backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Impetigo

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 13/01/2023

Impetigo

Apa itu impetigo?

Impetigo adalah infeksi kulit bagian paling atas yang sangat mudah menular dan menyebabkan rasa sakit.

Akibatnya, ruam kulit berwarna merah dan berisi cairan akan terbentuk. Ruam tersebut bisa pecah kapan saja.

Ruam merah dapat muncul di bagian tubuh mana pun. Namun, seringnya terjadi di sekitar hidung, mulut, area sekitar tangan dan kaki.

Setelah pecah, ruam tersebut akan membuat kulit berkerak kuning dan cokelat.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Dikutip dari American Academy of Dermatology Association, impetigo adalah kondisi yang paling umum terjadi pada anak-anak, terutama anak usia 2 hingga 5 tahun.

Meskipun begitu, tetap ada kemungkinan orang dewasa terkena infeksi ini. Biasanya, orang dewasa yang terkena impetigo adalah mereka yang juga memiliki masalah kulit lain.

Dibandingkan dengan wanita, impetigo adalah penyakit yang lebih sering terjadi pada pria.

Tanda dan gejala impetigo

Impetigo terdiri atas dua tipe, yakni non-bulosa dan bulosa. Tipe non-bulosa lebih umum terjadi dibanding tipe bulosa. Terdapat beberapa perbedaan gejala di antara keduanya.

Tanda dan gejala impetigo non-bulosa adalah sebagai berikut.

  • Muncul satu bintik merah yang kemudian semakin banyak dan menyebar.
  • Ruam terasa sangat gatal.
  • Ruam berisi cairan dan sangat mudah pecah.
  • Ketika sudah pecah, kulit di sekitarnya ikut memerah.
  • Kelenjar getah bening di dekat kulit yang terluka kadang terasa bengkak bila disentuh.
  • Setelah pecah, kulit akan berkerak dengan warna kuning kecokelatan.
  • Luka bisa sembuh tanpa luka, kecuali jika goresan mengenai kulit lebih dalam.

Sementara itu, di bawah ini adalah tanda dan gejala impetigo bulosa.

  • Muncul bintik di kulit berisi cairan berwarna keruh kekuningan.
  • Jika disentuh, kulit yang melenting terasa lembek dan mudah pecah.
  • Setelah pecah, kulit akan berkerak namun tidak ada menimbulkan kemerahan di kulit sekitarnya.
  • Kulit cenderung sembuh tanpa menimbulkan jaringan parut.

Kemungkinan ada tanda-­tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, segera konsultasikan pada dokter spesialis kulit.

Kapan harus periksa ke dokter?

Segera periksa ke dokter jika anak merasakan beberapa gejala seperti:
  • demam,
  • bagian ruam terasa sakit dan membengkak,
  • ruam terlihat kemerahan dari biasanya, serta
  • ruam terasa hangat jika disentuh.
Perlu diketahui juga, tubuh setiap orang berbeda sehingga bisa menimbulkan gejala yang berbeda pula. Bila khawatir tentang kondisi anak atau bila punya berbagai pertanyaan lain, silakan konsultasikan pada dokter.

Penyebab impetigo

Bakteri adalah salah penyebab utama impetigo. Jenis bakteri yang dapat menimbulkan kondisi ini adalah bakteri strep (Streptokokus) dan staph (Staphylococcus).

Kedua bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui folikel (kantong kelenjar sempit) pada kulit yang rusak akibat luka.

Tak hanya luka terbuka, impetigo dapat terjadi pada luka kulit yang tidak terlihat seperti dermatitis atopik (eksim), poison ivy, gigitan serangga, luka bakar, atau lecet.

Pada beberapa kasus, impetigo juga bisa dialami oleh orang-orang yang kulitnya benar-benar dalam keadaan sehat.

Terkadang, impetigo terjadi saat anak-anak mengalami flu atau demam. Kondisi ini membuat kulit di bawah hidung mengelupas, yang nantinya akan membuka jalan bagi bakteri untuk masuk ke dalam tubuh.

Anak dapat tertular penyakit ini ketika terkena paparan luka atau cairan yang terkontaminasi dari luka orang yang terinfeksi.

Faktor risiko impetigo

Setiap orang memiliki risiko pada penyakit-penyakit tertentu, salah satunya impetigo. Beberapa faktor risiko untuk impetigo adalah sebagai berikut.

  • Umur. Anak-anak usia 2 sampai 5 tahun merupakan mereka yang memiliki risiko tertinggi terkena impetigo.
  • Tempat ramai. Kondisi ini adalah hal yang membuat impetigo lebih mudah untuk tertular dari orang ke orang, seperti di sekolah-sekolah dan pusat perawatan anak.
  • Suhu hangat, cuaca lembap. Jenis cuaca ini adalah kondisi terbaik bagi bakteri berkembang dan menyebar. Orang yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia adalah pihak berisiko lebih tinggi terkena impetigo.
  • Rusaknya kulit. Bakteri dapat menyerang tubuh melalui luka kulit yang kecil atau kulit yang terbuka. Itu adalah hal yang meningkatkan risiko anak terkena impetigo. 
  • Aktivitas. Anak-anak dan orang dewasa yang menjadi atlet, seperti gulat dan sepak bola. Aktivitas ini menyebabkan adanya bakteri tumbuh subur di kulit, gampang memiliki luka terbuka, dan ada kontak antarkulit sehingga mudah tertular.

Komplikasi impetigo

Impetigo adalah penyakit yang biasanya tidak berbahaya. Pada infeksi ringan, luka akibat pecahnya ruam berair akan sembuh tanpa jaringan parut.

Namun, bukan berarti Anda boleh menyepelekan kondisi ini begitu saja. Meski jarang, di bawah ini termasuk komplikasi yang dapat terjadi saat anak maupun Anda mengidap impetigo.

1. Jaringan parut

Ruam saat impetigo adalah jenis yang sangat mudah pecah, baik karena garukan atau tidak sengaja tergores.

Tidak seperti lenting cacar, ruam dari penyakit kulit ini biasanya tidak meninggalkan bekas luka. Kecuali, jika luka cukup parah dan tidak tepat penanganannya, maka jaringan parut (keloid) bisa terjadi.

2. Ektima

Bila tidak diobati, komplikasi seperti ektima adalah kondisi yang dapat menyerang pengidap impetigo. Ini merupakan jenis infeksi yang lebih parah.

Pasalnya, impetigo merupakan kondisi yang hanya terjadi di lapisan kulit paling atas, sementara ektima terjadi di bagian kulit yang lebih dalam.

Bila terkena infeksi ini, gejala yang akan muncul meliputi kulit melenting berisi nanah yang terasa sakit. Jika sudah pecah, kerak kuning kecokelatan yang terbentuk akan lebih tebal dan membuat kulit sekitarnya kemerahan.

3. Selulitis

Selain ektima, infeksi bakteri pada lapisan kulit atas juga bisa menyebabkan selulitis. Infeksi ini dapat memengaruhi jaringan di bawah kulit.

Infeksi akan semakin mudah menyebar akhirnya hingga ke kelenjar getah bening dan aliran darah. Bila sudah terjadi, infeksi bisa menimbulkan gejala demam dan nyeri tubuh.

4. Masalah pada ginjal

Masalah pada ginjal sebagai komplikasi impetigo adalah kondisi yang cukup langka, tapi bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada anak-anak.

Biasanya, jenis yang dapat berujung pada gagal ginjal dan kerusakan ginjal adalah impetigo yang disebabkan oleh infeksi Streptococcus.

Ini terjadi karena bakteri yang menyebabkan peradangan masuk ke dalam aliran darah dan sampai ke bagian glomeruli.

Glomeruli adalah unit penyaringan dari ginjal. Saat bagian ini terinfeksi, ginjal akan kehilangan kemampuan untuk menyaring urin.

Pengobatan impetigo

Penyakit kulit ini cukup diobati dengan salep atau krim antibiotik yang dioleskan langsung pada area yang terinfeksi. Untuk menggunakannya, rendam luka dalam air hangat atau dikompres terlebih dahulu.

Setelah keropeng atau kulit kering lepas, oleskan obat. Dengan begitu, efek obat dapat menembus kulit lebih baik.

Bila luka impetigo lebih parah atau tidak kunjung sembuh setelah diberi obat luar, anak Anda mungkin akan membutuhkan obat antibiotik minum.

Ingatlah, obat harus dihabiskan sesuai resep. Bahkan jika luka sudah mulai sembuh, jangan hentikan pengobatan karena hal ini dapat membuat anak lebih mudah kambuh dan penyakit jadi kebal terhadap antibiotik.

Beberapa obat yang biasanya digunakan untuk mengobati impetigo adalah sebagai berikut.

  • Salep antibiotik seperti Neosporin.
  • Obat antibiotik minum seperti amoksisilin-klavulanat acid dan sefalosporin.
  • Clindamycin atau trimethoprim-sulfamethoxazole, jika pengobatan sebelumnya tidak membuahkan hasil.

Selalu konsultasikan pada dokter sebelum Anda maupun anak yang mengalami kondisi ini menggunakan obat-obatan yang disebutkan.

Bicarakan dengan dokter jika pada hari ketiga beberapa luka bekas ruam yang pecah tidak juga mengering dan membaik.

Kemungkinan dokter akan merekomendasikan antibiotik lain atau mengganti obat dengan yang lebih ampuh.

Jika obat menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan, jangan sungkan untuk meminta dokter meresepkan obat lain yang efek sampingnya lebih ringan.

Perawatan rumahan impetigo

Bagi orang yang terinfeksi, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Selain mencegah penularannya, tindakan yang juga bisa mempercepat penyembuhan impetigo adalah sebagai berikut.

1. Jangan disentuh dan digaruk

Penyakit kulit apa pun, termasuk impetigo tidak boleh digaruk. Tindakan ini bisa membuat lenting menjadi pecah dan semakin buruk kondisinya.

Terlebih, menyentuh area kulit yang terinfeksi juga bisa menyebarkan bakteri ke area kulit lainnya.

2. Tidak meminjamkan barang pribadi

Infeksi kulit ini menyebar dengan sangat mudah. Jika Anda tidak ingin anggota keluarga lainnya terkena penyakit yang sama dan menyebabkan infeksi berulang, sebaiknya tidak meminjam benda pribadi seperti handuk, pisau cukur, pakaian, dan benda lainnya sampai Anda bebas dari infeksi.

3. Jaga luka tetap bersih

Supaya tidak menyebabkan infeksi berulang, jaga luka bekas pecahan ruam tetap bersih. Bersihkan luka dengan air sabun dan air yang direkomendasikan dokter.

Setelah itu, tutupi luka dengan perban dan rekatkan plester supaya tidak lepas. Jangan lupa untuk mengganti perban secara rutin.

4. Bersihkan tangan Anda setelah merawat kulit

Supaya bagian tubuh lainnya tidak terkena infeksi, cucilah tangan Anda setiap selesai membersihkan kulit, setelah menggunakan toilet, saat ingin makan, dan ketika tangan kotor.

Cuci tangan dengan sabun lalu keringkan dengan handuk atau tisu bersih.

5. Cuci barang yang Anda gunakan

Pisahkan barang Anda atau pasien yang terinfeksi dari barang orang lain yang sehat, seperti seprai, handuk, atau pakaian.

Bila ingin dicuci, cucilah di tempat yang berbeda dengan direnda, dalam air panas terlebih dahulu. Setelah selesai, jemur di area yang terkena sinar matahari untuk mematikan bakteri.

6. Potong kuku

Supaya lenting tidak pecah karena tidak sengaja terkena sentuhan tangan Anda, potong kuku Anda supaya pendek.

Kuku yang panjang dapat dengan mudah merobek kulit yang terinfeksi. Gunakan obat antigatal topikal supaya rasa gatal bisa berkurang.

Pencegahan impetigo

Impetigo adalah penyakit kulit menular, baik itu dari satu area ke area tubuh lainnya atau satu orang ke orang lainnya.

Supaya tidak menularkan impetigo pada orang lain, langkah yang bisa Anda lakukan adalah hindari menggunakan benda yang sama secara bergantian, seperti handuk, pakaian, seprai, dan benda-benda lainnya yang disentuhnya.

Selain itu, Anda juga sebaiknya minta anak untuk menghindari kontak antarkulit dengan orang yang terinfeksi.

Anak dianjurkan untuk menghindari pengidap impetigo sampai luka terbuka sudah mengering dan yang terinfeksi telah dirawat dengan antibiotik selama 24 hingga 48 jam.

Selain menghindari kontak langsung dengan pasien, beberapa cara untuk mencegah impetigo adalah:

  • Menjaga kebersihan tubuh. Biasakan untuk mandi yang benar secara rutin. Segera bersihkan tubuh setelah melakukan aktivitas yang membuat tubuh berkeringat seperti setelah berolahraga.
  • Segera mengobati luka. Walau bila lukanya hanya luka goresan atau gigitan serangga, sebaiknya segera obati luka tersebut. Bersihkan luka dengan air bersih mengalir sebelum diberi obat.
  • Rajin cuci tangan. Cuci tangan setelah menggunakan toilet atau saat tangan kotor adalah langkah yang dapat mencegah Anda terkena impetigo.
  • Tidak meminjam barang pribadi milik orang lain. Misalnya seperti peralatan olahraga, handuk, atau pakaian dengan orang lain. Pastikan Anda selalu membawa pakaian atau handuk cadangan saat bepergian supaya tidak perlu meminjam benda-benda tersebut.

Itulah informasi lengkap seputar impetigo. Jika anak Anda, Anda, atau orang terdekat mengalami gejalanya, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Sementara bila anak atau ada orang terdekat yang memiliki penyakit kulit ini, pahami pengobatannya agar gejala bisa segera membaik.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 13/01/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan