backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Ketoasidosis Diabetik, Komplikasi Diabetes yang Bisa Mengancam Jiwa

Ditinjau secara medis oleh dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD · Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 14/10/2021

    Ketoasidosis Diabetik, Komplikasi Diabetes yang Bisa Mengancam Jiwa

    Pasien diabetes perlu melakukan perawatan dengan baik untuk mencegah timbulnya komplikasi. Ketoasidosis diabetik merupakan salah satu komplikasi diabetes yang serius bahkan bisa menyebabkan kematian.

    Apa itu ketoasidosis diabetik?

    Ketoasidosis diabetik adalah komplikasi diabetes yang ditandai dengan tingginya kadar keton di dalam tubuh.

    Keton adalah asam yang dihasilkan ketika tubuh mulai membakar lemak untuk menghasilkan energi. Hal ini terjadi akibat tubuh tidak mampu menggunakan glukosa sebagai sumber energi.

    Ketoasidosis diabetik muncul jika Anda tidak menghasilkan hormon insulin yang cukup untuk membuat sel tubuh menyerap glukosa (sumber energi utama). 

    Jika tidak ditangani, ketoasidosis diabetik bisa menyebabkan koma diabetes hingga kematian.

    Seberapa umum kondisi ini?

    Ketoasidosis diabetik lebih umum menyerang orang dengan diabetes tipe 1, terutama saat pengobatan dengan insulin tidak dilakukan dengan baik.

    Meski begitu, orang dengan diabetes tipe 2 juga mungkin saja mengalami komplikasi yang satu ini ketika sedang sakit dan tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang cukup.

    Kondisi ini juga kadang terjadi pada orang yang tidak menyadari dirinya memiliki diabetes. 

    Halaman U.S. National Library of Medicine menjelaskan bahwa ketoasidosis sering dialami penderita diabetes tipe 1 yang belum mengetahui bahwa ia memiliki diabetes.

    Tanda dan gejala ketoasidosis diabetik

    gejala ketoasidosis diabetik

    Gejala ketoasidosis umumnya bisa berkembang dengan cepat, terkadang hanya dalam 24 jam. Kondisi ini juga bisa merupakan indikasi gejala awal diabetes tipe 1

    Beberapa tanda dan gejala yang mungkin Anda rasakan, meliputi:

    • sering buang air kecil,
    • merasa sangat kehausan atau sering minum,
    • mata berkunang-kunang,
    • penurunan kesadaran (pingsan),
    • merasa mual dan lelah,
    • sakit perut,
    • sesak napas, dan
    • peningkatan kadar gula darah dan/atau keton dari hasil pemeriksaan mandiri.

    Kemungkinan ada tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas.

    Jika memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

    Kapan perlu mengecek kadar gula darah dan keton?

    Apabila memiliki diabetes tipe 1, dokter menyarankan untuk memiliki tes urine keton rumahan. Anda dapat membelinya di apotek atau secara online

    Pasalnya, Anda perlu segera melakukan cek kadar gula darah secara mandiri setelah merasakan gejala komplikasi diabetes ini.

    Menurut American Diabetes Association, Anda perlu segera tes urine untuk memeriksa kadar keton ketika hasil tes gula darah Anda menunjukkan nilai 240 mg/dL atau lebih.

    Anda bisa melakukan tes keton urine secara mandiri di rumah. Hasil di atas 2+ menunjukkan kemungkinan Anda mengalami ketoasidosis diabetik. 

    Berikut ini adalah cara membaca hasil pemeriksaan keton lewat tes darah, sebagai langkah antisipasi kemungkinan ketoasidosis diabetes.

    • Normal (kurang dari 0,6 mmol/L): tidak berisiko mengalami ketoasidosis.
    • Risiko rendah (0,6 mmol/L–1,5 mmol/L): sedikit berisiko dan dianjurkan melakukan pemeriksaan ulang dua jam setelahnya.
    • Risiko tinggi (1,6 mmol/L–2,9 mmol/L): memiliki risiko tinggi dan harus segera menghubungi dokter dalam kondisi ini. 
    • Risiko sangat tinggi (lebih dari 3 mmol/L): kondisi ini menunjukkan Anda membutuhkan penanganan medis segera. 

    Kapan harus periksa ke dokter?

    Jika merasa sakit, stres, atau mengalami penyakit atau cedera baru-baru ini, Anda perlu memeriksa kadar gula darah lebih sering.

    Selain itu, Anda dapat mencoba pemeriksaan alat tes keton urine yang dijual bebas.

    Anda harus menghubungi dokter bila mengalami gejala-gejala berikut ini.

    • Mual dan muntah yang membuat tidak dapat makanan ataupun minum.
    • Kadar gula darah lebih tinggi dari target biasanya dan obat rutin tidak berhasil mengembalikan kadar gula darah ke rentang yang diharapkan.
    • Kadar keton urine berada pada tahap menengah atau tinggi.

    Segera hubungi Unit Gawat Darurat (UGD) bila Anda mengalami kondisi berikut ini.

    • Kadar gula darah secara terus-menerus di atas 300 mg/dL atau 16,7 mmol/L.
    • Terdapat keton pada urine dan tidak dapat menghubungi atau meminta panduan dokter.
    • Anda memiliki lebih dari satu gejala ketoasidosis, seperti kebingungan (linglung), rasa haus, sering buang air kecil, mual, muntah, sakit perut, sesak napas, dan bau mulut.

    Penyebab dan faktor risiko ketoasidosis diabetik

    Ketoasidosis diabetik terjadi karena tubuh menghasilkan banyak keton akibat pembakaran lemak untuk mendapatkan energi. Umumnya, tubuh mengubah glukosa menjadi energi.

    Kurangnya hormon insulin pada penyandang diabetes menyebabkan penyerapan glukosa ke dalam sel tubuh menjadi terganggu. 

    Hal ini mengakibatkan tubuh kekurangan glukosa dan mulai membakar lemak. Jika hal ini berlangsung, keton bisa bertambah di darah Anda. 

    Kelebihan itu akan mengubah keseimbangan zat kimia darah dan mengganggu metabolisme tubuh secara keseluruhan. Buruknya, kelebihan asam darah juga dapat meracuni tubuh.

    Secara umum, penyebab ketoasidosis diabetik seperti berikut ini.

    • Penyakit atau infeksi yang membuat tubuh menghasilkan lebih banyak hormon lainnya, seperti adrenalin atau kortisol yang memengaruhi kerja insulin.
    • Penghentian penggunaan obat diabetes atau insulin rutin dapat menyebabkan kadar glukosa darah kembali tinggi dan berisiko menimbulkan ketoasidosis.
    • Gangguan fisik atau mental.
    • Serangan jantung.
    • Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan.
    • Obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan beberapa diuretik.

    Hal apa yang membuat lebih berisiko terkena kondisi ini?

    Beberapa kalangan yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami ketoasidosis diabetik, seperti:

    Ketoasidosis juga bisa terjadi pada orang dengan diabetes tipe 2, meskipun lebih jarang.

    Dalam beberapa kasus, ketoasidosis diabetik juga menjadi pertanda awal penyakit diabetes.

    Diagnosis ketoasidosis diabetik

    Jika menduga adanya ketoasidosis diabetik, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa tes darah.

    Dalam kasus tertentu, tes tambahan juga dapat menentukan pemicu kondisi tersebut. 

    1. Tes darah

    Dokter akan melakukan pemeriksaan sampel darah untuk mendiagnosis ketoasidosis diabetik,  dengan memperhatikan beberapa hal, seperti:

    • kadar gula darah,
    • kadar keton, dan
    • keasaman darah.

    2. Tes tambahan

    Dokter Anda akan melakukan tes tambahan untuk melihat kemungkinan masalah kesehatan lain yang memengaruhi kondisi ketoasidosis diabetik dan mengecek komplikasi. 

    Pemeriksaan tambahan ini mungkin termasuk: 

    • tes elektrolit darah.
    • tes urine (urinalisis),
    • rontgen dada, dan
    • rekaman aktivitas elektrik jantung (elektrokardiogram).

    Pengobatan ketoasidosis diabetik

    Infeksi silang dari infus

    Pengobatan untuk ketoasidosis diabetik biasanya melibatkan pendekatan kombinasi untuk menormalkan kadar gula darah sekaligus terapi insulin.

    Apabila Anda mengalami ketoasidosis dan belum pernah didiagnosis diabetes, dokter Anda akan membuat rencana pengobatan agar kondisi ini tidak terulang.

    Infeksi juga bisa meningkatkan risiko ketoasidosis diabetik. Jika pemeriksaan menunjukkan bahwa kondisi terjadi akibat infeksi bakteri, dokter juga akan memberikan antibiotik

    Secara umum, hal-hal di bawah ini akan dokter lakukan untuk mengobati ketoasidosis diabetik.

    1. Penggantian cairan

    Dokter akan melakukan penggantian cairan tubuh, baik dari mulut maupun melalui pembuluh vena (infus), untuk meredakan dehidrasi yang Anda alami. 

    Cairan tersebut akan menggantikan cairan yang hilang melalui buang air kecil berlebihan dan membantu mengeluarkan keton dari darah Anda. 

    2. Penggantian elektrolit

    Elektrolit merupakan zat mineral yang terdapat dalam darah Anda untuk membawa muatan elektrik, seperti natrium, kalium, dan klorida. 

    Naiknya glukosa darah dan perubahan tingkat keasaman darah akibat ketoasidosis dapat menimbulkan gangguan pada kadar elektrolit dalam darah.

    Lebih parahnya, kondisi ini dapat mengganggu kerja jantung, otot, maupun sistem saraf tubuh.

    Dokter akan melakukan penggantian elektrolit juga melalui pembuluh vena agar jantung, otot, dan saraf Anda dapat berfungsi normal. 

    3. Terapi insulin

    Selain cairan dan elektrolit, dokter juga akan memberikan terapi insulin melalui pembuluh vena. 

    Ketika kadar gula darah sudah berada pada 200 mg/dL (11,1 mmol/L) dan darah tak lagi asam, Anda mungkin bisa menghentikan terapi insulin intravena. 

    Setelah itu, dokter akan menyarankan Anda untuk melanjutkan terapi suntik insulin biasa.

    Komplikasi ketoasidosis diabetik

    Jika tidak ditangani dengan cepat, ketoasidosis diabetik dapat menyebabkan komplikasi berupa dehidrasi, tekanan darah turun, penurunan tekanan darah, bahkan kematian.

    Prinsip pengobatan ketoasidosis adalah pemberian cairan, penggantian elektrolit (natrium, kalium, klorida), dan pemberian insulin pada pasien.

    Walaupun begitu, penanganannya bisa menimbulkan beberapa risiko seperti berikut ini.

    Kekurangan gula darah

    Insulin memungkinkan gula masuk ke sel hingga menyebabkan kadar gula Anda turun (hipoglikemia). Jika kadar gula darah turun terlalu cepat, Anda bisa kekurangan gula darah.

    Kekurangan kalium (hipokalemia)

    Asupan cairan dan insulin biasanya digunakan untuk mengatasi ketoasidosis diabetik. Namun, ini juga bisa menyebabkan penurunan kalium.

    Jika kadar kalium menurun, aktivitas jantung, otot, dan saraf Anda akan terganggu.

    Pembengkakan dalam otak

    Mengatur kadar gula darah Anda terlalu cepat bisa menyebabkan bengkak dalam otak Anda.

    Komplikasi biasanya muncul pada anak-anak, khususnya mereka yang baru didiagnosis dengan diabetes.

    Pencegahan ketoasidosis diabetik

    Beberapa hal di bawah ini dapat Anda lakukan sebagai pencegahan ketoasidosis diabetik dan komplikasi diabetes lainnya. 

    • Menjalani diet seimbang untuk penyandang diabetes dengan mengonsumsi makanan rendah gula dan memiliki indeks glikemik rendah.
    • Mengecek kadar gula darah dan lakukan lebih sering saat Anda sedang sakit atau stres. Agar lebih tepat, konsultasikan ke dokter mengenai seberapa sering perlu cek gula darah di rumah.
    • Menjalani rencana pengobatan diabetes, baik terapi insulin atau konsumsi obat-obatan diabetes untuk menurunkan gula darah sesuai dengan anjuran dari dokter.
    • Jika Anda sakit atau stres, periksa urine dari kelebihan keton. Apabila kadar keton sedang hingga tinggi, hubungi dokter Anda untuk perawatan darurat.
    • Saat mengalami keluhan yang dicurigai sebagai gejala keton, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Segera kunjungi Unit Gawat Darurat (UGD) saat gejala yang dialami cukup parah.

    Ketoasidosis diabetik memang kondisi yang serius dan berbahaya, tapi bisa Anda cegah. Beri tahu dokter jika perawatan diabetes tidak bekerja baik atau menemukan masalah. 

    Dokter akan menyesuaikan pengobatan yang Anda lakukan sehingga dapat mengontrol gula darah tanpa meningkatkan risiko munculnya komplikasi diabetes.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD

    Penyakit Dalam · RS Siloam Karawaci (Siloam Hospital Lippo Village)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 14/10/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan