas sistem imun yang tidak normal.
Kemudian, dokter akan melakukan serangkaian tes tambahan apabila ingin mengetahui seberapa parah kerusakan saraf dan apa tindakan yang harus diambil.
Terdapat dua jenis tes fungsi saraf yang dapat dokter lakukan, yaitu:
Tes yang mengukur kekuatan dan kecepatan sinyal di saraf motorik dan sensorik ini berfungsi untuk mengetahui jenis saraf yang mengalami kerusakan.
Pada tes elektromiografi, sebuah jarum berukuran sangat kecil akan dimasukkan ke dalam salah satu otot untuk merekam aktivitas listrik saat sedang rileks dan kontraksi. Tes ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas listrik saraf motorik yang tidak wajar, serta membedakan antara gangguan otot dan saraf.
Ada dua macam tes yang mungkin akan dilakukan oleh dokter:
Pada tes ini, dokter akan mengambil bagian dari jaringan saraf Anda, biasanya saraf sensorik di kaki bagian bawah. Walaupun hasil lebih detail dan akurat, tes ini berisiko semakin merusak fungsi saraf dan meninggalkan rasa sakit yang kronis.
Mirip dengan biopsi saraf, dokter mengambil sedikit bagian dari kulit Anda untuk memeriksa ujung serat saraf.
Beberapa jenis tes otonom dilakukan untuk kerusakan saraf jenis perifer, salah satunya adalah tes QSAT. Tes ini bertujuan untuk mengetahui adanya serat saraf yang tidak bekerja dengan normal, terutama pada kasus polineuropati.
Tes MRI pada tulang belakang dapat memperlihatkan apakah ada saraf terjepit, tumor, atau masalah internal lainnya.
Melalui CT scan, dokter dapat mengetahui adanya penyempitan kanal tulang belakang (spinal stenosis), tumor, kerusakan tulang dan pembuluh darah yang mungkin dapat memengaruhi saraf.
Informasi yang dijabarkan bukan pengganti bagi nasihat medis. SELALU konsultasi ke dokter Anda.
Tergantung pada seberapa parah kerusakan saraf, pengobatan yang Anda perlukan akan bervariasi.
Dalam kasus neuropati yang ringan, dokter akan menganjurkan untuk beristirahat yang cukup dan meresepkan obat-obatan penghilang rasa sakit seperti antidepresan trisiklik dan obat antikejang tertentu.
Berikut adalah beberapa obat-obatan yang sering diresepkan oleh dokter
Selain itu, dokter juga akan meminta Anda untuk melakukan beberapa hal di bawah:
Tergantung jenis dan keparahan cedera, dokter akan membahas metode berbeda untuk memperbaiki saraf dan membuat rencana pengobatan yang cocok bagi Anda.
Kerusakan pada saraf dapat diminimalisir dengan cara mengganti gaya hidup dan melakukan pengobatan rumahan.
Hal ini tidak hanya akan membantu mencegah munculnya gejala-gejala neuropati, namun kesehatan tubuh Anda secara keseluruhan akan terjaga.
Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini dapat Anda lakukan untuk mengatasi kerusakan saraf:
Dengan rutin berolahraga, kerusakan pada saraf dapat pulih lebih cepat dan Anda akan terhindar dari kondisi mati otot.
Rokok dapat memengaruhi dan memperburuk gejala-gejala neuropati. Oleh karena itu, apabila Anda perokok aktif, usahakan untuk berhenti.
Kafein yang biasanya terkandung dalam kopi dapat menurunkan kualitas tidur Anda. Hal ini dapat berpengaruh pada keparahan gejala kerusakan saraf dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Konsumsi minuman beralkohol juga dapat memicu munculnya kembali gejala-gejala neuropati.
Apabila gejala neuropati muncul dan Anda mengalami rasa nyeri di bagian tubuh tertentu, Anda dapat mencoba meredakannya dengan cara mengompres area tubuh yang sakit.
Jika ingin bertanya, konsultasikan kepada dokter untuk lebih mengerti solusi terbaik bagi Anda.
Hello Health Group tidak memberikan nasihat kesehatan, diagnosis atau pengobatan.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar