backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

12 Trik Ampuh Membiasakan Anak Tidur di Kamar Sendiri

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

    12 Trik Ampuh Membiasakan Anak Tidur di Kamar Sendiri

    Melatih anak tidur sendiri biasanya lebih sulit jika ia sudah terbiasa tidur bersama orangtuanya. Meski banyak tantangan, Anda tetap harus mengusahakannya. Jangan sampai kebiasaan tidur bersama terbawa sampai ia memasuki usia remaja. Tips-tips berikut semoga bisa membantu.

    Kapan sebaiknya anak tidur sendiri?

    Keputusan untuk memisahkan kamar tidur anak sebenarnya berdasarkan berbagai macam pertimbangan.

    Selain faktor usia, sejumlah orangtua mungkin sulit berpisah tempat tidur karena keterbatasan ruang di rumah.

    Terlepas dari hal itu, menurut Mayo Clinic, anak berusia 3 tahun sebenarnya sudah bisa dibiasakan untuk tidur terpisah dari orangtuanya, meskipun sesekali masih tidur bersama jika ia sedang sedih atau takut. 

    Bahkan, beberapa orangtua memutuskan untuk memisahkan tempat tidur anak sejak bayi. Tujuannya untuk mencegah si Kecil tidak tertindih oleh tubuh Anda yang sedang tidur.

    Namun, Anda juga bisa berpisah kamar dengan bayi Anda jika ia sudah lepas ASI.

    Secara umum, anak sebaiknya sudah terbiasa tidur di kamar sendiri sejak usia 5 hingga 8 tahun.

    Sangat tidak disarankan ia tetap tidur bersama orangtua jika sudah berumur 8 tahun ke atas. Apalagi jika telah memasuki usia pubertas.

    Manfaat anak tidur sendiri

    Ada sejumlah manfaat yang bisa Anda peroleh jika anak tidur sendiri di kamar terpisah. Berikut beberapa di antaranya.
    • Melatih anak untuk mandiri.
    • Dapat mendisiplinkan anak.
    • Mendidik anak untuk bertanggung jawab.
    • Melatih keberanian anak.
    • Anda dapat tidur lebih nyenyak.

    Bagaimana cara melatih anak tidur sendiri?

    Biasanya, anak yang tidak mau tidur sendiri di kamarnya akan menciptakan berbagai alasan supaya dia bisa tidur bersama dengan orangtuanya. 

    Oleh karena itu, Anda harus pintar mengakali alasan-alasan yang diberikan anak Anda. Cobalah berbagai trik berikut ini agar anak bisa cepat terbiasa tidur sendiri.

    1. Mulai perlahan-lahan

    anak tidur

    Sebaiknya, Anda sudah mempersiapkan anak Anda untuk belajar tidur sendiri jauh sebelum saatnya tiba supaya ia tidak kaget.

    Sebagai langkah awal, Anda bisa mencoba memisahkan tempat tidur terlebih dahulu meskipun masih berada dalam satu ruangan yang sama.

    Anda juga bisa menggunakan pancingan yang menarik bagi si Kecil seperti, “Nanti di kamar barumu, kamu bisa membuat istana boneka.” atau hal-hal lain yang disukainya.

    Intinya, Anda harus membuat anak percaya bahwa tidur di kamar sendiri merupakan pengalaman yang menyenangkan dan membanggakan, bukan sesuatu yang menakutkan.

    2. Ciptakan suasana kamar yang menyenangkan

    Agar anak mau tidur di kamar sendiri, ia harus merasa betah di dalam kamarnya. Jadi, cobalah tata ruangan tidur anak agar nyaman sekaligus menyenangkan.

    Anda bisa menyiapkan boneka-boneka, bantal, dan guling yang nyaman supaya ia merasa aman dan tenang saat tidur.

    Anda juga bisa membiarkan anak menyimpan beberapa mainan atau buku bacaan di kamar supaya timbul rasa memiliki.

    3. Jangan memburu-buru anak untuk tidur

    Apabila selama ini Anda mengantar anak tidur dengan terburu-buru, sebaiknya Anda menghentikan cara tersebut.

    Memburu-buru tidak akan membuat anak mengantuk dan ingin tidur. Sebaliknya, ia justru akan merasa gelisah dan menganggap waktu tidur adalah saat-saat yang dibenci. 

    Jadi, pastikan bahwa waktu tidur menjadi hal yang penting untuk melepas lelah.

    Untuk membuat anak tidur, lakukan kebiasaan sebelum anak tidur tidur lebih awal, seperti buang air kecil, menggosok gigi, mencuci kaki, dan berdoa sebelum tidur.

    4. Bacakan dongeng sebelum tidur

    Supaya ia lebih senang ketika waktu tidur anak tiba, ceritakan dongeng atau kisah-kisah menarik untuknya. Anda juga bisa mengobrol tentang hal-hal menarik yang ia alami pada hari itu. 

    Selain membantu anak untuk rileks, kegiatan ini juga dapat mempertahankan ikatan Anda dengan anak. 

    Anak pun merasa tidak ditinggalkan meskipun ia tidur sendiri di kamar yang berbeda.

    5. Kurangi sumber gangguan

    Salah satu penyebab anak susah tidur mungkin karena adanya gangguan.

    Misalnya, cahaya atau suara berisik dari televisi, komputer atau alat-alat elektronik lainnya. Agar anak mau tidur sendiri, sebisa mungkin singkirkan gangguan tersebut.

    Jika si Kecil sudah memiliki smartphone sendiri, sebaiknya Anda mengambilnya untuk disimpan dan mengembalikannya keesokan hari.

    6. Hindari cerita seram

    Melansir Sleep Foundation, beberapa anak mungkin mengalami separation anxiety yaitu kecemasan saat ia berpisah dengan orangtuanya. Ini hal yang normal apalagi jika anak belum terbiasa tidur sendiri.

    Untuk mencegahnya, usahakan untuk tidak menakut-nakuti anak dengan cerita seram atau menggunakan ancaman tidur sendiri sebagai alat untuk menghukum anak.

    Hal ini justru akan membuatnya semakin sulit untuk berpisah dari Anda.

    7. Mengatasi rasa takut anak

    anak tidur di lantai

    Beberapa anak mungkin tidak mau tidur sendiri karena takut gelap atau hantu. Untuk mengatasinya, Anda bisa menyediakan banyak boneka, bantal, atau selimut yang mengelilingi tempat tidur agar ia merasa aman. 

    Anda juga bisa menyediakan lampu tidur dengan cahaya yang lembut atau menempelkan stiker-stiker yang bisa menyala dalam gelap untuk mengalihkan rasa takut. 

    Bila kamar Anda berdekatan, cobalah membuka sedikit daun pintu kamar Anda agar ada cahaya yang masuk dan anak masih bisa merasakan kehadiran Anda dan pasangan.

    8. Pujilah keberanian anak

    Di masa-masa awal tidur terpisah, anak mungkin masih merasa takut dan sulit tidur. Cobalah untuk mengecek kondisinya setiap 10 sampai 15 menit sekali. 

    Sebaiknya Anda tidak marah kalau anak masih bangun. Pujilah keberaniannya karena tetap tenang di tempat tidur dan tidak menyusul Anda atau pasangan. 

    9. Libatkan anak saat mempersiapkan kamar barunya

    Untuk membiasakan anak tidur sendiri, Anda perlu menciptakan rasa memiliki terhadap kamar barunya.

    Agar ia antusias, cobalah libatkan ia dalam mempersiapkan kamar tidurnya. Misalnya dengan memilih warna cat, motif sprei, dan penempatan perabot kamar.

    10. Tetap tegas dan konsisten

    Inilah yang tak boleh terlupakan ketika Anda dan pasangan berusaha membiasakan anak tidur sendiri. Ketika si Kecil tak bisa tidur dan menyusul ke kamar Anda, dengan lembut ajak dan temani ia untuk kembali ke kamarnya. 

    Kalau Anda membiarkannya tidur bersama Anda dan pasangan, akan semakin susah baginya untuk belajar mandiri.

    Apabila anak mengalami mimpi buruk, segera tangani dengan menanyakan mimpinya dan meyakinkan bahwa itu hanyalah bunga tidur yang tidak nyata. 

    Selanjutnya, tetap ajak ia untuk kembali tidur di kamarnya. Jangan sampai si Kecil menggunakan alasan mimpi buruk sebagai senjata untuk menghindari tidur sendiri.

    11. Atur waktu tidur yang tepat

    Agar anak bisa tidur sendiri dengan nyaman, Anda harus memastikan bahwa ia tidur pada waktunya. Jangan memaksanya untuk tidur terlalu cepat. Namun, tetap usahakan agar ia tidak tidur melewati jam tidurnya. 

    Anda juga bisa menyiasati dengan mengubah jam tidur siang anak. Pastikan juga anak Anda sudah kenyang dan sudah ke kamar mandi sebelum tidur. 

    Tujuannya agar ia tidak menahan kencing atau menjadikan hal-hal ini sebagai alibi untuk keluar dari kamarnya pada malam hari.

    12. Hargai usaha anak

    Agar lebih semangat, Anda juga bisa memberikan imbalan setelah anak berhasil tidur sendiri di kamarnya. Berilah imbalan sederhana seperti ciuman, pujian, dan ucapan terima kasih pada pagi hari. 

    Anda juga bisa menghidangkan menu sarapan favoritnya sebagai bentuk apresiasi. Dengan begitu, anak akan semakin terpacu untuk belajar tidur sendiri.

    Hal yang perlu Anda pahami, mengajarkan anak untuk tidur sendiri memang tidak mudah. Namun jika dilakukan dengan konsisten dan tanpa paksaan, hal ini akan lebih mudah diterapkan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan