backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Alkoholisme (Kecanduan Alkohol) dan Cara Mengobatinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 26/01/2024

Alkoholisme (Kecanduan Alkohol) dan Cara Mengobatinya

Kecanduan alkohol dapat memengaruhi tubuh, menyebabkan stres, serta meningkatkan risiko masalah kesehatan serius. Penting untuk segera mencari pertolongan medis bila Anda atau orang terdekat Anda memiliki masalah penyalahgunaan alkohol alias alkoholisme.

Apa itu alkoholisme?

Alkoholisme atau juga dikenal dengan kecanduan alkohol adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kebiasaan minum minuman beralkohol secara berlebihan. 

Kecanduan terjadi bila Anda mengonsumsi alkohol terlalu banyak sehingga tubuh mengalami ketergantungan terhadap zat ini. 

Apabila hal ini terjadi, alkohol dapat memengaruhi otak yang membuat seseorang kehilangan kendali atas tindakannya.

Salah satu bentuk penyalahgunaan alkohol ialah binge drinking. Hal ini terjadi saat seseorang mengonsumsi sekitar 4–5 gelas minuman dalam kurun dua jam. 

Alkoholisme umum terjadi dan bisa mempengaruhi pria maupun wanita pada usia berapa pun. 

Orang yang kecanduan akan terus minum meski merasakan efek minum alkohol, termasuk dampak jangka panjang seperti rusaknya hubungan atau hilangnya pekerjaan.

Mereka mungkin mengetahui bahwa kebiasaan minum alkohol akan mempengaruhi hidupnya, tetapi tidak mampu menghentikan tindakannya.

Tanda dan gejala alkoholisme

alkoholisme

Kecanduan alkohol kadang sulit dikenali. Pasalnya, minum alkohol sering dianggap sebagai hal yang umum sebagai cara untuk menikmati suasana dan perayaan.

Berikut adalah beberapa gejala umum yang menunjukkan bahwa Anda mengalami kecanduan alkohol serius.

  • Konsumsi alkohol yang berlebihan, baik itu makin banyak atau makin sering.
  • Tingkat toleransi alkohol yang lebih tinggi dari sebelumnya.
  • Minum alkohol pada waktu dan tempat yang tidak tepat, misal pada pagi hari atau di tempat kerja.
  • Perubahan pada hubungan pertemanan, keluarga, dan asmara.
  • Perubahan emosi, seperti depresi dan kelesuan.
  • Ketergantungan terhadap alkohol untuk berkegiatan sehari-hari.
  • Menghindari kontak dengan orang terdekat.
  • Bicara yang melantur.
  • Keseimbangan yang buruk dan kecanggungan.
  • Refleks tubuh yang terlambat.
  • Gejala sakau alkohol saat tidak minum, seperti tubuh gemetar, mual, dan muntah.
  • Kehilangan ingatan setelah minum-minum secara berlebihan.

Penyebab alkoholisme

Seperti kebanyakan gangguan mental, alkoholisme tidak memiliki satu penyebab yang spesifik dan tidak diturunkan dari generasi ke generasi dalam keluarga. 

Namun, kecanduan alkohol pada umumnya timbul sebagai hasil dari kombinasi berbagai faktor, termasuk genetik, psikologis, dan lingkungan.

Menurut National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, beberapa faktor yang dinilai dapat meningkatkan risiko alkoholisme yaitu:

  • depresi dan kecemasan,
  • memiliki orangtua yang sering minum alkohol,
  • perilaku antisosial dan asosial,
  • pernah mengalami kekerasan seksual atau fisik saat masa kanak-kanak, dan
  • minum alkohol pada usia yang terlalu dini.

Untuk mendiagnosis alkoholisme, dokter akan bekerja sama dengan ahli kesehatan mental untuk melakukan wawancara medis dan pemeriksaan psikologis.

Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan penunjang untuk memeriksa fungsi hati, seperti tes darah. Hati berperan dalam membuang racun, termasuk alkohol, dari darah.

Jika Anda terlalu banyak minum alkohol, hati akan bekerja lebih keras untuk menyaring alkohol dari aliran darah. Hal inilah yang bisa menyebabkan penyakit hati serius.

Kapan harus ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter bila mengalami gejala-gejala berikut ini.
  • Hangover atau rasa mabuk yang meningkat selepas meminum alkohol.
  • Gejala sakau saat tidak dapat mengonsumsi alkohol, seperti berkeringat, kebingungan, halusinasi, insomnia, mual, dan gemetar.
  • Sering tidak memperhatikan tanggung jawab pribadi dan profesional.

Penanganan alkoholisme

dukungan emosional untuk kecanduan

Mengatasi kecanduan alkohol merupakan tantangan tersendiri bagi orang yang mengalaminya. Anda pun akan memerlukan banyak dukungan dari keluarga, pasangan, dan teman-teman dekat.

Selain dukungan emosional, terapi dengan obat-obatan dapat membantu Anda berhenti minum alkohol seperti dijelaskan dalam The Journal of the American Medical Association (2023).

Banyak program yang dapat membantu mengatasi ketergantungan alkohol. Biasanya, program ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut.

  1. Mendetoksifikasi atau membersihkan diri untuk menyingkirkan alkohol dari tubuh.
  2. Rehabilitasi untuk mempelajari keterampilan dan kontrol diri.
  3. Konseling untuk membahas isu emosional.
  4. Ikut serta dalam kelompok pendukung (support group) untuk mencegah kekambuhan dan melakukan perubahan gaya hidup.
  5. Perawatan untuk masalah kesehatan fisik dan mental terkait alkoholisme.
  6. Pengobatan dalam mengendalikan kecanduan.

Seperti dijelaskan di atas, beberapa obat-obatan di bawah ini juga dapat membantu mengatasi kecanduan alkohol dengan mengendalikan keinginan dan gejala sakau.

1. Naltrexone

Obat naltrexone membantu mengurangi keinginan terhadap alkohol dengan cara menghalangi reseptor khusus pada otak. Hal ini dapat mengurangi efek bahagia dari minum alkohol.

2. Acamprosate

Acamprosate bekerja untuk mengurangi gejala sakau, termasuk insomnia, gelisah, dan depresi. Obat ini dapat digunakan bersamaan dengan terapi kecanduan.

3. Disulfiram

Obat disulfiram bekerja dengan menyebabkan penumpukan asetaldehida. Hal ini memicu rasa tidak nyaman, seperti mual, muntah, dan sakit kepala, setiap kali seseorang minum alkohol.

Pencegahan alkoholisme

Selain perawatan medis dan psikologis, beberapa perubahan gaya hidup berikut ini juga dapat membantu Anda mengatasi kecanduan alkohol.

  • Beri tahu orang terdekat, termasuk teman, pasangan, dan keluarga, bahwa Anda telah berhenti minum alkohol.
  • Hindari pula ajakan untuk minum alkohol berlebihan, contohnya dalam momen pesta.
  • Mulailah menerapkan hidup sehat, yakni dengan pola makan bergizi seimbang, olahraga, tidur cukup, dan berbagai cara sehat untuk mengatasi stres.
  • Cari aktivitas atau hobi baru yang tidak melibatkan alkohol, seperti melukis, memasak, membaca buku, atau menonton film.

Alkoholisme atau kecanduan alkohol merupakan masalah yang umum terjadi dan berdampak besar untuk kesehatan, baik itu secara fisik maupun mental.

Menjalani pengobatan dan perubahan gaya hidup di atas dengan sebaik mungkin tentu dapat membantu Anda lepas dari jerat minuman beralkohol.

Kesimpulan

  • Alkoholisme adalah kondisi kecanduan terhadap minuman beralkohol.
  • Gangguan ini berisiko membuat seseorang kehilangan kendali atas tubuhnya, rusaknya hubungan, dan mengalami masalah dalam pekerjaan.
  • Penanganan alkoholisme melibatkan dukungan emosional, detoksifikasi dan rehabilitasi dengan obat-obatan, dan gaya hidup yang lebih sehat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 26/01/2024

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan