Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa manusia lebih sukses untuk bereproduksi dan menghasilkan keturunan jika pasangan mereka tidak serupa dengan mereka — misalnya orangtua atau saudara kandung. Ini yang membuat manusia sebisa mungkin menghindari perkawinan sedarah untuk mencegah merisikokan anak-cucu selanjutnya mewarisi gen rusak yang sama.
Ketika pasangan kita berasal dari pohon keluarga yang beda dari kita, kombinasi genetik yang akan diturunkan ke anak-cucu selanjutnya jadi makin beragam. Naluri inilah yang “mematikan” ketertarikan seksual atau romantisme kepada saudara kandung kita sendiri, karena keanekaragaman genetik diperlukan untuk menentukan kelangsungan hidup manusia dan kemampuannya beradaptasi.
Akan tetapi, sifat mengayomi dan kasih sayang manusia justru akan lebih tinggi jika kedua sisi orangtua berbagi keragaman genetik yang terbatas. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kita akan secara naluriah lebih ramah terhadap anggota keluarga yang berhubungan erat dengan kita, dan kedekatan antara anggota keluarga akan semakin kental ketika orangtuanya berbagi lebih sedikit gen. Ini berarti, untuk menemukan pasangan yang ideal, manusia harus mencari seseorang yang memiliki rantai genetik yang serupa tapi tidak sama.
Nah, teori ini kemudian mengusik rasa ingin tahu sekelompok tim peneliti dari Northumbria University di Inggris. Mereka penasaran, apakah lantas demi memenuhi kebutuhan akan kasih sayang dari keluarga sendiri jadi membuat wanita lebih cenderung tertarik pada pria yang mirip dengan saudara laki-laki mereka? Meski terdengar aneh, dan sedikit bikin il-feel, dugaan mereka ternyata sedikit ada benarnya.
Apa yang ditemukan oleh penelitian ini?
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar