backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Keratosis Seboroik

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Keratosis Seboroik

Definisi keratosis seboroik

Keratosis seboroik adalah pertumbuhan kulit non-kanker yang biasanya muncul pada orang tua. Biasanya jaringan kulit yang tumbuh berwarna cokelat hingga kehitaman.

Wajah, dada, bahu, dan punggung termasuk bagian tubuh yang paling sering ditumbuhi jaringan abnormal ini. Namun, meski bisa muncul di bagian tubuh mana pun, jaringan ini umumnya tidak muncul di telapak tangan atau kaki.

Kondisi ini tidak akan berkembang menjadi kanker atau penyakit kulit berbahaya lainnya. Selain itu, kondisi kulit yang satu ini juga tidak menimbulkan rasa sakit apalagi sampai memerlukan pengobatan.

Keratosis seboroik tidaklah menular sehingga tak perlu takut berdekatan dengan orang yang memilikinya.

Seberapa umumkah keratosis seboroik?

Dilansir dari data British Association of Dermatologists, sekitar 30% orang memiliki masalah kulit ini saat berusia 40 tahun. Kemudian persentasenya naik menjadi 75% pada orang yang berusia 70 tahun.

Kondisi ini bisa menyerang siapa saja dari berbagai ras dan jenis kelamin. Namun, memang paling sering terjadi pada lansia.

Tanda dan gejala keratosis seboroik

Keratosis seboroik perlu dikenali tanda-tandanya dengan cermat. Pasalnya, sekilas kondisi ini mirip dengan kanker kulit melanoma. Agar tak keliru, di bawah ini berbagai tanda dan gejala keratosis seboroik yang perlu Anda ketahui.

  • Munculnya benjolan kecil dan kasar yang perlahan menebal hingga membentuk seperti kutil.
  • Terlihat seperti lilin yang menempel di kulit.
  • Sebagain besar kulit yang tumbuh berwarna cokelat tetapi bisa juga kuning, hitam, atau putih.
  • Ukurannya bervariasi dari mulai sangat kecil hingga lebih dari 2,5 cm.
  • Kulit yang tumbuh tidak terasa sakit atau gatal.
  • Biasanya muncul pada dada, punggung, perut, kulit kepala, wajah, leher, dan bagian tubuh lainnya kecuali telapak tangan dan kaki.
  • Umumnya berbentuk bulat atau oval.

Kulit yang tumbuh memang tidak menyakitkan tetapi terkadang mengganggu penampilan tergantung letaknya. Usahakan untuk tidak menggaruknya karena bisa menyebabkan perdarahan, pembengkakan, dan infeksi.

Beberapa tanda atau gejala lainnya mungkin tidak tercantum di atas. Jika Anda merasa cemas tentang gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter.

Kapan harus periksa ke dokter?

Meski tidak berbahaya, Anda perlu segera pergi ke dokter jika mengalami kondisi di bawah ini.

  • Muncul banyak sekali kulit yang tumbuh dalam waktu singkat.
  • Kulit yang tumbuh menjadi iritasi atau berdarah saat bergesekan dengan pakaian.
  • Melihat adanya pertumbuhan mencurigakan pada kulit.
  • Batas di sekitar kulit yang tumbuh tidak teratur atau kabur.
  • Munculnya luka di area kulit yang tumbuh dan tak kunjung sembuh.
  • Kulit atau kutil yang tumbuh memiliki warna tidak biasa seperti ungu, hitam kemerahan, atau biru.

Segera konsultasikan ke dokter spesialis kulit jika berbagai gejala yang muncul terasa mengkhawatirkan. Dokter akan mendiagnosis kondisi Anda dan memberikan perawatan yang paling tepat sesuai kondisi.

Penyebab dan faktor risiko

Apa penyebab keratosis seboroik?

Dikutip dari laman American Academy of Dermatology, penyebab keratosis seboroik belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga kuat menjadi penyebab masalah kulit ini sebagai berikut.

1. Riwayat keluarga

Sebagian orang yang terkena masalah kulit ini biasanya memiliki anggota keluarga dengan kondisi yang sama. Oleh sebab itu, para peneliti menduga bahwa kondisi ini muncul karena diwariskan secara genetik.

2. Sinar matahari

Meski belum ada simpulan yang pasti, sinar matahari diduga menyebabkan masalah kulit ini. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ini biasanya muncul pada kulit yang banyak terkena sinar matahari.

Namun, faktanya ada juga bagian kulit yang selalu tertutup dan tak terkena paparan sinar UV tetapi mengalami keratosis seboroik.

3. Usia

Keratosis seboroik termasuk masalah kulit yang jarang dialami oleh anak-anak atau dewasa muda. Biasanya pertumbuhan kulit akan muncul setelah seseorang berusia di atas 40 – 50 tahun. Kulit yang terlihat seperti noda ini juga akan terus bertambah seiring dengan penuaan.

Apa saja faktor yang meningkatkan risiko keratosis seboroik?

Berikut berbagai fakor yang meningkatkan risiko seseorang untuk terkena masalah kulit ini.

  • Orang berkulit putih dengan anggota keluarga yang juga memiliki kondisi yang sama.
  • Bisa juga muncul pada orang yang berkulit sedang hingga gelap. Pada orang berkulit gelap, biasanya jaringan kulit yang tumbuh cenderung kecil-kecil dan menyerang area sekitar mata.
  • Sedang hamil atau setelah terapi penggantian estrogen.
  • Berusia di atas 40 – 50 tahun.

Tidak memiliki satu dari berbagai faktor risiko ini bukan berarti Anda sepenuhnya terbebas dari masalah kulit yang satu ini. Konsultasikan ke dokter jika ada hal-hal lain yang ingin ditanyakan seputar kemunculan keratosis seboroik.

Diagnosis dan pengobatan

Apa saja tes yang dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini?

Biasanya dokter akan mendiagnosis kondisi ini dengan cara melihat tampilan fisiknya. Selain itu, dokter juga akan memerksa pertumbuhannya dari waktu ke waktu.

Jika diperlukan, dokter juga akan merekomendasikan untuk melakukan pengangkatan jaringan kulit yang terkena. Tujuannya untuk diperiksa di bawah mikroskop guna didiagnosis lebih lanjut.

Pasalnya, kondisi ini cukup mirip dengan kanker kulit melanoma jika dilihat secara sekilas. Melihat sampel jaringan di bawah mikroskop menjadi satu-satunya cara untuk memastikan apakah kondisi ini termasuk kanker kulit atau bukan.

Apa saja pilihan pengobatan untuk keratosis seboroik?

Keratosis seboroik bukanlah penyakit berbahaya. Oleh karena itu, kondisi biasanya tidak perlu diobati.

Namun demikian, doker biasanya merekomendasikan berbagai langkah pengobatan untuk menghilangkan kulit yang tumbuh berlebih jika:

  • tampak seperti kanker kulit,
  • mudah mengalami iritasi,
  • selalu terluka saat bergesekan dengan baju, serta
  • mengganggu penampilan dan membuat orang yang memilikinya tidak percaya diri.

Di bawah ini berbagai prosedur pengangkatan lesi kulit untuk membantu mengatasi keratosis seboroik.

Cryosurgery

Cyrosurgery adalah prosedur operasi yang menggunakan cairan sangat dingin untuk menghancurkan jaringan abnormal di kulit. Prosedur ini biasanya menggunakan nitrogen cair sebagai bahan utamanya.

Nitrogen cair yang digunakan memiliki suhu antara -174,4 sampai -360 ° C. Sebelumnya, dokter akan memberikan anestesi untuk membuat kulit menjadi mati rasa.

Ketika nitrogen ini digunakan ke area keratosis seboroik menggunakan kapas atau semprotan, jaringan kulit akan langsung hancur. Biasanya kulit yang tumbuh akibat kondisi ini akan rontok atau lepas dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Prosedur ini menimbulkan lepuhan di bawah kulit dan akan mengering seiring berjalannya waktu. Kerak yang mengering lama-lama akan membentuk seperti keropeng hingga akhirnya terlepas dengan sendirinya dari kulit.

Bedah listrik

Bedah listrik (electrocautery) merupakan prosedur yang menggunakan arus listrik untuk menghancurkan pertumbuhan jaringan kulit berlebih.

Agar pasien tidak mengalami rasa sakit selama prosedur, dokter akan memberikan anestesi terlebih dahulu di area kulit yang akan dilakukan tindakan.

Selain itu, dokter juga akan membersihkan kulit di lokasi operasi dan melapisisnya dengan gel untuk mencegah luka bakar. Arus listrik ini tidak akan masuk langsung ke tubuh selama operasi.

Dokter akan menggunakan alat khusus yang ujungnya nanti akan dipanaskan dan bersentuhan dengan jaringan berlebih di kulit. Panas dari arus listrik ini membantu menghilangkan jaringan kulit berlebih pada keratosis seboroik.

Kuretase

Kuretase dilakukan dengan mengikis permukaan kulit menggunakan alat khusus. Terkadang kuretase digunakan bersamaan dengan cryosurgery untuk mengobati pertumbuhan abnormal kulit yang lebih tipis.

Prosedur ini juga bisa digunakan berbarengan dengan bedah listrik.

Dokter hanya akan mengikis jaringan abnormal kulit yang tumbuh. Oleh karena itu, tidak diperlukan jahitan setelahnya. Pascaprosedur, umumnya kulit akan mengalami sedikit perdarahan yang tidak perlu dikhawatirkan.

Ablasi

Ablasi dilakukan dengan mengangkat lapisan jaringan untuk mengatasi perubahan warna, memperbaiki teksur, dan menghilangkan lesi, kutil, atau tumor.

Ada beberapa teknik yang umumnya digunakan untuk ablasi kulit di bawah ini.

  • Ablasi laser, untuk mengatasi lesi superfisial atau perubahan warna pada kulit.
  • Kemoablasi, menggunakan asam topikal untuk membuat kulit terkelupas atau menghilangkan kutil.
  • Cyroablation, membekukan kulit dengan menggunakan gas dingin seperti nitrogen cair atau argon.
  • Sama seperti prosedur lainnya, dokter akan membuat kulit mati rasa dengan memberikan anestesi atau bius lokal. Selain itu, jika diperlukan dokter juga akan memberikan obat penenang untuk membantu diri Anda lebih rileks.

    Prosedur biasanya berlangsung selama 30 menit sampai 2 jam tergantung pada teknik yang digunakan dan area kulit yang dirawat.

    Setelah prosedur pengangkatan, area kulit ini biasanya berwarna lebih terang dibandingkan dengan bagian kulit lain di sekitarnya. Namun, lama-kelamaan warna kulit akan kembali rata seiring dengan berjalannya waktu.

    Sebagian besar keratosis seboroik yang dihilangkan tidak akan kembali pada kemudian hari. Namun, tak menutup kemungkinan jaringan kulit yang baru akan tumbuh pada area tubuh yang lain.

    Pengobatan keratosis seboroik di rumah

    Belum ada pengobatan rumahan atau alami yang terbukti mampu menghilangkan keratitis seboroik. Namun, ada beberapa perawatan rumahan yang bisa dilakukan untuk bantu mengatasi keratosis seboroik di bawah ini.

    1. Menggunakan baju yang longgar

    Keratosis seboroik membuat permukaan kulit yang terkena lebih menonjol dibandingkan sekitarnya. Sebaiknya gunakan baju tidak ketat pada area kulit yang terpapar kondisi ini.

    Penting juga untuk menggunakan baju berbahan lembut seperti katun. Tujuannya agar area kulit ini tidak bergesekan dengan baju yang bisa meningkatkan risiko iritasi kulit. Jika teriritasi, kondisi yang tadinya tak berbahaya bisa jadi memicu masalah.

    2. Tidak menggaruk area kulit yang terkena

    Menggaruk area kulit yang terkena keratosis seboroik bisa membuatnya terluka. Luka ini bisa memicu infeksi apabila ada bakteri atau virus yang masuk ke dalamnya.

    Oleh karena itu, jangan menggaruk area ini. Selain itu, hindari memegangnya secara berlebihan karena bisa membuat Anda secara tak sadar mengopeknya.

    3. Menggunakan tabir surya

    Tabir surya menjadi salah satu produk perawatan kulit yang penting dan tak boleh dilewatkan. Tabir surya membantu mencegah sinar matahari langsung masuk dan merusak kulit.

    Selain tabir surya, Anda juga bisa memberikan kulit perlindungan yang ekstra dengan menggunakan pakaian tertutup. Gunakan juga topi dan kacamata hitam jika selama seharian Anda berkegiatan di luar ruangan.

    Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan ke dokter Anda untuk dapat lebih mengerti solusi terbaik untuk Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan