backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Gastroenteritis (Muntaber)

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 22/11/2023

Gastroenteritis (Muntaber)

Gastroenteritis atau lebih dikenal sebagai muntaber merupakan penyakit karena infeksi pencernaan karena virus atau bakteri. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti, mual, muntah, dan diare. Meskipun gejala yang dialami pasien cukup singkat, tetapi kondisi ini sangat menular.

Definisi gastroenteritis

Gastroenteritis (muntaber) adalah peradangan pada lapisan usus yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Sejumlah orang juga menyebut gangguan pencernaan ini dengan flu perut atau muntaber (muntah dan berak). 

Penyebab flu perut umumnya infeksi virus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri atau parasit. Gejala gastroenteritis hampir mirip dengan diare atau keracunan makanan

Penyebaran infeksi penyakit ini terjadi lewat makanan, air yang terkontaminasi, dan kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi. Keluhan utama akibat flu perut yaitu dehidrasi ketika terlalu banyak cairan tubuh yang terbuang akibat muntah dan diare.

Seberapa umum kondisi ini? 

Gastroenteritis bukanlah kondisi yang berbahaya dan dapat terjadi pada siapa saja. Meski begitu, anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun yang lemah lebih berisiko mengalami muntaber serta bisa berakibat fatal.

Dikutip dari Cleveland Clinic, para ahli memperkirakan sekitar 685 juta orang di dunia terinfeksi norovirus penyebab flu perut setiap tahunnya. 

Tanda dan gejala gastroenteritis

Gejala utama dari muntaber yaitu diare. Selain itu, ada berbagai gejala flu perut lainnya yang perlu Anda waspadai, meliputi: 

  • sakit perut atau kram perut, 
  • demam dan tubuh berkeringat, 
  • mual dan muntah,
  • berat badan menurun, 
  • sulit menahan diri untuk tidak BAB (inkontinensia feses), 
  • nyeri otot dan sendi, serta
  • kulit terasa lembap. 

Gejala dari muntaber dapat terjadi 1 – 3 hari setelah terinfeksi dan bisa berlangsung selama 1 – 2 hari atau lebih. Namun, tanda dan gejala gastroenteritis tergantung pada penyebabnya. 

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Gejala muntaber pada bayi dan anak

Sementara itu, pada bayi dan anak kecil, Anda perlu menghubungi dokter ketika mereka mengalami kondisi seperti: 

  • demam tinggi lebih dari 38 °C, 
  • rewel dan menangis terus, 
  • tampak lemas atau lemah, 
  • BAB berdarah, 
  • dehidrasi pada anak dan bayi, 
  • muntah lebih dari beberapa jam, 
  • tidak buang air kecil dalam 6 jam, serta
  • perubahan jam tidur. 

Kapan harus periksa ke dokter?

Sebenarnya, cara mengobati gastroenteritis cukup sederhana, yakni dengan melakukan perawatan di rumah. Walaupun demikian, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter, terutama ketika mengalami gejala seperti: 

  • BAB terus menerus dalam 24 jam, 
  • BAB berdarah
  • muntah berkepanjangan lebih dari 2 hari atau muntah darah, 
  • dehidrasi, serta 
  • demam tinggi. 

Penyebab gastroenteritis

Penyebab utama gastroenteritis yaitu infeksi virus dan bakteri. Keduanya dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman terkontaminasi. 

Muntaber juga bisa menular ketika Anda terkena cairan tubuh dengan orang yang terinfeksi melalui penggunaan peralatan yang sama, seperti gelas dan sendok. 

Lebih jelasnya, virus atau bakteri yang dapat menginfeksi usus besar, antara lain sebagai berikut.

1. Norovirus

Norovirus adalah penyebab muntaber yang paling sering terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui keluarga, teman, atau perkumpulan dengan orang yang terinfeksi di dalamnya. 

2. Rotavirus

Dibandingkan dengan orang dewasa, rotavirus lebih sering menyebabkan muntaber pada anak-anak. Virus ini biasanya masuk ke tubuh anak ketika mereka memasukkan jari atau mainan yang terkontaminasi ke dalam mulut. 

3. Bakteri

Selain virus, penyebab flu perut lainnya adalah infeksi bakteri. Ada sejumlah jenis bakteri yang dapat menyebabkan gastroenteritis, antara lain sebagai berikut.

  • Yersinia, bakteri yang ada dalam daging babi.
  • Staphylococcus dan Salmonella, bakteri yang ada pada produk susu tanpa proses pemanasan, daging, atau telur mentah.
  • Shigella, bakteri yang sering ditemukan di kolam renang.
  • Campylobacter, bakteri ditemukan dalam daging ayam, burung, atau bebek mentah.
  • E. coli, bakteri ditemukan dalam daging sapi mentah dan salad.

Faktor risiko gastroenteritis

Selain penyebab, ada beberapa faktor yang bisa membuat seseorang jadi rentan mengalami flu perut, di antaranya sebagai berikut.

  • Bayi, anak-anak, dan lansia karena memiliki sistem imun yang lemah.
  • Sistem imun lemah, terutama pengidap HIV/AIDS atau menjalani kemoterapi.
  • Tinggal di daerah dengan sanitasi air yang buruk.
  • Tinggal di area dengan populasi tinggi.
  • Berada di penitipan anak atau sekolah asrama.
  • Berwisata ke tempat yang penyebaran bakteri dan virusnya tinggi.
  • Komplikasi gastroenteritis

    Bila tidak ditangani dengan tepat, penyakit muntaber dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti: 

  • dehidrasi
  • gagal ginjal
  • perdarahan usus yang berujung pada anemia, dan
  • kematian.
  • Diagnosis gastroenteritis

    Pada saat Anda berkonsultasi dengan dokter terkait muntaber, dokter akan menanyakan berbagai gejala yang dirasakan. Selain gejala, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan Anda. 

    Banyaknya gangguan pencernaan yang memicu gejala serupa dengan flu perut, membuat dokter merekomendasikan pemeriksaan tambahan, yaitu:

    Baik sampel darah maupun feses nantinya akan diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi penyebab muntaber, apakah virus atau bakteri. 

    Gastroenteritis boleh makan apa?

    Selama mengalami gastroenteritis sebaiknya Anda mengonsumsi makan makanan yang lunak, seperti bubur, ayam rebus, daging tanpa lemak, kentang rebus, apel, pisang, yoghurt tanpa gula, dan kaldu.

    Pengobatan gastroenteritis

    Pengobatan dilakukan berdasarkan penyebabnya, apakah virus atau bakteri. Gastroenteritis umumnya dapat sembuh dalam kurun waktu tiga hari hingga satu minggu setelah terpapar virus. Hal ini karena tubuh memiliki regulasinya tersendiri untuk melawan virus. 

    Namun, memang gejalanya cukup membuat tidak nyaman sehingga diperlukan pengobatan gastroenteritis. Selain itu, beberapa pasien, seperti bayi dan anak-anak, mungkin memerlukan perawatan khusus dari dokter.  

    Terdapat beberapa pilihan obat-obatan untuk meredakan gejala, mengurangi keparahan, serta mempercepat penyembuhannya. Beberapa obat-obatan tersebut yaitu:

    Namun, jika penyebab muntaber adalah infeksi bakteri, dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk melawan bakteri penyebab infeksi. Untuk mendapatkannya, sebaiknya konsultasikan terlebih dulu agar dokter mengetahui lebih dalam tentang kondisi Anda.

    Perawatan rumahan gastroenteritis

    Selain perawatan dari dokter, ada sejumlah kebiasaan yang perlu diperhatikan guna mendukung proses penyembuhan muntaber. Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi flu perut yang bisa dilakukan di rumah. 

    • Tingkatkan asupan cairan.
    • Makan sedikit demi sedikit.
    • Lebih banyak beristirahat.
    • Hindari makanan tinggi gula, kafein, lemak, atau susu.

    Pencegahan gastroenteritis

    Flu perut sebenarnya bisa dicegah, asalkan Anda menjalani beberapa kebiasaan di bawah ini. 

    • Lakukan vaksin rotavirus.
    • Rajin cuci tangan.
    • Hindari menggunakan barang bersamaan dengan orang lain.
    • Selalu menjaga kebersihan di mana pun.
    • Minum air yang botolnya tertutup rapat dan kemasannya tidak rusak.
    • Hindari minuman dengan es batu, jika saat membelinya di tempat terbuka.
    • Hindari makanan mentah atau dimasak kurang matang.
    • Pastikan membeli makanan di tempat yang bersih.
    • Selalu cuci tangan serta siapkan handsanitizer di dalam tas.

    Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 22/11/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan