backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Hemiplegia

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 07/01/2021

Hemiplegia

Definisi

Apa itu hemiplegia?

Hemiplegia adalah suatu kondisi di mana salah satu sisi tubuh tidak dapat digerakkan sama sekali (lumpuh). Kondisi ini tergolong dalam masalah pada sistem saraf dengan tingkat keparahan yang bervariasi pada tiap penderitanya.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah kerusakan atau masalah pada sistem kontrol otak. Umumnya, lokasi pada otak yang terdampak kondisi ini akan menentukan letak sisi tubuh yang mengalami kelumpuhan.

Jika otak sisi kiri yang mengalami cedera, hal tersebut menyebabkan tubuh sisi kanan mengalami kelumpuhan. Sebaliknya, apabila cedera atau kerusakan terjadi di otak sisi kanan, kelumpuhan akan menyerang tubuh sisi kiri.

Istilah lain dari kondisi hemiplegia adalah hemiparesis. Hemiparesis adalah sebuah kondisi di mana seseorang masih dapat menggerakan sisi tubuh yang terpengaruh, namun kekuatan ototnya menurun. Pada hemiplegia, sisi tubuh tidak dapat digerakkan sama sekali.

Kelumpuhan yang terjadi pada salah satu sisi dapat memengaruhi lengan, tangan, kaki, dan otot wajah. Anda dapat mengalami kesulitan dalam beraktivitas seperti makan, berpakaian, bahkan buang air.

Untungnya, perawatan-perawatan seperti rehabilitasi, olahraga, dan perangkat bantuan dapat membantu mengembalikan dan memulihkan mobilitas tubuh Anda.

Apa saja jenis-jenis hemiplegia?

Hemiplegia adalah kondisi yang dapat dibagi menjadi dua jenis. Umumnya, pembagian jenis ini didasari oleh kapan penderita mulai mengidap kondisi ini:

1. Hemiplegia kongenital

Hemiplegia kongenital adalah salah satu jenis cedera atau kerusakan otak yang telah terjadi sebelum bayi lahir dari kandungan. Bahkan, kerusakan otak dapat terjadi di tengah-tengah proses persalinan, atau setelah persalinan (hingga bayi berusia sekitar 2 tahun).

2. Hemiplegia acquired

Pada jenis ini, kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh terjadi di satu waktu ketika anak sudah bertumbuh besar. Salah satu kondisi atau penyakit yang dapat memicu terjadinya kelumpuhan adalah stroke.

Seberapa umumkah hemiplegia?

Hemiplegia adalah salah satu jenis gangguan kesehatan yang sangat umum terjadi. Diperkirakan terdapat sekitar 1 dari 1.000 anak yang menderita kondisi ini. Sebanyak 80% kasusnya tergolong dalam jenis kongenital, sementara 20% sisanya diperoleh (acquired).

Kondisi ini bisa dikatakan relatif umum dan dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa saja. Untungnya, kondisi ini dapat ditangani dan dikendalikan dengan cara mengenali faktor-faktor risiko yang ada.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai kondisi ini, Anda dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter Anda.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala hemiplegia?

Gejala umum dari hemiplegia adalah:

  • Kehilangan keseimbangan
  • Kesulitan berjalan
  • Kesulitan menelan
  • Kesulitan berbicara
  • Mati rasa, kesemutan, kehilangan sensasi pada satu sisi tubuh
  • Kesulitan menggenggam objek
  • Berkurangnya presisi pergerakan
  • Kelelahan otot
  • Kurangnya koordinasi

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi. Untuk mendapatkan pengalaman yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi Anda, selalu periksakan gejala-gejala yang muncul ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.

Penyebab

Apa penyebab hemiplegia?

Penyebab utama dari hemiplegia adalah pendarahan otak (stroke hemoragik) dan penyakit pembuluh darah pada cerebrum dan batang otak yang menyebabkan terganggunya asupan darah pada otak (stroke iskemia).

Kondisi lain yang dapat memicu terjadinya hemiplegia adalah trauma atau cedera pada otak. Penyebab utama lainnya yang lebih tidak akut adalah tumor atau luka pada otak, abses otak, penyakit yang menghancurkan selubung sel saraf (multiple sclerosis), pembuluh darah, komplikasi infeksi virus atau bakteri (meningitis) dan peradangan otak (ensefalitis).

Apabila lesi otak menyebabkan hemiplegia, luka otak biasanya berada di sisi otak sebaliknya dari sisi yang lumpuh. Pada kasus yang langka, hemiplegia disebabkan oleh penyakit menular akibat poliovirus (poliomyelitis) atau gangguan sel saraf motorik (neuron) pada saraf tulang belakang, batang otak dan korteks motorik (penyakit sistem motorik).

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk hemiplegia?

Hemiplegia adalah kondisi yang dapat terjadi pada hampir semua orang, tidak memandang kelompok usia maupun golongan rasnya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini.

Perlu Anda ketahui bahwa memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko bukan berarti Anda dipastikan akan mengidap suatu penyakit. Tidak menutup kemungkinan Anda dapat menderita penyakit tertentu tanpa adanya satu pun faktor risiko.

Berikut adalah faktor-faktor risiko yang memicu seseorang untuk mengalami kondisi ini:

1. Usia

Pada dasarnya, hemiplegia adalah kondisi yang dapat ditemukan pada semua usia. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini lebih sering ditemukan pada anak-anak.

2. Memiliki riwayat penyakit jantung

Jika Anda pernah memiliki riwayat serangan jantung, gagal jantung, atau pembengkakan jantung, kemungkinan Anda untuk mengalami kelumpuhan sebagian pada tubuh jauh lebih besar.

3. Pernah mengalami trauma saat melahirkan

Trauma yang dialami pasca kelahiran, kesulitan mengeluarkan bayi pada saat persalinan, serta kemunculan stroke perinatal pada bayi dalam 3 hari setelah lahir dapat meningkatkan risiko terjadinya hemiplegia.

4. Mengalami masalah atau cedera pada otak

Apabila Anda pernah menderita masalah atau cedera pada otak, seperti stroke, cedera otak traumatis, atau tumor otak, peluang Anda untuk mengalami kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh jauh lebih besar.

5. Menderita infeksi, terutama ensefalitis dan meningitis

Beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi, seperti ensefaltis dan meningitis, dapat memperparah kemungkinan terjadinya lumpuh. Hal ini dapat diperparah apabila infeksi yang diderita cukup serius, seperti sepsis dan abses pada leher.

6. Mengidap diabetes

Diabetes atau penyakit gula darah tinggi juga berkontribusi dalam memicu munculnya gejala kelumpuhan. Apabila Anda mengidap penyakit ini, tubuh Anda lebih rentan mengalami gejala-gejala hemiplegia.

7. Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)

Orang-orang yang menderita penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi juga memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk mengalami kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.

Komplikasi

Apa saja komplikasi yang diakibatkan oleh hemiplegia?

Karena hemiplegia adalah kondisi yang berkaitan erat dengan cedera atau trauma pada otak, maka tidak hanya sistem atau perkembangan motorik yang mengalami masalah.

Umumnya, orang-orang yang diperiksakan dengan kondisi ini memiliki masalah medis lain. Beberapa di antaranya adalah epilepsi, perubahan pada tingkah laku, atau masalah pada penglihatan.

1. Epilepsi

Epilepsi atau kejang dapat terjadi ketika fungsi dan aktivitas otak mengalami gangguan secara mendadak. Sebanyak 20% orang yang mengalami hemiplegia akan mengalami kondisi ini.

2. Perubahan tingkah laku dan emosional

Komplikasi ini umumnya paling banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Cedera pada otak dapat menyebabkan terpengaruhnya beberapa fungsi otak, sehingga tingkah laku dan emosional seseorang pun dapat terganggu.

Beberapa tanda dan gejala yang muncul adalah mudah marah, impulsif, agresif, mengalami mood swing, bahkan rentan terhadap depresi.

3. Penglihatan yang bermasalah

Selain itu, hemiplegia adalah kondisi yang juga dapat memengaruhi penglihatan. Hal ini dikarenakan penglihatan manusia juga mengandalkan fungsi otak. Jika terdapat gangguan pada fungsi otak, hal ini dapat berpengaruh pada kemampuan penderita untuk melihat.

Komplikasi penglihatan yang mungkin terjadi pada orang yang mengalami hemiplegia adalah astigmatisme (mata juling), miopi (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat), serta kesulitan menggerakkan bola mata.

Diagnosis & pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana hemiplegia didiagnosis?

Hemiplegia adalah kondisi yang dapat didiagnosis dengan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Dokter akan menanyakan tentang riwayat penyakit yang pernah atau sedang Anda derita, serta memeriksa kekuatan otot saat pemeriksaan fisik dan neurologis.

Tujuan dari memeriksa kekuatan otot adalah agar dokter dapat mengidentifikasi letak kerusakan pada sistem saraf. Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan beberapa prosedur tambahan.

Tes-tes yang mungkin akan dilakukan untuk mendiagnosis penyebab hemiplegia adalah:

  • Penghitungan darah lengkap
  • Tes biokimia darah
  • Cranial computerized tomography (CT scan)
  • Cranial magnetic resonance imaging (MRI)
  • EEG (electroencephalogram)

Bagaimana hemiplegia ditangani?

Hemiplegia adalah kondisi yang biasanya memerlukan beberapa waktu untuk benar-benar pulih. Tidak ada satu jenis perawatan yang bekerja untuk semua orang. Perawatan sangat tergantung pada penyebab kelumpuhan. Beberapa pilihan perawatan meliputi:

1. Obat-obatan

Dokter mungkin akan memberikan obat-obatan yang dapat menurunkan tekanan darah dan kolesterol. Kondisi ini ditujukan untuk orang-orang yang menderita stroke dan yang memiliki faktor risiko kambuhnya stroke, seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung.

Selain itu, obat pengencer darah mungkin juga akan diresepkan oleh dokter untuk mengurangi penyumbatan pada pembuluh darah dan kemungkinan stroke selanjutnya.

Untuk membantu melawan infeksi pada tubuh, dokter juga akan memberikan suntik antibiotik dalam kasus-kasus tertentu. Injeksi botulinum toxin (Botox) juga mungkin akan diberikan untuk merangsang pergerakan otot tubuh.

2. Terapi fisik atau fisioterapi

Fisioterapi bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan pergerakan kedua sisi tubuh secara normal. Fisioterapis akan membantu penderita untuk menyeimbangkan tubuh, mengangkat beban pada sisi tubuh yang terdampak, serta mengembangkan sensitivitas pada sisi tubuh yang lumpuh.

Terapi fisik juga dapat memperkuat sisi tubuh yang tidak terpengaruh hemiplegia dan membantu mengurangi kehilangan kendali otot.

3. Orthosis

Orthosis atau ankle and foot orthoses (AFO) adalah alat yang dipasang pada tubuh untuk menyeimbangkan sendi-sendi tubuh, pergerakan tubuh, serta mengurangi rasa sakit dan risiko terjatuh atau cedera.

Alat ini dipasangkan pada kaki dan pergelangan kaki, yang dapat membantu penderita berjalan dan bergerak secara lebih baik dan seimbang.

4. Psikoterapi

Terapi psikologis atau psikoterapi diperlukan agar penderita mendapatkan edukasi mengenai penyakit yang diderita, serta dukungan moral dari orang-orang terdekat dalam menghadapi penyakit ini.

5. Operasi ortopedi

Apabila pengobatan yang dilakukan di atas tidak menunjukkan adanya perubahan, terutama setelah pemberian suntik botox, fisioterapi, dan AFO, dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani prosedur operasi.

Operasi diharapkan dapat mengembalikan fungsi tubuh dengan cara memodifikasi otot atau tendon, meregangkan otot-otot tubuh, menstabilkan sendi-sendi tubuh, dan terkadang melibatkan pemotongan atau reorientasi tulang (osteotomi).

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan-perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hemiplegia?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi hemiplegia:

  • Tetap aktif
  • Perkuat otot kaki dan keseimbangan dengan olahraga
  • Kenakan sepatu datar dengan bagian depan yang lebar
  • Gunakan perangkat bantuan dan tidak bersandar pada furnitur untuk menyokong saat berjalan
  • Berhati-hati saat menggunakan obat-obatan yang menyebabkan kantuk
  • Berhati-hati saat berjalan

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 07/01/2021

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan