backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kanker Usus Halus

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 08/01/2021

Kanker Usus Halus

Definisi

Apa itu kanker usus halus?

Kanker usus halus adalah penyakit langka yang menyerang usus halus. Sel-sel di dalam jaringan usus halus akan berubah atau bermutasi. Kondisi ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tak terkendali, sehingga tumor ganas terbentuk.

Usus halus adalah organ yang menghubungkan lambung Anda dengan usus besar. Fungsi utamanya adalah untuk mencerna makanan, lemak, vitamin, dan zat-zat lain yang diperlukan tubuh.

Usus halus memiliki panjang sekitar 6 meter dan terdiri dari 3 bagian, yaitu:

  • duodenum (bagian atas)
  • jejunum (bagian tengah)
  • ileum (bagian bawah)

Gejala utama yang umumnya terasa ketika seseorang terserang penyakit ini adalah rasa sakit seperti kram pada perut yang disertai muntah-muntah.

Umumnya, penyakit ini dipengaruhi oleh faktor makanan dan riwayat kesehatan penderitanya. Beberapa tes pemeriksaan usus halus dilakukan untuk mendeteksi, mendiagnosis, dan menentukan stadium kanker.

Seberapa umumkah kanker usus halus?

Kanker usus halus merupakan salah satu jenis kanker yang cukup langka terjadi. Penyakit ini hanya terjadi sebanyak 1 kali dari 10 kasus kanker saluran pencernaan, serta 1 dari 100 kasus kanker semua jenis.

Umumnya, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pasien berusia lanjut, yaitu 60 hingga 70 tahun ke atas. Selain itu, kanker jenis ini sedikit lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin laki-laki dibanding dengan perempuan.

Beberapa faktor risiko juga turut berperan dalam terjadinya penyakit ini, seperti pola makan, masalah pada usus, hingga kondisi kesehatan lainnya.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai kanker usus halus, Anda dapat segera berkonsultasi dengan dokter terdekat.

Jenis

Apa saja jenis-jenis dari kanker usus halus?

Usus halus adalah organ yang terbuat dari berbagai jenis sel yang beragam. Maka dari itu, berbagai tipe sel kanker dapat berkembang di organ ini.

Secara umum, kanker usus halus dapat dibagi menjadi 5 jenis, yaitu:

1. Adenokarsinoma

Sebanyak 40 hingga 10 kasus kanker usus halus tergolong dalam tipe adenokarsinoma. Maka itulah, tipe ini termasuk yang paling umum ditemukan.

Adenokarsinoma awalnya berkembang pada sel-sel yang berada di dinding usus halus. Awalnya tampak seperti tumor jinak, tapi beberapa dapat berpotensi berubah menjadi tumor ganas.

Adenokarsinoma paling banyak ditemukan di duodenum.

2. Sarkoma

Sarkoma merupakan sel kanker yang muncul pada jaringan-jaringan pendukung di dalam tubuh. Salah satu jenis sel sarkoma yang paling sering ditemukan adalah gastrointestinal stromal tumor (GIST).

GIST dapat tumbuh di bagian manapun pada usus halus. Jenis sel sarkoma lainnya adalah leiomisarkoma. Umumnya, jenis selini terletak di dinding otot usus halus.

3. Limfoma

Limfoma pertama kali muncul pada jaringan limfa di usus halus. Jaringan limfa berperan dalam mengatur sistem imun tubuh. Limfoma yang muncul di usus halus biasanya adalah limfona non-Hodgkin.

Limfoma pada usus halus lebih banyak terjadi di jejunum dan ileum.

4. Tumor karsinoid

Tumor karsinoid atau neuroendokrin terjadi pada sel-sel yang memproduksi hormon di dalam usus halus. Umumnya, sel tersebut ditemukan di ileum atau usus buntu.

5. Kanker sekunder

Terkadang, kanker usus halus bisa jadi merupakan kanker sekunder. Ini artinya, penyebaran sel kanker berasal dari bagian tubuh lain.

Umumnya, organ tubuh yang dapat menyebarkan sel kanker sekunder adalah kulit (melanoma), paru-paru, payudara, dan usus besar.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda dan gejala kanker usus halus?

Tanda-tanda dan gejala kanker usus halus sangatlah bervariasi, tetapi umumnya pasien akan merasakan kram atau rasa sakit pada perut. Rasa sakit tersebut juga seringkali disertai dengan muntah dan buang air besar berdarah.

Berikut adalah gejala-gejala utama penyakit ini:

  • Kram atau sakit perut
  • Kehilangan berat badan tanpa penyebab yang jelas
  • Mual dan muntah
  • Buang air besar berdarah akibat usus halus terluka
  • Kelelahan, akibat kehilangan banyak sel darah merah
  • Diare

Terkadang, kanker dapat menyebabkan penyumbatan di dalam usus. Kondisi ini terkadang berupa penyumbatan sebagian atau menyeluruh. Gejala-gejalanya adalah:

  • Muntah
  • Konstipasi
  • Sakit perut
  • Perut kembung

Pada kasus yang jarang terjadi, penyumbatan pada usus halus dapat menyebabkan usus sobek. Ini adalah kondisi yang sangat serius dan membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin. Gejala-gejalanya meliputi:

  • Sakit perut parah
  • Merasa pusing
  • Pingsan
  • Perut membengkak

Gejala-gejala yang disebutkan kemungkinan juga dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan lainnya. Selain itu, kemungkinan ada tanda­-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala yang tercantum di atas atau memiliki pertanyaan, silakan berkonsultasi dengan dokter Anda. Tubuh masing-­masing orang berbeda. Selalu  konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab

Apa saja penyebab kanker usus halus?

Hingga saat ini, para dokter dan ahlli belum mengetahui apa penyebab pasti dari kanker usus halus. Namun, penyebab umum terbentuknya sel kanker di dalam tubuh adalah terjadinya perubahan atau mutasi pada DNA.

DNA di sel-sel usus halus berperan dalam menjalankan fungsi usus secara normal. Sel-sel tubuh yang sehat akan berkembang dan berduplikasi secara wajar, lalu kemudian mati dan digantikan dengan sel baru.

Namun, pada sel-sel yang rusak dan bermutasi, sel akan terus berkembang dan tetap hidup secara tidak terkendali. Penumpukan sel yang berlebihan ini dapat memicu pertumbuhan jaringan tumor.

Lama kelamaan, sel kanker dapat berkembang dan menyerang jaringan-jaringan sehat di sekitarnya. Kemudian, sel-sel tersebut dapat menjalar ke bagian tubuh lainnya.

Faktor risiko

Apa saja faktor-faktor risiko saya terkena kanker usus halus?

Kanker usus halus adalah penyakit yang dapat menyerang semua orang dari berbagai golongan usia dan ras. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.

Akan tetapi, faktor risiko juga bisa berarti tidak membawa pengaruh apa-apa. Memiliki satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda dapat terkena penyakit ini. Banyak juga pengidap penyakit ini yang memiliki sedikit faktor risiko, atau malah tidak sama sekali.

Berikut adalah faktor-faktor risiko pemicu terjadinya kanker usus halus:

1.Usia

Apabila Anda berusia lanjut, tepatnya di atas 60 hingga 70 tahun, risiko Anda untuk terserang penyakit ini jauh lebih besar dibanding orang-orang berusia lebih muda.

2. Jenis kelamin

Kasus penyakit ini lebih banyak ditemukan pada penderita berjenis kelamin laki-laki dibanding dengan perempuan.

3. Mutasi gen keturunan keluarga

Beberapa mutasi gen yang diturunkan dari orang tua dapat meningkatkan risiko terkena berbagai macam penyakit, termasuk kanker usus halus.

4. Menderita penyakit Crohn

Orang dengan penyakit Crohn memiliki peluang lebih besar terserang kanker. Penyakit Crohn adalah kondisi di mana sistem imun tubuh menyerang saluran pencernaan. Orang dengan penyakit ini lebih mudah terkena kanker jenis adenokarsinoma.

5. Menderita penyakit celiac

Bagi penderita penyakit celiac, makan makanan yang mengandung gluten dapat mengakibatkan sistem imun tubuh menyerang dinding usus. Pasien penderita penyakit celiac memiliki risiko lebih tinggi terserang kanker jenis limfoma.

6. Memiliki polip usus keturunan

Pada beberapa kasus, orang-orang memiliki polip yang berkembang di usus dan rektum. Apabila hal tersebut tidak segera ditangani, polip tersebut berisiko berubah menjadi tumor ganas.

7. Sistem imun tubuh yang lemah

Apabila tubuh Anda memiliki sistem imun yang bermasalah, ada kemungkinan Anda dapat terserang kanker usus halus. Contohnya, Anda menderita infeksi HIV atau melakukan transplantasi organ.

8. Merokok dan minum minuman beralkohol

Secara keseluruhan, rokok dan alkohol dapat menyebabkan kerusakan pada fungsi-fungsi organ tubuh, termasuk usus halus. Jika Anda aktif merokok dan minum minuman beralkohol secara berlebihan, peluang Anda terserang penyakit ini lebih besar.

9. Pola makan yang tidak tepat

Terlalu banyak makan berlemak, asin, dan krurang mengandung antioksidan atau serat dapat meningkatkan risiko Anda mengalami penyakit ini.

Diagnosis & pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana dokter mendiagnosis kanker usus halus?

Kanker usus halus adalah penyakit yang agak sulit untuk didiagnosis. Pada saat proses diagnosis, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

Dokter akan menanyakan apa saja keluhan Anda, gejala yang Anda alami, serta riwayat kesehatan Anda. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan dengan pemindaian untuk memantau perkembangan kanker. Misalnya lewat X-ray, CT scan, atau MRI.

Anda juga mungkin diminta melakukan endoskopi (memasukkan kamera kecil ke dalam kerongkongan, lambung, dan usus) untuk melihat lokasi kanker.

1. Tes pengambilan gambar

Tes pengambilan gambar dilakukan untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai bagian dalam tubuh Anda, terutama usus halus. Tes-tes yang biasanya dijalankan adalah:

  • CT scan
  • MRI scan
  • Positron emission tomography (PET)
  • X-ray pada bagian atas sistem pencernaan dan usus halus
  • Nuclear medicine scans

2. Tes untuk melihat bagian dalam usus halus

Tes endoskopi dilakukan dengan memasukkan kamera ke dalam usus halus Anda, sehingga dokter dapat mengamati dinding usus dengan lebih jelas. Prosedur yang dilakukan adalah:

  • Endoskopi atas
  • Endoskopi kapsul
  • Enteroskopi single-balloon
  • Enteroskopi double balloon
  • Enteroskopi spiral

3. Operasi

Operasi dilakukan karena terkadang sel kanker terletak di area tubuh yang sulit dideteksi. Biasanya, dokter akan menyarankan laparotomi atau laparoskopi untuk tes ini.

Dokter akan memasukkan kamera pada prosedur bedah ini dan melihat bagian dalam perut Anda.

Pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan antara lain:

  • Tes darah untuk melihat zat-zat dalam tubuh
  • Pemeriksaan fungsi hati (liver), bisa dengan tes darah
  • Pemeriksaan feses yang bisa mendeteksi adanya darah

Apa pilihan pengobatan untuk kanker usus halus?

Pengobatan yang dianjurkan dokter tergantung pada jenis kanker Anda dan seberapa jauh penyebarannya. Umumnya, pengobatan terdiri dari operasi, kemoterapi, terapi targeted drug, dan imunoterapi. Operasi adalah salah satu perawatan yang paling diutamakan.

1. Operasi

Dokter bedah akan mengeluarkan seluruh sel kanker apabila memungkinkan. Jika hanya menyerang sebagian dari usus halus, mungkin dokter akan memotong bagian yang terdampak.

Namun, jika hampir seluruh bagian usus halus terserang kanker, dokter harus mengeluarkan seluruh usus halus Anda.

2. Kemoterapi

Kemoterapi dinilai ampuh membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi biasanya merupakan kombinasi beberapa obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang bertumbuh terlalu cepat, termasuk sel kanker.

3. Targeted drug therapy

Obat ini berfokus pada kelemahan tertentu yang terdapat di sel kanker. Dengan cara mengatasi kelemahan ini, obat ini dapat membunuh sel-sel kanker. Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi kanker jenis limfoma dan GIST.

4. Imunoterapi

Obat imunoterapi membantu sistem imun tubuh Anda melawan sel kanker. Sistem imun tubuh Anda mungkin tidak akan menyerang sel kanker karena sel-sel tersebut menghasilkan protein yang membingungkan sistem imun.

Pengobatan di rumah

Apa saja ­perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kanker usus halus?

Belum diketahui secara pasti apa saja yang mengurangi risiko kanker usus halus karena penyakit ini sangat langka. Apabila Anda ingin mengurangi risiko kanker secara umum, Anda mungkin dapat mencoba langkah di bawah ini:

  • Makan sayur, buah, dan gandum utuh
  • Kurangi konsumsi alkohol, kalau perlu berhenti sama sekali
  • Berhenti merokok
  • Olahraga minimal 30 menit sehari
  • Menjaga berat badan agar tetap normal

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 08/01/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan