backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Komedo

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 02/02/2022

Komedo

Definisi

Apa itu komedo?

Komedo adalah bintik-bintik yang muncul di kulit akibat folikel rambut yang tersumbat. Bintik-bintik ini lebih dikenal dengan blackheads karena permukaannya berwarna hitam. 

Komedo adalah jenis jerawat ringan yang terjadi di wajah. Namun, kondisi kulit ini juga dapat muncul di punggung, dada, leher, lengan, dan pundak.

Seberapa umum kondisi ini?

Komedo adalah kondisi yang cukup umum terjadi dan hampir setiap orang mengalami hal ini, terutama remaja di masa pubertas. Hal ini dikarenakan komedo adalah tahap awal dari kemunculan jerawat. 

Oleh sebab itu, orang yang mengalami masalah jerawat di kulitnya kemungkinan besar memiliki komedo dahulu sebelum berkembang menjadi jerawat

Jenis

Apa saja jenis komedo?

Komedo merupakan jenis jerawat yang tidak mengalami peradangan dan dibagi menjadi dua jenis, yaitu komedo hitam (blackheads) dan komedo putih (whiteheads).

Komedo hitam (blackheads)

Komedo hitam atau blackheads adalah komedo terbuka yang terjadi ketika minyak menyumbat folikel rambut. Penyebab warna hitam pada komedo adalah adanya reaksi kimiawi pada melanin (pigmen pemberi warna kulit). 

Reaksi tersebut muncul akibat terpapar udara di sekitar dan melanin di sel kulit mati menjadi teroksidasi. Alhasil, bintik-bintik yang awalnya berwarna menyerupai kulit berubah menjadi coklat tua yang menghasilkan komedo hitam.

Komedo putih (whiteheads)

Komedo putih atau whiteheads merupakan cikal bakal jerawat yang terbentuk akibat penyumbatan pori oleh minyak berlebih, bakteri, dan sel kulit mati. 

Kondisi tersebut akhirnya menutupi seluruh permukaan pori sehingga penampilan jerawat menyerupai benjolan putih kecil yang tertutup. Oleh sebab itu, penyakit kulit tidak menular ini disebut sebagai komedo putih atau komedo tertutup. 

Jenis lainnya

Selain kedua jenis di atas yang cukup umum terjadi, ada beberapa bentuk komedo lainnya yang mungkin lebih jarang dialami oleh orang-orang, yakni sebagai berikut.

  • Microcomedone: komedo ukuran kecil yang tidak terlihat dengan mata telanjang.
  • Macrocomedone: komedo dengan ukuran diameter lebih 2 – 3 mm.
  • Kista komedo: jenis kista dengan bukaan berwarna bening seperti komedo di kulit.
  • Solar comedone: komedo akibat paparan sinar matahari yang biasa ditemui di pipi dan dagu lansia.

Penyebab

Apa penyebab komedo?

Penyebab komedo umumnya adalah kotoran yang terjebak di pori-pori kulit. Hal ini mungkin terjadi bila Anda termasuk orang yang jarang membersihkan muka, terutama setelah memakai riasan atau bepergian. 

Selain itu, ada dua faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang memiliki komedo pada wajah, yaitu usia dan perubahan hormon.

Komedo sering muncul pada masa pubertas, yaitu masa ketika produksi hormon androgen meningkat dan memicu produksi minyak di bawah kulit. Jika hal ini terjadi, kulit akan menerima sebum (minyak) dan sel kulit mati lebih banyak.

Meski begitu, perubahan hormon tidak hanya terjadi di masa remaja, melainkan juga saat menstruasi, hamil, dan tengah menggunakan pil KB. 

Berikut ini ada beberapa faktor lain yang dapat memicu kemunculan komedo. 

  • Penggunaan kosmetik yang dapat menutupi pori-pori kulit.
  • Banyak mengeluarkan keringat, terutama saat berolahraga.
  • Bercukur yang menyebabkan folikel rambut terbuka.
  • Stres atau kondisi lain yang berhubungan dengan perubahan hormon, seperti sindrom PMS.
  • Terpapar bahan kimia tertentu, seperti pomade yang berminyak atau propilen glikol.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan lithium.
  • Kebiasaan memencet jerawat yang menyebabkan folikel pecah.
  • Konsumsi makanan pemicu jerawat, terutama produk susu dan makanan tinggi gula.

Tanda dan gejala

Apa saja tanda dan gejala komedo?

Normalnya, komedo di wajah ditandai dengan bintik kecil berwarna gelap. Beberapa orang mungkin mengira bintik tersebut adalah jerawat. Namun, komedo jauh lebih ringan dan berwarna lebih gelap. 

Warna gelap pada komedo terjadi akibat pigmen melanin terkena paparan udara atau sinar matahari, sehingga mengalami proses oksidasi (penggabungan zat dan oksigen).

Area kulit manusia yang paling sering mengalami komedo adalah hidung, di sekitar bibir, dan sekitar telinga. Selain di wajah, masalah kulit ini juga dapat terjadi di punggung, leher, lengan, hingga dada. 

Bagian-bagian tersebut memiliki jumlah folikel rambut yang tidak jauh berbeda dengan wajah. Rambut biasanya tumbuh dari folikel rambut yang terletak di pori-pori dan di dalamnya terdapat kelenjar sebaceous yang menghasilkan minyak alami kulit.

Apa perbedaan jerawat dengan komedo?

Kebanyakan orang kadang tidak dapat membedakan ciri jerawat dan komedo. Padahal, keduanya adalah penyakit kulit yang berbeda dan membutuhkan perawatan yang berbeda pula. 

Jerawat biasanya berwarna putih dan berisi nanah di dalamnya. Jika jerawat meradang, benjolan tersebut dapat berubah menjadi merah. Sementara itu, komedo dapat berwarna hitam atau putih yang terjadi akibat proses oksidasi. 

Jika dilihat dari ukuran, komedo berbentuk lebih kecil dan terkadang Anda mungkin tidak menyadarinya, sedangkan ukuran jerawat cenderung lebih besar. 

Meski begitu, salah satu jenis komedo, yaitu komedo putih, adalah cikal bakal dari jerawat. Jadi, tidak mengherankan bila Anda salah mengenali antara jerawat dan komedo atau sebaliknya. 

Obat dan pengobatan

Bagaimana cara menghilangkan komedo?

Jika Anda merasa memiliki komedo, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Bahkan, beberapa di antaranya tidak jauh berbeda dengan cara menghilangkan jerawat pada umumnya. 

Gunakan obat topikal ‘comedolytic

Salah satu cara menghilangkan komedo yang cukup ampuh adalah menggunakan obat topikal yang bersifat ‘comedolytic’. Obat jenis ini biasanya perlu digunakan 1 – 2 kali sehari dengan mengoleskan ke seluruh area yang mengalami komedo. 

Anda mungkin membutuhkan berminggu-minggu hingga berbulan-bulan hingga obat ini menunjukkan hasil yang diharapkan. Beberapa senyawa aktif yang biasa ada di obat untuk mengatasi komedo adalah:

  • benzoil peroksida,
  • asam azelaic,
  • asam salisilat,
  • asam glikolik,
  • retinoid, seperti tretinoin dan adapalene (membutuhkan resep dari dokter), serta
  • antibiotik dengan resep dokter yang dikombinasikan dengan obat lainnya.

Bila obat-obatan yang dijual bebas tidak kunjung membuahkan hasil dan kondisi ini mengganggu Anda, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Operasi bedah dan laser

Operasi bedah untuk mengangkat komedo mungkin tidak seperti operasi besar yang Anda bayangkan. Metode ini biasanya digunakan untuk menghilangkan komedo yang membandel dan tidak kunjung sembuh meski telah diberikan obat-obatan.

  • Pengangkatan manual dengan bantuan extractor untuk mengangkat dan mengeluarkan sumbatan.
  • Mikrodermabrasi untuk mengikis lapisan kulit terluar agar sumbatan dapat diangkat.
  • Terapi fotodinamik untuk mengurangi produksi minyak dan membunuh bakteri penyebab jerawat dan komedo.

Rutin membersihkan wajah

Selain menggunakan gel atau krim untuk mengatasi komedo, Anda juga dianjurkan untuk rajin membersihkan wajah. 

Beberapa orang mungkin memilih jalan pintas dengan memencet kulit di sekitar komedo agar cepat keluar. Namun, hal ini justru dapat merusak kulit Anda karena bisa memicu peradangan yang tadinya tidak ada. 

Oleh sebab itu, sebaiknya Anda cuci muka setidaknya dua kali sehari dengan pembersih wajah yang sesuai dengan jenis kulit.

Bagaimana jika kondisi ini dibiarkan?

Jika komedo dibiarkan dan ditambah dengan kebiasaan buruk yang dapat menjadi penyebab jerawat, bukan tidak mungkin jenis jerawat yang parah pun muncul.

Hal ini mungkin dikarenakan penyumbatan di pori-pori kulit membuat minyak terus menumpuk di bawah kulit. Akibatnya, pori-pori kulit pun mengalami iritasi dan membesar hingga dapat pecah dengan sendirinya.

Apabila hal ini terjadi, sel darah putih akan masuk dan menyebabkan pembengkakan pada pori-pori. Akhirnya, jerawat pun terbentuk.

Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Arinda Veratamala · Tanggal diperbarui 02/02/2022

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan