backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Milia

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Milia

Khawatir dengan benjolan kecil putih yang berkumpul di bawah mata atau di hidung? Benjolan tersebut mungkin saja merupakan kista kecil yang disebut milia. Umumnya, kista kecil ini tidak berbahaya, tapi ada penyebab milia yang membutuhkan pengobatan dan perawatan kulit.

Apa itu milia?

Milia adalah sekelompok benjolan kecil, biasanya berwarna putih, dan menggerombol banyak pada kulit wajah. Kondisi benjolan putih ini merupakan kista kecil yang sering muncul di pipi, hidung, mata, dan kelopak mata.

Milia juga bisa disebut sebagai kista kecil. Kondisi ini dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan usia, di mana tempat munculnya, serta apa penyebab benjolan ini muncul.

Selain jenis, milia dibagi ke dalam kategori primer atau sekunder. Milia primer terbentuk langsung dari keratin yang terperangkap di bawah kulit. Kista primer  ini biasanya ditemukan pada wajah bayi atau orang dewasa.

Jenis sekunder punya bentuk mirip dengan yang primer. Namun, jenis sekunder berkembang setelah sesuatu menyumbat saluran yang mengarah ke permukaan kulit, seperti setelah cedera, terbakar, atau kulit melepuh.

Jenis milia

Kondisi kulit ini dibagi dalam beberapa jenis yang dijabarkan di bawah ini.

1. Neonatal

Jenis ini muncul pada bayi setelah lahir. Milia ini berupa kelenjar keringat yang belum berkembang. Ditambah lagi, kondisi ini terjadi pada sekitar 50% bayi di dunia sehingga dianggap wajar dan akan hilang sendiri.

2. Primer

Jenis ini dapat muncul pada anak-anak maupun orang dewasa. Milia primer sering muncul di kelopak mata, dahi, pipi atau alat kelamin, dapat terjadi pada anak-anak atau dewasa. Kondisi ini tidak disebabkan oleh kerusakan kulit.

3. Sekunder atau traumatis

Jenis ini sering muncul di dekat luka, misalnya luka bakar atau ruam. Juga muncul setelah Anda mengoleskan krim jenis tertentu macam krim kulit kortikosteroid. Lalu, tonjolan putih kecil ini juga bisa disebabkan karena paparan sinar matahari yang berlebihan.

4. En plaque

Jenis kista kecil ini sangat langka, tumbuh berkembang berdempetan sehingga terlihat seperti terdapat permukaan kulit yang meninggi. Jenis kista kecil ini umumnya menggumpal dengan kulit mati.

Umumnya muncul di belakang telinga, kelopak mata, di pipi serta rahang. Jenis en plaque cenderung mempengaruhi terutama pada wanita paruh baya.

5. Multiple eruptive

Jenis ini umumnya bisa hilang setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan ini, serta tergolong sangat langka.

6. Juvenille

Ini merupakan jenis yang disebabkan oleh kelainan genetik. Di bawah ini kondisi kelainan yang menjadi penyebabnya.

  • Sindrom karsinoma sel basal Nevoid: sindrom ini dapat menyebabkan karsinoma sel basal (BCC).
  • Pachyonychia congenita: kondisi ini dapat menyebabkan kuku tebal atau tidak normal.
  • Sindrom Gardner: kelainan genetik langka ini dapat menyebabkan kanker usus besar seiring waktu.
  • Sindrom Bazex-Dupré-Christol: sindrom ini mempengaruhi pertumbuhan rambut dan kemampuan untuk berkeringat.

Seberapa umum kondisi ini terjadi?

Milia merupakan kondisi yang umum. Kondisi ini lebih banyak mempengaruhi wanita daripada pria meskipun pasien dalam segala usia. Benjolan kecil ini umumnya dapat diatasi dengan mengurangi faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda dan gejala milia

sumber: Healthline

Tanda dan gejala umum milia tidak serius karena akan hilang sendiri setelah beberapa waktu. Di bawah ini daftarnya.

  • Adanya benjolan putih kecil di wajah.
  • Benjolan yang muncul di sepanjang pipi, hidung, dan dagu.
  • Benjolan putih seperti mutiara pada gusi atau langit-langit mulut.

Milia primer pada bayi biasanya muncul 1 – 2 buah tonjolan di sekitar hidung, mata, pipi, dagu, dan dahi. Benjolan ini juga dapat muncul di batang, kaki, lengan, penis, dan selaput lendir.

Dilansir dari Mayo Clinic, kondisi ini kadang-kadang dapat dilihat di langit-langit mulut bayi dan disebut mutiara Epstein. Kadang-kadang, benjolan ini dapat hadir dengan kondisi kulit lain seperti jerawat pada bayi.

Beberapa gejala atau tanda lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasi ke dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda atau gejala di atas atau ingin bertanya, konsultasikanlah dengan dokter. Ini seringkali bukan merupakan kondisi serius.

Diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik untuk situasi Anda.

Penyebab milia

Penyebab pasti milia belum ditemukan secara jelas. Pada anak dan bayi baru lahir, kondisi ini bisa disebabkan karena kelenjar keringat yang belum berkembang sempurna. Kondisi ini juga sering keliru dengan jerawat bayi yang dipicu oleh hormon dari ibu.

Tidak seperti jerawat bayi, milia tidak menyebabkan peradangan atau pembengkakan. Bayi dengan milia biasanya dilahirkan dengan itu, sedangkan jerawat bayi tidak muncul sampai 2 – 4 minggu setelah kelahiran.

Sedangkan pada orang dewasa, benjolan putih kecil ini muncul ketika sel kulit mati terperangkap di bawah kulit.  Milia juga dapat berkembang jika kulit kehilangan kemampuan alami untuk mengelupas. Ini bisa terjadi akibat penuaan.

Selain itu, beberapa kondisi kulit ini dapat disebabkan karena hal di bawah ini.

  • Kondisi kulit yang mengalami luka lecet.
  • Ada luka bakar di kulit Anda.
  • Ada lepuhan pada kulit.
  • Sedang menjalani perawatan untuk kulit misalnya dermabrasi atau perawatan laser.
  • Penggunaan krim steroid jangka panjang.
  • Kerusakan karena sinar matahari jangka panjang.

Penggunaan krim dengan steroid dapat menyebabkan milia pada kulit. Namun, efek samping ini jarang terjadi. Beberapa bahan dalam produk skincare dan makeup dapat menyebabkan milia pada beberapa orang.

Tips aman cegah milia

Jika memiliki kulit rentan mengalami kista kecil berisi keratin ini, hindari pemakaian bahan-bahan ini di wajah:
  • parafin cair,
  • minyak bumi cair,
  • minyak parafin,
  • paraffinum liquidum,
  • cairan petrolatum,
  • lanolin, dan
  • minyak bumi.

Faktor risiko milia

Ada banyak faktor risiko milia, yaitu:

  • tidak menjaga kebersihan kulit,
  • mengenakan pakaian yang tekstur bahannya kasar,
  • sering terpapar sinar matahari, serta
  • apabila Anda memiliki kondisi cedera kulit (luka), ruam kulit, serta lepuhan pada kulit.

Jika memiliki jerawat dan komedo, kemungkinan ada risiko memiliki milia. Walaupun begitu, benjolan kecil putih ini dapat berkembang bahkan jika Anda tidak memiliki masalah kulit seperti jerawat. Kondisi ini merupakan kondisi yang normal.

Meskipun benjolan ini sering termasuk ke dalam kategori jerawat komedonal, tetapi ini berbeda dengan jerawat. Jerawat dan komedo dapat berkembang ketika pori-pori kulit tersumbat.

Sementara itu, kondisi ini merupakan kista kecil yang terjadi tepat di bawah lapisan atas kulit, dan tidak di dalam pori-pori. Hilangnya milia juga cenderung lebih lama daripada jerawat biasa.

Apabila jerawat bisa hilang dalam hitungan hari atau minggu, milia bisa berbulan-bulan bahkan tahunan.

Diagnosis milia

Dokter dapat mendiagnosis hanya dengan melihatnya langsung di kulit Anda. Namun, dalam beberapa kasus, bila diagnosis tidak pasti atau dicurigai adanya jenis en plaque, dokter mungkin menyarankan biopsi pada kulit.

Biopsi pada kulit merupakan prosedur pemeriksaan yang mudah dan minim rasa sakit. Prosedur ini dilakukan dokter dengan cara memeriksa saraf sensorik kecil di kulit. Saraf ini berfungsi meneruskan informasi rasa sakit dan suhu yang dirasakan kulit.

Jenis tes ini sering terlibat dalam beberapa kondisi kesehatan kerusakan saraf tepi (neuropathies). Tes ini juga memungkinkan dokter menemukan saraf, melihat berapa banyak dari mereka ada, dan apakah mereka sehat.

Ketika saraf di bawah kulit rusak, secara tidak langsung ini akan terlihat di bawah mikroskop.

Pengobatan milia

dokter kulit surabaya

Milia pada anak tidak perlu diobati karena akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan dalam kehidupan bayi. Orang dewasa juga tidak memerlukan cara khusus untuk menghilangkan milia.  

Namun dalam jenis langka seperti jenis en plaque, dokter mungkin akan melakukan mengobatinya dengan meresepkan krim dari bahan isotretinoin atau tretinoin. Cara lain menghilangkan milia jenis ini yaitu dengan krim berbahan minocycline sebagai anti-infeksi.

Apabila kista kecil ini lama-lama membesar dan mengganggu penampilan Anda, silakan ajukan perawatan lanjut ke dokter. Berhubung benjolan kecil ini sulit dikeluarkan apabila ditusuk atau dipencet, maka butuh tindakan medis dengan dokter.

Dokter akan melakukan beberapa cara menghilangkan milia yang umumnya dianggap aman karena tidak perlu pembiusan. Prosedur pengobatan cara menghilangkan milia ini harus dilakukan di rumah sakit oleh dokter kulit.

Dilarang mencoba prosedur cara menghilangkan milia sendiri di rumah, karena mungkin mengakibatkan infeksi dan jaringan parut. Beberapa caranya yaitu di bawah ini.

1. Cryotherapy

Cryotherapy merupakan teknik menghilangkan milia yang dilakukan dengan cara membekukan kulit yang terdapat kista berisi keratin.

Dokter sering melakukan cara ini untuk menghilangkan milia jenis en plaque. Setelah itu, dokter biasanya akan menghilangkan milia dengan cara memberikan krim obat atau antibiotik yang disebut minocycline.

2. Facial dengan dokter kulit

Facial wajah bisa dilakukan sebagai cara untuk menghilangkan milia. Cara ini dilakukan dengan mengeluarkan milia dari dalam kulit.  

Untuk amannya, baiknya lakukan facial di klinik kecantikan dengan dokter atau terapis bersertifikat. Pada prosedur facial, nantinya bagian kista akan dibuat lubang kecil dengan pisau bedah kecil.

Nantinya, adanya sumbatan keras yang membentuk milia akan didorong keluar dengan lembut lewat jari atau memakai alat yang disebut proses ekstraktor komedo. Prosedur ini kadang juga disebut deroofing.

Meski kedengarannya mengerikan karena menggunakan pisau, beberapa orang mengatakan cara ini tidak terasa sakit. Bahkan, dokter kulit yang melakukan ekstraksi komedo tidak memerlukan bius untuk menahan rasa sakit tusukkan.

3. Pakai krim retinoid

Apabila Anda rentan mengalami masalah kulit ini, dokter umumnya akan menyarankan Anda pakai krim dengan kandungan retinoid yang dioles di area wajah yang bermasalah.

Krim retinoid akan membantu kulit terkelupas secara efektif. Ketika sel-sel kulit mati terkelupas dan tidak menumpuk, ini bisa membantu membantu mencegah sumbatan keratin yang terjebak di bawah permukaan kulit.

Selain itu, krim retinoid membantu melonggarkan sumbat keratin pada milia pada wajah. Krim ini juga membantu sumbatan keratin naik ke permukaan wajah sehingga bisa dengan mudah keluar atau menghilang sendiri.

4. Pakai obat yang dijual di apotek

Untuk kondisi awal, Anda bisa mengobati bintik kecil putih di wajah ini dengan obat yang dijual di apotek. Periksa nomor BPOM obat dan belilah di apotek. Tanyakan kepada apoteker cara pemakaian dan dosis yang aman untuk menghilangkan milia.

Umumnya, obat milia yang dijual di apotek mengandung asam salisilat dan asam glikolat. Obat untuk jerawat (adapalene) juga dapat membantu masalah kondisi ini. Produk-produk ini membantu dengan pengelupasan kulit.

Jika di wajah Anda hanya ada sedikit tonjolan kecil putih ini, baiknya gunakan dulu obat yang dijual di apotek. Meski tidak langsung hilang dalam semalam, obat ini akan ampuh apabila digunakan secara rutin.

Pada dasarnya, milia merupakan masalah kulit yang sulit untuk dihilangkan dan dibutuhkan ketelatenan dalam pengobatannya.

Perawatan rumahan milia

Tidak ada cara untuk mencegah milia. Akan tetapi, ada beberapa pengobatan di rumah yang membantu mencegah kondisi ini.

Meski tidak ada obat khusus sebagai yang terbukti menghilangkan milia dengan cepat, cara-cara di bawah ini bisa Anda lakukan.

  • Selalu cuci muka untuk membersihkan area yang terkena debu dan kotoran setiap hari.
  • Gunakan sabun yang berbahan aman dan tidak keras untuk mencegah iritasi kulit.
  • Lakukan steam (uap) wajah. Anda juga bisa mandi air hangat untuk membuka pori-pori wajah dan membuat jalan keluar minyak kulit secara alami.
  • Lakukan prosedur eksfoliasi secara teratur, misalnya 1 minggu sekali. Namun, hindari eksfoliasi berlebihan, karena eksfoliasi setiap hari dapat mengiritasi kulit.
  • Gunakan tabir surya setiap hari, 10 menit sebelum keluar rumah. Tabir surya dengan SPF tinggi mungkin bisa membantu mencegah paparan sinar UV berlebih.
  • Gunakan krim retinoid topikal untuk jerawat. Krim retinoid merupakan krim atau gel yang berasal dari vitamin A. Meski dirancang untuk mengobati jerawat dan masalah kulit lainnya, ada sedikit bukti bahwa mereka efektif dalam mengobati milia.
  • Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak mawar, kayu manis, dan madu memiliki sifat antibakteri yang dapat mengatasi beberapa masalah kulit. Namun, belum ada penelitian tentang efektivitas mereka terhadap kondisi tonjolan kecil putih di wajah.
  • Hindari menusuk atau memencet benjolan putih ini. Ini dapat meningkatkan risiko infeksi dan dapat menyebabkan jaringan parut di wajah.

Jika kondisi Anda tidak membaik dalam beberapa minggu, hubungi dokter Anda. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa tonjolan kecil bukan sebagai akibat kondisi kulit yang lain.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 07/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan