backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kraniofaringioma

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 19/07/2021

Kraniofaringioma

Definisi kraniofaringioma

Apa itu kraniofaringioma?

Kraniofaringioma adalah salah satu jenis tumor jinak yang terdapat pada otak. Ini artinya, tumor ini tidak menyebabkan kanker.

Tumor ini muncul di dekat kelenjar pituitari yang terdapat pada otak. Kelenjar tersebut berfungsi untuk mengeluarkan berbagai hormon yang mengontrol beragam fungsi tubuh.

Seiring dengan pertumbuhannya, kraniofaringioma dapat mengganggu fungsi dari kelenjar pituitari dan struktur lain yang terdapat pada otak.

Kraniofaringioma adalah salah satu jenis tumor otak yang kemunculannya mencapai 2-4% dari total populasi manusia dunia. Meski tergolong tumor jinak, jika tak segera mendapatkan penanganan, tak menutup kemungkinan kondisi ini berubah menjadi kanker otak.

Seberapa umumkah kraniofaringioma?

Kraniofaringioma adalah tumor yang dapat menyerang siapa saja pada kelompok usia berapa saja. Akan tetapi, penyakit ini paling sering muncul pada anak-anak dan lansia. 

Gejala yang paling sering muncul saat mengalami kraniofaringioma adalah menurunnya penglihatan, kelelahan, buang air kecil berlebihan, dan sakit kepala.

Biasanya, anak-anak yang mengalami kondisi ini cenderung mengalami perlambatan pada pertumbuhannya dan tubuhnya lebih kecil daripada pertumbuhan rata-rata.

Tanda & gejala kraniofaringioma

Apa saja tanda-tanda dan gejala kraniofaringioma?

Tumor ini biasanya tumbuh secara perlahan. Umumnya, tumor ini tidak menunjukkan gejala pada tahap awal terbentuk. Nah, gejala dari tumor ini baru berkembang secara perlahan selama satu hingga dua tahun lamanya.

Gejala dari tumor ini tergantung dari lokasi tumor itu berada. Kebanyakan orang akan mengalami sakit kepala dan mengalami masalah dengan penglihatan. Namun, selain itu, ada juga yang mengalami kehilangan penglihatan samping atau hemianopsia bitemporal.

Sementara itu, gejala lain yang mungkin muncul akibat kraniofaringioma adalah:

  • Perubahan mental.
  • Sulit tidur (insomnia)
  • Mual dan muntah (khususnya pada pagi hari).
  • Masalah keseimbangan.
  • Perubahan suasana hati.
  • Sakit kepala.
  • Peningkatan keinginan untuk minum dan buang air kecil.
  • Lambatnya pertumbuhan pada anak-anak.

Jika tumor sudah berukuran besar, pasien mungkin mengalami gejala seperti hilang ingatan, apatis, depresi, dan kelelahan.

Akan tetapi, mungkin ada tanda dan gejala lain dari penyakit ini yang tidak disebutkan di atas. Apabila Anda memiliki kekhawatiran mengenai gejala penyakit ini, silakan konsultasikan dengan dokter.

Kapan harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala seperti yang tercantum di atas atau memiliki pertanyaan, silakan konsultasi dengan dokter. Pasalnya,  tubuh setiap orang berbeda. Oleh sebab itu, upayakan untuk mendiskusikan dengan dokter apa yang terbaik untuk kondisi Anda.

Penyebab kraniofaringioma

Apa penyebab kraniofaringioma?

Para ahli masih belum bisa mengetahui dengan pasti apa penyebab dari kraniofaringioma. Akan tetapi, para ahli menduga penyakit ini tumbuh dari sekelompok sel-sel khusus yang biasanya terdapat pada area suprasellar pada otak. Area tersebut berada dekat dengan kelenjar pituitari.

Faktor risiko kraniofaringioma

Apa yang meningkatkan risiko kraniofaringioma?

Hingga saat ini, masih belum jelas apa saja faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kraniofaringioma. Meski demikian, studi genetika masih berlangsung untuk terus mencari tahu apa faktor risiko yang mungkin dapat menjadi penyebab Anda mengalami kondisi ini.

Diagnosis & pengobatan kraniofaringioma

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk kraniofaringioma?

Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter biasanya melakukan beberapa tes terlebih dahulu. Berikut adalah tes untuk melakukan pemeriksaan terhadap dugaan kraniofaringioma:

1. Tes fisik

Sama seperti pemeriksaan kondisi lainnya, biasanya dokter akan melakukan tes fisik terlebih dahulu jika ingin memeriksa apakah Anda mengalami penyakit ini.

Selain itu, dokter juga akan memeriksa riwayat kesehatan Anda secara menyeluruh dan melakukan pemeriksaan neurologi.

Saat menjalani pemeriksaan tersebut, dokter akan memeriksa penglihatan, pendengaran, keseimbangan, koordinasi, reflek, dan tumbuh kembang Anda.

2. Tes darah

Tes ini termasuk salah satu pemeriksaan yang mungkin harus Anda lalui untuk pemeriksaan kraniofaringioma.

Pasalnya, tes darah dapat membantu dokter memeriksa kadar hormon dalam tubuh yang dapat menunjukkan bahwa tumor ini memengaruhi kelenjar pituitari.

3. Tes pencitraan

Tes yang satu ini dapat menghasilkan gambar otak Anda secara jelas untuk membantu dokter melihat apakah Anda kondisi tertentu yang mengindikasikan penyakit ini.

Pemeriksaan ini termasuk rontgen menggunakan X-ray, magnetic resonance imaging (MRI), atau CT scan.

Apa saja pilihan pengobatan kraniofaringioma?

Menurut Mayo Clinic, berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan untuk mengatasi kraniofaringioma, termasuk:

1. Operasi

Biasanya, dokter akan merekomendasikan Anda untuk menjalani operasi. Tujuan dari operasi ini adalah untuk mengangkat tumor kraniofaringioma secara menyeluruh.

Nah, untuk jenis operasi yang akan dokter laksanakan sangat tergantung pada lokasi dan ukuran tumor itu sendiri. Sebagai contoh, operasi kraniotomi adalah operasi bedah yang mengharuskan pembedahan tengkorak agar bisa mengangkat tumor.

Namun, ada prosedur operasi kecil (invasif) seperti prosedur transsfenoidal, yang dilakukan dengan memasukkan alat operasi melalui hidung. Alat tersebut kemudian mengangkat tumor tanpa harus melakukan pembedahan pada tengkorak dan memengaruhi otak.

Meski demikian, ada pula kemungkinan dokter tidak akan mengangkat tumor secara keseluruhan. Biasanya, dokter mengambil keputusan ini karena operasi dapat terlalu berisiko.

Oleh sebab itu, demi mempertahankan kualitas hidup dari pasien, dokter hanya mengangkat sebagian tumor, dan pasien akan melakukan pengobatan lanjutan setelah operasi untuk mengatasi tumor yang masih tersisa.

2. Terapi radiasi

Terapi yang satu ini biasanya akan dokter lakukan setelah operasi untuk mengatasi kondisi ini. Pengobatan ini memanfaatkan sinar X-ray dan proton untuk membunuh sel tumor.

Dalam pelaksanaan radioterapi, pasien akan berbaring di atas meja saat mesin akan menembakkan sinar ke lokasi tumor berada untuk membunuh sel tumor tersebut.

Nah, dokter mungkin akan menggunakan teknologi dengan sinar khusus yang dapat membantu dalam membunuh sel tumor tanpa merusak jaringan sehat lain yang terdapat di sekitarnya.

3. Kemoterapi

Pengobatan yang satu ini menggunakan obat-obatan kimia untuk membunuh sel tumor. Biasanya, tim medis akan menyuntikkan obat kemoterapi langsung ke tumor.

Hal tersebut penting agar obat langsung menyerang sel tumor tanpa merusak sel lain yang terdapat dekat dengan sel tumor tersebut.

Pengobatan di rumah untuk kraniofaringioma

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kraniofaringioma?

Berikut gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi kraniofaringioma: 

  • Selalu menjaga optimisme.
  • Ikuti instruksi dokter.
  • Kunjungi dokter atau ahli kesehatan atau spesialis saraf secara berkala. 

Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik bagi Anda. Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 19/07/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan