backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Alopecia (Kebotakan)

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 03/06/2023

Alopecia (Kebotakan)

Apa itu alopecia?

Alopecia adalah istilah medis untuk kebotakan atau kerontokan rambut. Masalah kulit kepala ini terjadi ketika jumlah rambut yang rontok lebih banyak dari rambut yang tumbuh.

Normalnya, rambut manusia bisa rontok 50 – 100 helai per hari. Bila rambut yang rontok melebihi 100 helai per hari, ada kemungkinan Anda mengalami kerontokan. 

Alopecia bukanlah penyakit menular, penyebab umumnya berkaitan dengan penyakit autoimun. Namun, ada juga alopecia yang muncul berkaitan dengan faktor genetik, perubahan hormon, dan penggunaan obat-obatan tertentu.

Ada beberapa jenis alopecia yang dibagi berdasarkan perbedaan gejala kerontokan rambut, yakni sebagai berikut.

1. Alopecia areata

Alopecia areata adalah kerontokan yang terjadi akibat kondisi autoimun. Sel-sel imun tubuh menyerang folikel, yakni tempat tumbuhnya rambut, sehingga rambut rontok parah.

Kerontokan biasanya membentuk banyak bercak-bercak botak (pitak) di kepala, bisa juga di bagian tubuh lain yang ditumbuhi rambut.

2. Alopecia totalis

Pada kondisi ini, rambut telah botak sepenuhnya di seluruh kulit kepala (kebotakan total).

Jenis alopecia ini umumnya juga berkaitan dengan penyakit autoimun. Namun, para ahli masih meneliti penyebab pasti kondisi ini.

3. Alopecia universalis

Kondisi ini menunjukkan bahwa seseorang sudah kehilangan semua rambut di seluruh tubuh, bukan hanya di kepala.

Alopecia universalis masih berkaitan dengan kondisi autoimun yang penyebab pastinya belum diketahui lebih jelas.

Seberapa umumkah kebotakan

Masalah kerontokan rambut dapat terjadi pada siapa saja. Alopecia aerata merupakan jenis alopecia yang paling umum dialami.

Namun, siapa pun yang memiliki faktor risiko seperti faktor genetik, perubahan hormon akibat pertambahan usia, dan masalah psikologis tertentu bisa mengalami kebotakan.

Tanda dan gejala kebotakan

rambut botak di usia muda

Berikut ini beberapa tanda-tanda kebotakan yang perlu Anda perhatikan dengan baik.

1. Garis rambut mundur dan menipis

Kondisi ini terjadi seiring bertambahnya usia, terutama ketika menginjak usia 30 tahun ke atas.

Pada pria, garis rambut di atas pelipis pada kedua sisi kepala akan mundur, sedangkan garis rambut di bagian tengah tetap. Pola surutnya membentuk huruf V di atas kepala (widow peak).

Namun, pada wanita, garis rambut yang mundur adalah bagian tengah hingga ke puncak kepala. Namun, kedua sisi dan bagian belakang rambut akan menetap. 

2. Kebotakan tidak merata

Kebotakan yang tidak merata yang ditemui pada alopecia areata adalah kondisi yang memungkinkan kulit kepala terasa gatal atau nyeri.

Biasanya, gejala tersebut akan terasa sebelum rambut mulai rontok.

2. Rambut rontok tiba-tiba

Rambut rontok ini dapat ditandai dengan adanya segenggam rambut yang jatuh saat disisir atau ketika mencuci rambut.

Umumnya, kondisi ini dapat membuat rambut menipis, tetapi bersifat sementara.

4. Gejala lainnya

Selain ketiga gejala umum di atas, ada beberapa tanda lain kerontokan lainnya.

  • Kulit kepala terkadang terasa terbakar atau gatal.
  • Kulit kepala berwarna kemerahan.
  • Bagian rambut yang rontok membentuk pitak sebesar lingkaran. Pitak juga dapat terjadi di janggut atau alis.
  • Rambut yang rontok tidak hanya terjadi di kulit kepala, tapi juga anggota tubuh lainnya.

Kapan harus ke dokter ?

Bila rambut rontok tidak kunjung membaik atau memburuk, segera periksakan diri ke dokter. Kerontokan mendadak adalah salah satu pertanda penyakit lain yang mungkin membutuhkan terapi khusus. 

Penyebab alopecia

Ada berbagai berbagai penyebab alopecia. Jenis yang paling umum adalah alopecia aerata disebabkan oleh kondisi autoimun, tapi kerontokan rambut juga bisa dipicu oleh faktor lainnya. 

1. Kondisi autoimun

Sel-sel sistem kekebalan tubuh salah mengenai folikel sebagai sel berbahaya. Sel imunitas ini pun menyerang dan merusak folikel.

Karena folikel merupakan tempat tumbuhnya rambut, kerusakannya menghambat tumbuhnya rambut dan menyebabkan kerontokan.

Lama-kelamaan, rambut bisa tidak tumbuh sama sekali sehingga mengalami kebotakan.

2. Riwayat keluarga

Ketika salah satu anggota keluarga mengalami kebotakan, Anda juga berisiko mengembangkan masalah yang sama.

Faktor genetik yang diturunkan ini juga dapat mengindikasikan kapan usia akan mengalami kebotakan. 

3. Hormon

Kebotakan dipengaruhi oleh perubahan hormon kebotakan DHT (dihydrotestosterone).

Meningkatnya hormon DHT menyebabkan folikel rambut mengecil, sehingga rambut tidak tumbuh.

Kondisi ini disebabkan pertambahan usia pada pria, perubahan hormon saat menopause, dan sindrom ovarium polikistik (PCOS).

4. Stres

Stres memicu kebotakan rambut (telogen effluvium). Sebagian besar rambut Anda akan masuk ke dalam fase istirahat lebih awal ketika stres. Tiga bulan kemudian, rambut tersebut akan rontok.

5. Kebiasaan mencabut rambut

Kebiasaan mencabut rambut atau trikotilomania ini biasanya terjadi ketika seseorang mengalami stres.

Anda mungkin akan mencabut rambut tanpa sadar yang membuat rambut cepat rusak hingga mengalami kebotakan. 

6. Obat-obatan tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat kanker, depresi, hingga hipertensi dapat memicu kebotakan.

Selain itu, pil kontrasepsi dan suplemen vitamin A yang berlebihan dapat menimbulkan masalah yang sama.

Faktor risiko kebotakan

Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kebotakan. 

  • Faktor genetik.
  • Berusia lebih dari 50 tahun.
  • Wanita yang sudah memasuki masa menopause.
  • Kekurangan gizi menyebabkan rambut mudah rusak, rapuh, dan rontok.
  • Mengalami penyakit tertentu, seperti diabetes, lupus, dan lichen planus.
  • Memiliki warna, bentuk, tekstur, atau ketebalan kuku yang tidak normal.
  • Stres.
  • Diagnosis alopecia

    Dokter spesialis kulit biasanya akan mendiagosis berdasarkan pemeriksaan fisik, yakni melihat daerah yang mengalami kerontokan dan gejala Anda.

    Setelah itu, dokter mungkin akan menarik rambut secara lembut di dekat tepi area yang pitak. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah terdapat kelainan struktur pada akar atau batang rambut.

    Jika dokter masih ragu, Anda akan menjalani biopsi kulit kepala untuk memastikan diagnosis tersebut dan diperiksa di laboratorium.

    Pengobatan alopecia 

    rambut-botak

    Kerontokan rambut bisa bersifat sementara dan akan tumbuh kembali dengan normal bila penyebabnya diatasi.

    Namun, kebanyakan kasus menunjukkan bahwa alopecia tidak dapat dihindari akibat bertambahnya usia atau penyakit autoimun. 

    Ada beberapa pilihan pengobatan untuk mengatasi alopecia.

    1. Pakai obat-obatan yang tepat

    Bila kerontokan rambut dipicu oleh masalah hormon atau gangguan sistem imun, terutama pada pria, obat finasteride bisa menjadi solusi.

    Finasteride menghambat hormon DHT yang dapat membantu memanjangkan rambut

    Anda juga dapat memperoleh obat minoxidil yang dijual bebas. Obat ini membantu mengurangi kerontokan dan menumbuhkan rambut kembali. 

    2. Transplantasi rambut

    Transplantasi rambut adalah prosedur menanam rambut pada kulit kepala. 

    Namun, cangkok rambut hanya bisa dilakukan oleh orang yang masih memiliki rambut, tidak membantu mereka yang botak plontos. 

    Operasi ini membutuhkan biaya besar dan dapat menyebabkan rasa nyeri. 

    3. Terapi laser

    Terapis laser diklaim dapat membantu menumbuhkan rambut dengan meningkatkan aliran darah di kulit kepala. 

    Bahkan, terapi ini membantu merangsang metabolisme folikel saat memasuki tahap katagen (kerontokan) dan telogen (fase rambut beristirahat).

    Dengan begitu, pertumbuhan rambut ketika berada dalam fase anagen akan semakin banyak. 

    Perawatan rumahan kebotakan

    Berikut ini kebiasaan  merawat rambut yang perlu diperhatikan untuk bantu mengatasi kebotakan.

    • Mencuci rambut dengan lembut.
    • Tidak mengikat, menyanggul, atau mengepang rambut terlalu kencang.
    • Pilih produk sampo dan kondisioner rambut sesuai dengan jenisnya.
    • Hindari menarik atau menggosok rambut dan kulit kepala.
    • Gunakan sisir bergigi lebar saat menyisir rambut.
    • Batasi penggunaan hair dryer saat mengeringkan rambut.
    • Hindari mengeriting, meluruskan, dan mewarnai rambut agar tumbuh secara alami.
    • Ubah pola makan menjadi lebih tinggi dan bergizi bagi kesehatan rambut.

    Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk mendapatkan solusi yang tepat. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 03/06/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan