backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Edema Paru

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 22/04/2023

Edema Paru

Kesulitan bernapas bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya karena penumpukan cairan di paru-paru. Dalam bahasa medis, kondisi ini disebut edema paru.

Bagaimana edema paru bisa terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk mengobatinya? Simak informasinya berikut ini.

Apa itu edema paru?

Edema paru atau pulmonary edema adalah penumpukan cairan di dalam paru-paru.

Normalnya, paru-paru terisi oleh udara ketika Anda bernapas. Namun, edema menyebabkan paru-paru terisi dengan cairan.

Kondisi ini membuat oksigen tidak dapat terserap dengan baik dan tidak dapat mengalir ke darah seperti seharusnya.

Cairan yang terkumpul pada kantong udara di dalam paru-paru (alveolus) lama-kelamaan akan menyebabkan sesak napas pada pasien.

Edema paru biasanya disebabkan oleh gangguan pada jantung, tetapi ada pula masalah kesehatan lain yang bisa menyebabkannya.

Cairan pun bisa muncul di dalam paru-paru secara tiba-tiba (akut) atau dalam jangka panjang (kronis).

Seberapa umumkah penyakit ini?

Edema paru adalah kondisi yang cukup umum terjadi, terutama pada orang-orang berusia lanjut.

Meski begitu, tidak menutup kemungkinan orang yang berusia lebih muda juga bisa mengalaminya.

Tanda dan gejala edema paru

sesak napas

Gejala utama dari pulmonary edema adalah kesulitan bernapas. Berikut adalah beberapa gejala lain yang dapat muncul berdasarkan penyebabnya.

1. Gejala edema paru mendadak (akut)

Anda akan mengalami gejala berikut ketika ada cairan yang masuk ke paru-paru secara tiba-tiba.

  • Sesak napas atau kesulitan bernapas (dispnea) saat beraktivitas atau berbaring.
  • Merasa seperti tercekik atau tenggelam.
  • Kulit dingin atau lembap.
  • Mengi (napas berbunyi) atau napas tersengal-sengal.
  • Gelisah, cemas.
  • Batuk berdahak atau berdarah.
  • Nyeri dada (jika disebabkan penyakit jantung).
  • Detak jantung cepat dan tidak beraturan (palpitasi).

2. Gejala edema paru jangka panjang (kronis)

Anda akan merasakan gejala berikut jika penumpukan cairan paru sudah terjadi cukup lama.

  • Terbangun pada malam hari dengan batuk atau sesak napas.
  • Sesak napas saat berbaring telentang atau beraktivitas.
  • Kelelahan.
  • Berat badan naik secara drastis.
  • Pembengkakan pada kaki.
  • Mengi.
  • Batuk-batuk.

3. Gejala high-altitude pulmonary edema (HAPE)

Pada beberapa kasus, pulmonary edema bisa terjadi ketika Anda berada di tempat yang tinggi. Kondisi ini ditandai dengan gejala seperti berikut.

  • Sakit kepala.
  • Sesak napas.
  • Berkurangnya kemampuan mengatur pernapasan saat olahraga.
  • Batuk kering yang dilanjutkan batuk berdahak atau berdarah.
  • Peningkatan detak jantung (takikardia).
  • Merasa lemah.
  • Nyeri dada.
  • Demam rendah.

HAPE terjadi karena pembuluh darah paru-paru menyempit sehingga tekanan pada paru-paru meningkat. Akibatnya, bisa terjadi kebocoran cairan dari pembuluh ke paru-paru.

Kapan Anda harus periksa ke dokter?

Jika dibiarkan, pulmonary edema bisa berakibat fatal. Segera hubungi dokter jika Anda merasakan gejala berikut.

  • Sesak napas, terutama jika terjadi tiba-tiba.
  • Suara tersengal-sengal saat bernapas.
  • Dahak berwarna merah muda dan berbusa.
  • Keringat berlebih.
  • Kulit membiru atau keabuan.
  • Penurunan tekanan darah yang drastis hingga menyebabkan pusing, kelemahan, atau berkeringat.
  • Memburuknya gejala yang terkait dengan edema kronis atau ketinggian secara tiba-tiba.

Penyebab edema paru

aritmia jantung

Berdasarkan penyebabnya, edema bisa dibedakan menjadi kardiogenik (berhubungan dengan jantung) dan nonkardiogenik (tidak berhubungan dengan gangguan jantung).

1. Kardiogenik

Edema paru karena gangguan jantung umumnya terjadi ketika ventrikel (bilik) kiri tidak bisa memompa darah ke luar jantung secara optimal.

Penumpukan darah akan membuat tekanan di dalam ventrikel jantung meningkat. Ini membuat darah dari paru-paru sulit masuk ke jantung.

Akibatnya, darah akan tertahan pada pembuluh sekitar paru-paru. Saat tekanan terlalu tinggi, cairan dari pembuluh darah akan masuk ke alveolus.

Melansir dari laman Mayo Clinic, berikut adalah penyakit kardiovaskular lainnya yang juga bisa menyebabkan pulmonary edema.

  • Penyakit jantung koroner.
  • Kardiomiopati atau kelainan pada otot jantung.
  • Gangguan katup jantung.
  • Gagal jantung kongestif (CHF).
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).

2. Nonkardiogenik

Edema paru nonkardiogenik lebih jarang terjadi dibandingkan jenis kardiogenik. Kondisi ini diakibatkan oleh kerusakan dan peradangan pada jaringan paru-paru.

Kerusakan tersebut membuat jaringan paru-paru membengkak. Akibatnya, terjadi penumpukan cairan pada alveolus sehingga peredaran oksigen pun terganggu.

Berikut merupakan beberapa kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan pulmonary edema nonkardiogenik.

  • Gagal ginjal. Cairan dan sisa pembuangan yang tidak diproses ginjal akan menumpuk pada paru-paru.
  • Zat beracun. Zat berbahaya seperti amonia, gas klorin, dan karbon monoksida yang terhirup berpotensi menimbulkan kerusakan pada jaringan paru-paru.
  • Efek samping pengobatan. Obat untuk kemoterapi, overdosis, atau aspirin bisa menimbulkan efek samping berupa peningkatan cairan pada paru-paru.
  • Masalah pada sistem saraf. Kecelakaan, cedera, atau operasi otak bisa menyebabkan edema paru neurogenik.
  • Infeksi virus. Infeksi hantavirus dan virus dengue bisa berdampak pada paru-paru.
  • Hampir tenggelam. Cairan yang masuk ke dalam tubuh saat hampir tenggelam bisa tertinggal dalam paru-paru.
  • Emboli paru. Saat darah yang menggumpal di pembuluh kaki bergerak ke paru-paru, penumpukan cairan mungkin terjadi.
  • Sindrom gagal napas akut (ARDS). Peradangan pada sel darah putih membuat cairan menumpuk pada paru-paru. 

Faktor risiko edema paru

Meski pulmonary edema bisa dialami oleh semua golongan, beberapa kondisi berikut bisa meningkatkan risikonya.

  • Berusia lanjut.
  • Memiliki riwayat penyakit jantung.
  • Memiliki riwayat penyakit paru-paru.
  • Merokok secara aktif.

Diagnosis edema paru

diagnosis pemeriksaan sesak napas

Sebelum pemeriksaaan, dokter akan bertanya tentang riwayat penyakit Anda dan keluarga, gejala yang Anda rasakan, dan gaya hidup Anda.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui ada-tidaknya gejala berikut.

  • Peningkatan detak jantung.
  • Napas pendek dan cepat.
  • Suara gemeretak pada paru-paru.
  • Suara asing pada jantung.

Jika ditemukan kecurigaan terkait pulmonary edema, dokter akan melakukan tes tambahan untuk memastikan diagnosisnya.

Berikut adalah beberapa tes yang akan dokter lakukan.

  • Rontgen untuk melihat ada-tidaknya cairan di dalam paru-paru.
  • Tes darah untuk mengetahui apakah ada penyakit lain yang menyebabkanedema.
  • Tes oksimetri nadi untuk mengetahui jumlah oksigen dalam darah.
  • Elektrokardiogram untuk mengukur kecepatan detak jantung serta peredaran darah dari dan ke jantung.
  • Ekokardiogram untuk mengetahui ada-tidaknya masalah pada jantung.

Pengobatan edema paru

Penanganan pertama pada edema paru adalah dengan memberikan alat bantu pernapasan.

Bagi pengidap edema akut, Anda perlu segera ke rumah sakit untuk mengeluarkan kelebihan cairan sebelum paru-paru terendam.

Jenis obat yang diberikan pada setiap pasien mungkin berbeda, tergantung dengan penyebab utama dan gejala yang menyertainya.

Secara umum, berikut adalah beberapa jenis obat yang diberikan pada pengidap edema paru.

  • Diuretik: mencegah masuknya cairan ke jantung dan paru-paru dengan menurunkan tekanan. Contoh obat: nitrogliserin, nifedipine, dan furosemide.
  • Morfin: meringankan gejala sesak napas dan gelisah. Penggunaan obat satu ini dijadikan sebagai opsi terakhir.
  • Obat tekanan darah: mengelola tekanan darah karena edema. Contoh obat: nitrogliserin dan nitroprusside.
  • Inotropik: pemberian obat melalui infus untuk pasien yang mengalami gagal jantung parah. Obat ini akan meningkatkan fungsi pompa jantung dan menjaga tekanan darah.

Sementara itu, Anda yang mengidap edema paru karena HAPE harus segera menghentikan aktivitas berat, turun ke tempat yang lebih rendah, dan menghindari tempat yang terlalu dingin.

Penting!

Jika Anda pernah mengidap edema paru dan akan berpergian ke tempat yang cukup tinggi seperti naik gunung, bawalah obat-obatan seperti acetazolamide atau nifedipine.

Pencegahan edema paru

Selain menjalani pengobatan secara medis sesuai dengan petunjuk dokter, Anda juga memerlukan perawatan rumahan supaya proses pengobatan memberikan hasil maksimal.

Berikut adalah perawatan rumahan yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan paru-paru dan mencegah edema.

  • Kendalikan kondisi penyebab edema paru.
  • Berhenti merokok dan jauhi asap rokok.
  • Jaga berat badan yang sehat.
  • Terapkan pola makan sehat.
  • Olahraga rutin.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 22/04/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan