backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Inkontinensia Alvi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 07/01/2021

Inkontinensia Alvi

Definisi

Apa itu inkontinensia alvi?

Inkontinensia alvi adalah suatu kondisi di mana penderitanya tidak dapat mengontrol keinginan untuk buang air besar. Normalnya, keinginan BAB bisa ditahan hingga beberapa waktu. Namun. kondisi ini membuat Anda tidak bisa menahan keinginan BAB tersebut dan kotoran tidak sengaja keluar begitu saja.

Ketika makan, kita menghasilkan kombinasi makanan yang tidak tercerna, bakteri, dan sel-sel mati dalam bentuk padat. Kombinasi ini disebut feses. Feses kemudian bergerak melalui usus ke rektum dan keluar di anus. Seluruh proses ini dikenal sebagai buang air besar. Inkontinensia terjadi ketika ada sesuatu yang salah dalam proses kendali usus.

Salah satu jenis inkontinensia alvi yang paling umum adalah urge incontinence. Ketika Anda mengalami kondisi ini, Anda merasakan keinginan kuat yang mendesak untuk buang air besar, dan  tidak mampu menahannya sebelum sampai toilet. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh adanya kerusakan otot panggul.

Jenis lain dari kondisi ini adalah passive incontinence. Jika Anda mengalaminya, feses atau cairan akan keluar dari anus tanpa Anda sadari.

Seberapa umumkah inkontinensia alvi?

Inkontinensia alvi merupakan salah satu masalah pencernaan yang umum terjadi. Sekitar 1 dari 3 orang yang memeriksakan diri ke pusat layanan kesehatan pernah mengalami kondisi ini.

Selain itu, kondisi ini paling banyak ditemukan pada pasien berusia lanjut. Diperkirakan sebanyak 7-15 dari 100 pasien dewasa yang tidak dirawat di rumah sakit menderita kondisi ini. Sementara itu, sebanyak 18-33 dari 100 pasien dewasa yang menjalani perawatan di rumah sakit mengalami inkontinensia.

Kondisi ini juga umum terjadi pada anak-anak. Berdasarkan sebuah studi yang terdapat di Best Practice & Research Clinical Gastroenterology, dilaporkan terdapat sekitar 1-4% anak usia sekolah. Sementara itu, angka kejadiannya pada anak berusia 4 tahun adalah 2,8%.

Angka tersebut menunjukkan perbedaan pada anak berusia 7-8 tahun, di mana terdapat 2,3% kasus pada anak laki-laki dan 1,3% pada anak perempuan. Ini menunjukkan bahwa kondisi ini lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki dibanding dengan perempuan.

Untungnya, penyakit ini dapat diatasi dan dikendalikan dengan cara mengenali faktor-faktor risiko yang ada. Untuk informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter Anda.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala inkontinensia alvi?

Gejala inkontinensia alvi yang paling bisa dikenali adalah kehilangan kontrol usus dan tidak bisa menahan keinginan BAB. Selain itu, karena kondisi ini dapat muncul bersamaan dengan penyakit lainnya, ketika Anda mengalami diare atau sembelit, berhati-hatilah terhadap ancaman kondisi ini.

Anda harus memeriksakan diri ke dokter jika masalah ini mulai mengganggu kehidupan sehari-hari Anda. Jangan terlalu mempercayai intuisi Anda. Masalah yang menyerang otot anus Anda berpotensi menyebabkan masalah lain pada kesehatan Anda secara keseluruhan.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda mengalami satu pun tanda atau gejala yang disebutkan di atas, atau memiliki pertanyaan apapun, konsultasikanlah pada dokter.

Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi Anda, selalu periksakan diri ke dokter atau pusat layanan medis terdekat.

Penyebab

Apa penyebab inkontinensia alvi?

Penyebab paling umum dari inkontinensia alvi adalah kerusakan pada sfingter anus. Sfingter anus adalah otot-otot di sekitar anus yang bertugas untuk menahan atau merenggang di bawah kendali Anda.

Jika saraf pada otot tersebut rusak, maka Anda kehilangan kemampuan untuk mengontrol buang air besar. Hal ini dapat berakibat pada kebocoran tinja yang tidak disengaja, atau dalam kasus terburuk, Anda berpotensi kehilangan kontrol buang air besar sepenuhnya.

Ada faktor lain yang dapat berkontribusi pada penyebab kondisi ini. Diare atau sembelit bisa jadi salah satunya karena merupakan dua kondisi kesehatan umum yang berkaitan dengan buang air besar.

Penyakit radang usus terkadang juga menjadi salah satu pemicu karena pengaruhnya pada saluran pencernaan. Kerusakan saraf seperti yang disebutkan di atas dapat menyebabkan otot merenggang dengan sendirinya. Penyakit Alzheimer juga dapat mengganggu kemampuan untuk buang air besar.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko inkontinensia alvi?

Inkontinensia alvi adalah kondisi yang dapat terjadi pada siapa saja, tidak mengenal golongan usia maupun kelompok ras. Kebanyakan orang bisa mengalami inkontinensia sekali dalam hidup mereka, terutama yang disertai dengan kondisi yang disebutkan sebelumnya seperti diare atau sembelit.

Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini. Akan tetapi, perlu Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda dipastikan akan mengalami kondisi ini.

Berikut adalah faktor-faktor risiko untuk kondisi ini:

1. Usia

Penyakit ini paling banyak ditemukan pada lansia berumur 65 tahun ke atas. Orang-orang yang telah memasuki golongan usia tersebut memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami inkontinensia.

2. Pernah melahirkan

Jika Anda wanita yang pernah menjalani metode kelahiran normal lebih dari 2 kali, peluang Anda untuk mengalami kondisi ini jauh lebih besar.

3. Jarang melakukan kegiatan fisik

Apabila Anda lebih banyak menghabiskan waktu duduk di kantor, bed rest, jarang berolahraga, atau beraktivitas fisik lainnya, Anda berpeluang besar untuk mengalami kondisi ini.

4. Memiliki penyakit tertentu

Beberapa penyakit kronis dan masalah-masalah pada sistem saraf dapat mengganggu kinerja otot panggul dan otot sfingter dalam mengendalikan keinginan buang air besar.

Diagnosis & pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Bagaimana inkontinensia alvi didiagnosis?

Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan penyebab masalahnya. Pemeriksaan langsung pada anus dilakukan untuk mengetahui bagaimana sfingter anus berkontraksi.

Ada juga tes lainnya seperti tes laboratorium pada tinja, serta tes endoskopi, di mana selang dimasukkan ke dalam anus untuk memeriksa potensi masalah yang berkaitan dengan saluran pencernaan.

Tes saraf bisa menunjukkan hasil jika ada kerusakan saraf. Terkadang, tes USG dapat dilakukan untuk melihat apakah ada masalah pada anus dan dinding dubur.

Apa saja pengobatan untuk inkontinensia alvi?

Pengobatan pada kondisi ini akan berkisar dari non-operasi hingga operasi, tergantung pada kondisi Anda.

  • Pengobatan non-operasi meliputi konsumsi obat-obatan, perubahan diet, perbanyak minum air putih, dan pengaturan rutinitas buang air besar untuk melatih usus Anda.
  • Operasi atau prosedur invasif minimal diperlukan jika inkontinensia tidak dapat diobati dengan obat-obatan dari dokter.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan di rumah yang dapat dilakukan untuk mengatasi inkontinensia alvi?

Gaya hidup dan pengobatan di rumah berikut dapat membantu Anda mengatasi inkontinensia alvi:

1. Mengatur pola makan

Aturlah pola makan Anda sehari-hari karena kondisi ini umumnya berkaitan dengan apa yang masuk ke dalam tubuh Anda. Berikut adalah beberapa makanan yang berpotensi memicu terjadinya inkontinensia:

  • Alkohol
  • Kafein
  • Produk olahan susu
  • Makanan berminyak, digoreng, dan berlemak
  • Makanan pedas
  • Daging asap atau produk fermentasi
  • Pemanis seperti fruktosa, mannitol, sorbitol, dan xylitol

2. Menambahkan serat

Serat sangat baik dan bermanfaat untuk pencernaan Anda. Pastikan Anda memenuhi kebutuhan serat harian Anda sebesar 30 gram.

Anda dapat mengonsumsi makanan-makanan yang terbuat dari gandum utuh, seperti roti gandum. Anda juga dapat mengecek kandungan serat dalam produk-produk seperti roti, sereal, dan makanan lainnya.

3. Senam untuk melatih panggul dan otot anus

Metode ini sangat berguna untuk mengendalikan keinginan buang air besar Anda. Anda dapat meminta saran dokter atau ahli terapis mengenai gerakan-gerakan senam yang tepat dan efektif.

Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter untuk memahami solusi terbaik untuk Anda.

Hello Health Group tidak menyediakan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 07/01/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan