backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Tracheoesophageal Fistula

Ditinjau secara medis oleh dr. Aisya Fikritama, Sp.A · Kesehatan anak · RS UNS Solo


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 03/01/2024

Tracheoesophageal Fistula

Cacat lahir pada bayi bisa menimbulkan kelainan di berbagai bagian tubuh, termasuk kerongkongan dan tenggorokan. Salah satu cacat lahir yang bisa terjadi pada kerongkongan dan tenggorokan yaitu tracheoesophageal fistula. Ini termasuk kondisi serius pada bayi dan perlu ditangani dengan segera.  

Apa itu tracheoesophageal fistula?

Tracheoesophageal fistula atau fistula trakeoesofageal (TEF) adalah kondisi pertumbuhan jaringan abnormal yang menyambungkan esofagus (kerongkongan) dengan trakea (tenggorokan).

Dengan kata lain, TEF merupakan cacat lahir pada bayi yang terjadi saat hubungan antara saluran kerongkongan dan tenggorokan tidak normal.

Kerongkongan atau esofagus merupakan saluran atau tabung yang menghubungkan antara mulut dengan perut.

Sementara tenggorokan atau trakea adalah saluran atau tabung yang menghubungkan antara tenggorokan dengan paru-paru.

Pada kondisi normal, kedua saluran tersebut berada terpisah satu sama lain dan tidak saling terhubung.

Namun, adanya TEF membuat cairan yang ditelan oleh bayi yang baru lahir masuk ke jalur penghubung abnormal antara kerongkongan dan tenggorokan. 

Alhasil, cairan tersebut bukannya masuk ke dalam perut, malah berujung ada di paru-paru.

Kondisi ini dapat menyebabkan pneumonia pada anak dan masalah pernapasan lainnya. TEF juga biasanya muncul bersamaan dengan cacat lahir lainnya.

Jenis-jenis tracheoesophageal fistula (TEF)

bayi lahir tanpa anus

Terdapat beberapa tipe tracheoesophageal fistula (TEF), yaitu sebagai berikut.

  • TEF tipe pertama. Ini terjadi ketika bagian atas dari kerongkongan berakhir buntu berbentuk kantung, sedangkan bagian bawahnya tersambung masuk ke dalam tenggorokan.
  • TEF tipe kedua. Ini adalah tipe yang cukup sering terjadi dan berupa kerongkongan yang buntu tanpa sambungan ke tenggorokan.
  • TEF tipe ketiga. Ini adalah tipe H dengan kedua pipa trakea dan esofagus utuh, tetapi di antaranya terdapat “jembatan penyambung” persis seperti huruf H. Tipe ketiga ini merupakan kondisi yang paling sulit untuk didiagnosis karena bayi tetap bisa makan, menyusu ASI eksklusif, dan bernapas seperti pada umumnya.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Tracheoesophageal fistula adalah kondisi yang terjadi pada 1 dari 3.000 kelahiran hidup. Kondisi ini lebih umum pada anak laki-laki daripada perempuan. Beberapa kasus menemukan bahwa risiko TEF meningkat jika ibu hamil di usia tua. Silakan diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Tanda dan Gejala tracheoesophageal fistula

Menurut Boston Children’s Hospital, bayi yang mengalami kondisi ini kerap tidak menunjukkan gejala apa pun saat lahir. Berbagai gejala tracheoesophageal fistula adalah sebagai berikut.

Dalam beberapa kasus, bayi juga bisa mengalami tracheoesophageal fistula dan atresia esofagus secara bersamaan dengan gejala yang cukup jelas setelah kelahiran.

Atresia esofagus merupakan kondisi serupa saat ada bagian kerongkongan yang hilang.

Gejala umum dari gabungan kedua kondisi ini adalah adanya masalah pernapasan dan tersedak atau batuk saat bayi menelan cairan maupun makanan.

Bayi dengan gabungan kedua kondisi tersebut juga mungkin memiliki masalah kesehatan lainnya.

Kapan harus periksa ke dokter?

Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikan kepada dokter.

Kondisi kesehatan tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan kepada dokter agar mendapatkan penanganan terbaik terkait kondisi kesehatan si Kecil.

Penyebab tracheoesophageal fistula

Melansir dari University of Rochester Medical Center, selama bayi berada di dalam kandungan, organ tubuhnya sedang terbentuk.

Proses pembentukkan kerongkongan (esofagus) dan tenggorokan (trakea) dimulai dari satu tabung.

Pada usia kehamilan minggu ke-4 sampai minggu ke-8, mulai terbentuk dinding pemisah antara kerongkongan dan trakea.

Dinding tersebut akan memisahkan kerongkongan dan tenggorokan menjadi dua bagian.

Tracheoesophageal fistula dan atresia esofagus terjadi saat dinding pembatas tersebut tidak terbentuk sebagaimana mestinya.

Diagnosis tracheoesophageal fistula

bayi yang lahir caesar mudah sakit

Sama halnya seperti kondisi atresia esofagus, kondisi tracheoesophageal fistula pada bayi yang belum lahir jarang didiagnosis.

Tracheoesophageal fistula adalah kondisi yang lebih sering didiagnosis setelah bayi lahir.

Biasanya, dokter akan merekomendasikan beberapa pemeriksaan berikut ini untuk mendiagnosis tracheoesophageal fistula.

Dokter dapat memasukkan sebuah selang khusus dari mulut hingga ke dalam perut bayi.

Jenis dan lokasi fistula dapat dicari tahu lewat kateter radiopaque yang dapat mengambil gambar kerongkongan. Hasil rontgen akan menunjukkan penumpukan gas di usus.

Sementara endoskopi tidak dapat mendeteksi ukuran TEF yang kecil. Gejala TEF kadang dapat muncul tetapi kadang juga bisa hilang. 

Inilah mengapa terkadang TEF cukup sulit untuk didiagnosis. Prosedur yang dijabarkan di atas biasanya akan menjadi langkah pertama dalam mendapatkan diagnosis TEF yang tepat untuk bayi.

Pengobatan tracheoesophageal fistula

Pengobatan untuk tracheoesophageal fistula pada bayi biasanya ditentukan dari gejala, usia, kesehatan tubuh secara umum, serta keparahan kondisinya.

Peluang bertahan hidup pada bayi yang terlahir dengan TEF tipe H termasuk kecil jika tidak segera dilakukan operasi untuk memisahkan trakea dan esofagusnya.

Ketika operasi sudah dilakukan, esofagus akan diperbaiki bentuknya agar tetap terpisah dari trakea.

Operasi atau pembedahan pada TEF akan membantu menutup atau memberi pembatas antara saluran kerongkongan dan tenggorokan bayi.

Namun terkadang, operasi tidak dapat langsung dilakukan ketika bayi terlahir prematur, memiliki kondisi cacat lahir lainnya, atau mengalami komplikasi pneumonia aspirasi.

Operasi hanya bisa dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas perawatan gawat darurat neonatal. Untuk menghindari risiko pneumonia aspirasi, dapat dilakukan tindak pencegahan sebagai berikut.

  • Menyangga bagian belakang kepala bayi untuk mencegah refluks asam lambung masuk ke paru-paru.
  • Menggunakan kateter pengisap untuk membuang cairan dan liur yang mungkin terhirup ke paru-paru.
  • Pemberian makanan lewat selang khusus jika dibutuhkan.

Jika bayi mengalami tracheoesophageal fistula (TEF) tanpa dibarengi dengan atresia esofageal, operasi atau pembedahan bisa dilakukan sejak hari pertama atau kedua kelahiran bayi.

Prosedur ini disesuaikan dokter dan tim medis dengan kondisi si Kecil untuk memastikan hasil yang lebih baik.

Sementara jika buah hati Anda mengalami TEF bersamaan dengan atresia esofageal, dokter juga akan melakukan prosedur operasi yang hampir sama.

Komplikasi tracheoesophageal fistula

Ketika bayi yang mengalami TEF menelan, cairan yang ditelan tersebut dapat masuk melalui saluran di antara kerongkongan dan tenggorokan.

Kondisi ini dapat menyebabkan cairan masuk ke dalam paru-paru bayi sehingga mengakibatkan pneumonia dan masalah kesehatan lainnya.

Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut. Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah kepada dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Aisya Fikritama, Sp.A

Kesehatan anak · RS UNS Solo


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 03/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan