backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Fibrosis Hati

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Fibrosis Hati

Definisi fibrosis hati (fibrosis liver)

Fibrosis hati (liver) adalah kondisi ketika hati dipenuhi oleh jaringan parut sehingga tidak lagi mampu berfungsi dengan baik. Jaringan parut merupakan jaringan bekas luka yang terbentuk sebagai bagian dari proses penyembuhan.

Pembentukan fibrosis berawal dari peradangan atau cedera hati yang berulang-ulang atau berlangsung dalam jangka panjang. Peradangan dan cedera hati biasanya timbul akibat penyakit hati kronis, seperti hepatitis B, hemokromatosis, atau perlemakan hati.

Jaringan parut amat berbeda dengan jaringan hati yang sehat. Ini karena jaringan parut tersusun atas komponen matriks ekstraseluler (ECM), bukan sel-sel hati hidup yang mampu memperbaiki diri dan menjalankan fungsi hati.

Fibrosis yang tidak ditangani akhirnya dapat menurunkan fungsi hati dan mengganggu kemampuannya dalam menyembuhkan diri. Jika peradangan terus berlanjut, penderita berisiko mengalami penyakit hati yang lebih serius.

Stadium fibrosis hati

Penyakit ini terbagi ke dalam beberapa stadium yang menunjukkan seberapa parah kerusakan hati. Salah satu sistem penilaian yang paling sering digunakan ialah sistem METAVIR.

Ada dua komponen dalam penilaian ini, yaitu kelas (grade) dan stadium (stage). Kelas aktivitas menggambarkan seberapa cepat fibrosis hati berkembang, sedangkan stadium menandakan jumlah dan tingkat keparahan peradangan pada hati.

Nilai aktivitas berkisar dari A0 hingga A3 dengan keterangan sebagai berikut.

  • A0: tidak ada aktivitas
  • A1: aktivitas ringan
  • A2: aktivitas sedang
  • A3: aktivitas berat

Sementara itu, stadium fibrosis hati terbagi menjadi sebagai berikut.

  • F0: tidak ada fibrosis
  • F1: fibrosis portal tanpa septa (jaringan berserat panjang dan tipis)
  • F2: fibrosis portal dengan beberapa septa
  • F3: sejumlah septa tanpa sirosis hati (pengerasan hati)
  • F4: sirosis hati

Tanda dan gejala

Fibrosis liver stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun, begitu penyakit ini bertambah parah, jaringan hati akan mulai mengalami kerusakan sehingga penderita menunjukkan gejala berupa:

  • badan lesu,
  • penurunan nafsu makan,
  • penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas,
  • penumpukan cairan pada perut atau kaki,
  • kulit dan mata tampak kekuningan (jaundice), serta
  • kesulitan untuk berpikir jernih.

Sayangnya, penyakit ini sering kali baru terdiagnosis begitu mencapai stadium berat. Sebuah laporan dari jurnal The Lancet Gastroenterology & Hepatology menyebutkan bahwa sekitar 6 – 7% populasi dunia memiliki fibrosis hati dan tidak menyadarinya.

Penyebab dan faktor risiko

Apa penyebab fibrosis liver?

Pembentukan fibrosis umumnya berawal dari penyakit yang menyerang organ hati. Penyakit ini menyebabkan cedera atau peradangan pada hati yang bersifat kambuhan atau berlangsung selama bertahun-tahun.

Beberapa penyakit kronis yang kerap menyerang hati yakni:

Hati akan berusaha memperbaiki diri setiap kali mengalami cedera atau peradangan. Proses perbaikan ini memerlukan banyak bahan, khususnya protein. Kendati berguna, pada proses ini jugalah protein berlebih dapat menumpuk dalam jaringan hati.

Jika hati terus mengalami cedera atau peradangan, lama-kelamaan sel-sel hati tidak akan mampu memperbaiki dirinya lagi. Pada saat yang sama, protein berlebih berupa kolagen dan glikoprotein terus menumpuk lalu membentuk jaringan parut.

Seiring perkembangan penyakit, jaringan parut dapat memenuhi seluruh organ ini. Fibrosis hati yang tidak diobati dengan baik akhirnya bisa mengakibatkan sirosis, yakni tahap akhir penyakit hati yang harus ditangani dengan transplantasi hati.

Apa saja faktor yang membuat Anda berisiko terkena penyakit ini?

Risiko terjadinya fibrosis hati lebih tinggi pada orang-orang yang:

  • memiliki penyakit hati kronis,
  • memiliki riwayat penyakit hati dalam keluarga,
  • berjenis kelamin laki-laki,
  • sering mengonsumsi alkohol, serta
  • melakukan hubungan seks yang tidak aman.

Diagnosis

Bagaimana cara mendiagnosis fibrosis liver?

Di bawah ini beberapa metode untuk mendiagnosis fibrosis pada liver.

1. Biopsi hati

Biopsi hati yakni metode diagnosis umum dengan menyuntikkan jarum panjang dan kecil ke dalam perut hingga mencapai hati. Ia kemudian akan mengambil sedikit sampel jaringan hati Anda untuk diperiksa lebih lanjut.

2. Transient elastography

Tes yang termasuk ke dalam liver elastography ini menggunakan gelombang suara berfrekuensi rendah untuk menguji seberapa kaku hati Anda. Ketika seseorang mempunyai fibrosis hati, jaringan parut pada hatinya membuat jaringan hati menjadi lebih kaku.

3. Tes nonbedah

Tes darah biasanya digunakan pada penderita hepatitis C kronis yang berisiko memiliki fibrosis. Selain itu, ada pula tes lain yang menggunakan perhitungan khusus, seperti tes rasio aminotransferase dengan keping darah (APRI).

Pengobatan

Pengobatan fibrosis liver biasanya ditentukan berdasarkan faktor penyebabnya. Setelah mengetahui penyakit yang menyebabkan fibrosis, dokter akan memberikan program perawatan khusus untuk Anda.

Berikut beberapa program perawatan yang mungkin disarankan.

  • Membatasi atau menghentikan konsumsi alkohol serta menjalani terapi terkait.
  • Konsumsi obat-obatan antivirus untuk mengobati hepatitis kronis.
  • Konsumsi obat-obatan untuk menghilangkan logam berat dan dalam tubuh.
  • Mengubah pola makan, menurunkan berat badan, serta mengontrol gula darah, lemak, dan kolesterol untuk mengatasi penyakit perlemakan hati (fatty liver).
  • Menghentikan konsumsi obat yang mungkin memperparah fibrosis.
  • Membuka saluran empedu yang tersumbat.
  • Meminum obat-obatan yang mengurangi aktivitas sistem imun.

Dokter mungkin juga meresepkan obat-obatan antifibrotik untuk mengurangi peluang pembentukan fibrosis baru pada jaringan hati. Resep obat-obatan ini juga bergantung pada penyebabnya sebagai berikut.

  • Penyakit hati kronis: ACE inhibitor seperti benazepril, ramipril, dan Lisinopril.
  • Steatohepatitis non-alkoholik: PPAR-alpha agonist.
  • Hepatitis C: a-Tokoferol atau interferon-alfa.

Pengobatan di rumah

Penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup yang menyehatkan hati dapat membantu mengurangi kemungkinan terbentuknya fibrosis baru. Berikut beberapa penyesuaian yang dapat Anda lakukan.

  • Minum air putih yang cukup.
  • Membatasi konsumsi kopi dan menghindari alkohol.
  • Mengonsumsi suplemen yang mengandung antioksidan silymarin, tapi dokter tidak merekomendasikan ini kepada penderita hepatitis C.
  • Mengonsumsi suplemen vitamin E.
  • Meminum obat untuk mengeluarkan kelebihan cairan dalam tubuh, mengurangi tekanan pada pembuluh perut dan kerongkongan, serta mengeluarkan racun dari otak.

Fibrosis hati terjadi akibat pembentukan jaringan parut di dalam hati. Apabila dibiarkan, penyakit ini bisa menyebabkan sirosis hati yang berakibat fatal.

Maka dari itu, penderita penyakit hati kronis amat disarankan untuk menjalani pemeriksaan fungsi hati sejak dini.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 07/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan