backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kista

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 06/10/2023

Kista

Anda mungkin merasa khawatir saat mendengar seseorang yang Anda kenal memiliki kista di tubuhnya. Namun sebenarnya apa itu kista dan apa penyebabnya? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut ini. 

Apa itu kista?

Kista adalah kondisi yang ditandai dengan benjolan berbentuk kapsul atau kantung di dalam tubuh.

Biasanya, kista berisi cairan, semisolid, atau material gas, yang dapat muncul pada jaringan tubuh mana saja.

Meski dapat muncul di bagian tubuh mana pun, kista lebih sering ditemukan di kulit, ovarium, payudara, dan ginjal. 

Ukuran benjolannya pun bervariasi, mulai dari sangat kecil (mikroskopik) hingga sangat besar. Bila berukuran besar, benjolannya dapat mengimpit organ dalam yang berada di dekatnya.

Beda kista dengan tumor dan miom

Banyak orang mengira bahwa penyakit kista, miom, atau tumor merupakan hal yang sama. Padahal tidak demikian, berikut ini adalah penjelasannya. 
  • Kista adalah benjolan jinak alias tidak berbahaya. Umumnya, penyakit kista tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun bila dibiarkan berkembang lebih besar, benjolan ini dapat menjadi parah.
  • Miom atau mioma (fibroid) adalah tumor jinak yang tumbuh di otot atau jaringan ikat di bagian mana saja pada rahim wanita. Miom terbentuk dari jaringan otot, bukan cairan seperti kista.
  • Tumor adalah massa jaringan yang tidak normal yang berisi padatan (daging) atau cairan. Dalam bahasa sederhana, tumor adalah sebuah benjolan yang bisa saja terbentuk dari jaringan atau cairan.

Apa saja tanda dan gejala kista?

kista dermoid

Mayoritas kista tidak memiliki gejala atau tanda-tanda. Bahkan, kista juga tidak menyebabkan rasa sakit.

Apalagi bila benjolan yang muncul berukuran kecil, penderita mungkin tidak akan menunjukkan gejala apa pun. 

Namun, saat benjolannya membesar hingga menekan organ lain atau bahkan membatasi aliran cairan pada jaringan seperti hati, pankreas, atau organ lain, mungkin ada beberapa gejala yang akan muncul.

Gejala yang ditimbulkan bisa berbeda-beda, bergantung pada di mana letak kista itu tumbuh dan berkembang. Berikut ini adalah beberapa tanda, ciri-ciri, atau gejala kista sesuai letaknya.

1.  Kista di payudara

Anda dapat memiliki satu atau beberapa benjolan di payudara dan dapat terjadi pada salah satu atau kedua payudara. Berikut adalah ciri-ciri benjolan kista pada payudara

  • Ditemukan pada salah satu atau kedua payudara.
  • Benjolan lembut, mudah digerakkan, berbentuk bulat atau oval dengan tepi yang jelas.
  • Keluarnya cairan berwarna bening, kuning, atau cokelat tua dari puting. 
  • Nyeri pada area benjolan.
  • Bertambahnya ukuran benjolan dan nyeri sebelum periode menstruasi.
  • Penurunan ukuran benjolan dan resolusi gejala lain setelah periode menstruasi.

2. Kista di kulit

Kista kulit adalah benjolan berisi cairan yang berada di bawah kulit. Berikut merupakan ciri-ciri yang muncul. 

  • Benjolan kecil dan bulat di bawah kulit, biasanya pada wajah, tubuh, atau leher.
  • Komedo yang menyumbat pembukaan pada benjolan.
  • Zat kental, kuning, berbau busuk yang kadang keluar dari benjolan.
  • Kemerahan, pembengkakan dan nyeri pada area yang terkena, jika meradang atau terinfeksi.

3. Kista ovarium

Setiap wanita memiliki dua ovarium yang setiap bulannya (dalam siklus menstruasi) akan melepaskan sel telur secara bergantian.

Terkadang, benjolan (kantung kecil berisi cairan) bisa berkembang di salah satu ovarium. Beberapa gejala yang mungkin muncul pada penderita kista ovarium, di antaranya berikut ini.

  • Nyeri ringan yang menyebar ke punggung bawah dan paha.
  •  Nyeri sebelum periode menstruasi mulai, sebelum berakhir, atau saat berhubungan intim (dyspareunia).
  • Rasa nyeri saat buang air besar atau tekanan pada usus.
  • Nyeri pada panggul yang tiba-tiba parah disertai dengan mual dan muntah. 

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda harus memeriksakan diri ke dokter bila Anda mengalami kondisi tertentu yang tidak biasa, apalagi sudah menunjukkan gejala seperti yang telah dijelaskan di atas.

Apa penyebab kista?

Pada kebanyakan kasus, kista terjadi tanpa adanya penyebab yang jelas.

Meski demikian, menurut Better Health Channel dan beberapa sumber lainnya, berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat memicu munculnya kista. 

  • Faktor genetik.
  • Saluran tersumbat yang menyebabkan penumpukan cairan.
  • Cacat pada sel.
  • Cedera akibat benturan yang menyebabkan pembuluh darah pecah. 
  • Paparan parasit.
  • Cedera.

Apa saja faktor yang meningkatkan risiko penyakit ini?

operasi kista ovarium

Beberapa faktor yang diketahui bisa meningkatkan risiko Anda mengalami kista adalah berikut ini. 

1. Usia

Menurut U.S National Library of Medicine (NLM), wanita yang berusia di antara pubertas sampai menopause menempati risiko paling tinggi untuk terkena kista pada bagian ovarium. 

Ini karena saat mengalami menstruasi, bisa saja muncul benjolan cairan ini di ovarium.

Sebenarnya,kondisi ini bukan masalah selama benjolan di ovarium bisa hilang dengan sendirinya, tidak membesar, dan tidak menyebabkan gejala.

Namun, saat benjolan berisi cairan ini membesar, maka orang tersebut mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker ovarium

2. Kemoterapi dengan tamoxifen

Wanita penderita kanker payudara yang pernah menjalankan kemoterapi dengan tamoxifen memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami benjolan berisi cairan di ovarium.

Meski demikian, benjolan ini hanya bersifat sementara dan dapat hilang setelah pengobatan selesai.

3. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Wanita dengan sindrom ovarium polikistik (polycystic ovary syndrome/PCOS) mempunyai risiko lebih tinggi untuk memiliki kista di ovarium.

PCOS terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon bagi folikel dalam ovarium untuk melepaskan sel telur. Akibatnya, terbentuklah benjolan folikel (kista kecil-kecil). 

4. Endometriosis

Endometriosis terjadi saat bagian dari jaringan yang melapisi rahim (endometrium) terbentuk di bagian luar rahim, seperti tuba falopi, ovarium, kandung kemih, usus besar, vagina, atau rektum.

Terkadang, kantung berisi darah (benjolan/fibroid) dapat terbentuk pada jaringan ini. Benjolan ini dikenal dengan endometrioma.

Endometrioma dapat menyebabkan sakit saat berhubungan seksual dan selama periode menstruasi.

5. Obat penyubur kandungan

Obat penyubur kandungan, seperti  seperti gonadotropin, clomiphene citrate, atau letrozole, biasanya dipakai untuk membantu Anda ovulasi (melepaskan sel telur).

Hal ini tentu dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh Anda. Itu sebabnya, penggunaan obat penyubur kandungan juga dapat meningkatkan risiko adanya benjolan di ovarium. 

Penggunaan obat ini dapat menyebabkan terbentuknya kista dalam jumlah banyak dan dalam ukuran besar pada ovarium. Kondisi ini disebut dengan sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome).

Bagaimana dokter mendiagnosis kista?

Untuk mendeteksi kista, umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang akan disesuaikan dengan gejala yang dialami pasien.

Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang mungkin dilakukan oleh dokter. 

  • Kadang benjolan dapat terasa dengan mudah oleh dokter, terutama jika benjolan terletak di kulit atau pada organ yang mudah terdeteksi.
  • Teknik pencitraan sangat berguna untuk mendeteksi benjolan, seperti ultrasound (USG), X-ray, CAT scan, dan MRI.
  • Biopsi jarum (needle biopsy) kadang digunakan untuk menentukan apabila jaringan ganas terkait dengan struktur yang seperti benjolan. Biopsi juga dapat digunakan untuk mengurangi ukuran benjolan.
  • Untuk yang tumbuh di ovarium, terkadang terdapat kekhawatiran bisa menyebabkan kanker, sehingga dokter akan mempersiapkan tes darah untuk melihat kadar tinggi zat kimia yang mengindikasi kanker indung telur.

Apa saja pengobatan untuk kista?

konsultasi ke ahli sebelum diet ketat

Pada kebanyakan kasus, kista sering kali menghilang setelah beberapa bulan. Perawatan untuk kondisi ini tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Perawatan juga akan tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis, lokasi benjolan, ukurannya, dan tingkat ketidaknyamanan yang ditimbulkannya.

Benjolan yang sangat besar dan menyebabkan gejala dapat diangkat dengan melakukan tindakan operasi.

Dokter juga mungkin memutuskan untuk mengeringkan atau memasukkan jarum atau kateter ke dalam rongga guna mengeluarkan benjolan ini. 

Jika kista sulit dijangkau, drainase atau aspirasi sering dilakukan dengan bantuan radiologis. Dengan begitu, dokter dapat secara akurat memandu jarum atau kateter ke area target benjolan.

Apa saja pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini?

Beberapa pengobatan mandiri di rumah yang dapat membantu penyembuhan benjolan ini bisa tergantung pada jenisnya. Berikut adalah penjelasannya.

1. Kista payudara

Berikut adalah pengobatan rumahan untuk membantu mengatasi kista pada payudara.

  • Gunakan bra yang pas dan mendukung.
  • Gunakan kompres hangat atau dingin untuk meredakan rasa sakit.
  • Hindari kafein. Beberapa wanita merasa gejala membaik setelah tidak lagi mengonsumsi kafein.
  • Mengonsumsi lebih sedikit natrium bisa mengurangi kadar cairan berlebih pada tubuh, yang dapat meringankan gejala terkait dengan benjolan yang berisi cairan.

2. Kista kulit

Sementara untuk yang bertumbuh di kulit, berikut adalah hal yang bisa Anda lakukan.

  • Gunakan perawatan obat kista topikal seperti Aloe vera, minyak jarak, tea tree oil dan senyawa lain sering digunakan untuk memecahkan kista. Namun, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan pengobatan rumahan tersebut.
  • Jangan meremas, menggaruk, mengeringkan, membuka, atau menusuk benjolan karena berisiko iritasi dan infeksi.
  • Jagalah kebersihan area dengan mencuci benjolan dan kulit sekitarnya dengan sabun antibakteri.
  • Kompres dengan lap yang direndam air hangat dan basah ke benjolan selama 20—30 menit, sebanyak 3—4 kali sehari. Ini dapat meningkatkan sirkulasi darah dan mempercepat penyembuhan.
  • Jika benjolan mulai mengeluarkan nanah, gunakan perban untuk menjaga agar isi benjolan tidak menyebar. Ganti perban setiap hari.

Bila ada pertanyaan lebih lanjut, sebaiknya konsultasikanlah kepada dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 06/10/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan