backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Gejala ADHD pada Anak yang Perlu Diperhatikan Orangtua

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 13/06/2023

    Gejala ADHD pada Anak yang Perlu Diperhatikan Orangtua

    Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan saraf yang umum menimpa anak dan dapat berlanjut hingga dewasa. Gangguan ini dapat membuat anak kesulitan untuk menjalin hubungan dan mengikuti pelajaran di sekolah. Seperti apa gejala ADHD pada anak? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

    Gejala ADHD pada anak

    anak sensitif mengelola emosi

    Gangguan ADHD hingga kini belum diketahui secara pasti penyebabnya.

    Namun, mengutip dari NHS, ahli kesehatan berpendapat bahwa genetik, lingkungan, dan adanya masalah pada sistem saraf pusat pada masa perkembangan berkontribusi pada permulaan ADHD.

    Kebanyakan ahli setuju bahwa ADHD cenderung muncul sejak lahir, tapi gejala sering tidak terlihat sampai anak-anak memasuki sekolah dasar. Hal ini menyebabkan anak-anak dengan ADHD menerima diagnosis lebih lambat.

    Alasannya karena hampir semua anak usia prasekolah menunjukkan perilaku atau gejala ADHD. Namun, bila diperhatikan, perilaku anak akan berubah jadi lebih tenang. Bila tidak kunjung menghilang, kemungkinan ADHD bisa terjadi.

    Jika anak dengan ADHD dibiarkan, komplikasi bisa terjadi. Anak akan lebih mudah cedera karena hiperaktif, sulit mendapatkan teman dan menjalin hubungan, serta berisiko menyalahgunakan alkohol dan obat-obatan terlarang.

    Dilansir dari laman Kids Health, gejala awal ADHD pada anak yang perlu diperhatikan orangtua, antara lain:

    1. Sulit fokus

    Anak-anak dengan ADHD sangat kesulitan untuk memusatkan perhatian dan mempertahankan konsentrasi pada suatu hal.

    Ini terjadi karena mereka tidak mendengarkan instruksi dengan baik, melewatkan detail penting yang disampaikan orang lain, atau tidak menyelesaikan apa yang mereka kerjakan.

    Mereka sangat mudah melamun, pelupa, dan muda kehilangan benda yang ia miliki. Kebanyakan anak memang susah untuk fokus, cenderung sangat aktif, dan impulsif.

    Bahkan, pada anak-anak yang lebih besar dan remaja, konsentrasi yang tinggi sering bergantung pada tingkat minat anak pada aktivitas tersebut.

    Perkembangan perilaku tersebut adalah hal yang wajar. Namun, ini tetap bisa dibedakan dengan gejala ADHD pada anak. 

    Dikutip dari Healthy Children, beberapa orangtua yang memiliki anak dengan kondisi ini menuturkan ciri-ciri ADHD yang dialami anak, seperti:

    • Anak selalu melamun tapi saat dipanggil tidak pernah menjawab
    • Sering kehilangan kotak makan siang padahal baru mulai sekolah
    • Mudah melupakan apa yang dipelajari di sekolah

    Penuturan dari orangtua yang merawat anak dengan ADHD tidak bisa dijadikan acuan untuk membandingkan perilaku normal anak. 

    Artinya Anda tetap harus mendapatkan diagnosis valid dari dokter dan tidak boleh asal menduga atau menetapkan diagnosis sendiri.

    2. Hiperaktif

    Ciri-ciri ADHD yang terjadi pada anak adalah hiperaktif, mudah gelisah, dan bosan pada sesuatu. 

    Anak dengan gangguan ini sangat sulit untuk duduk dengan tenang. Mereka cenderung tergesa-gesa dalam melakukan berbagai hal sehingga mudah sekali melakukan kesalahan.

    Perilaku hiperaktif ini bisa ditunjukkan anak dengan memanjat, melompat, berlari terus ke sana kemari.

    Namun, perlu dipahami bahwa mereka melakukan hal ini tidak bermaksud untuk mengganggu orang lain.

    3. Impulsif

    Anak-anak yang bertindak impulsif ditandai dengan cepat bergerak sebelum berpikir. Itu artinya, mereka sering melakukan sesuatu tanpa berpikir apakah tindakan ini boleh dilakukan atau tidak.

    Gejala impulsif ini menyebabkan anak ADHD sering menyela, mendorong, dan tidak bisa diminta untuk menunggu. 

    Mereka juga bisa melakukan sesuatu tanpa izin sehingga tindakan ini sangat berisiko. Sikap impulsifnya ini terjadi karena reaksi emosial pada anak ADHD terlalu kuat sehingga mereka sendiri sulit untuk mengendalikan.

    Pada saat anak dengan ADHD mencapai usia 7 tahun, banyak orangtua yang mulai menyadari jika anaknya mengalami gangguan tersebut dari tanda dan ciri yang ditunjukkan anak.

    Anda dan pasangan mungkin telah memperhatikan bahwa anak hampir mustahil untuk fokus pada pelajaran, meskipun untuk waktu yang sebentar.

    Mungkin juga Anda masih merasa perlakuan pada anak yang berusia 8 tahun sama seperti yang lakukan ketika ia masih berusia 2 tahun.

    Anda mungkin memperhatikan bahwa perkembangan sosial dan emosional anak berbeda, seperti tidak bisa berinteraksi dengan teman-temannya.

    Sebagai contoh, si kecil seperti tak paham bahwa ia harus mendengarkan orang saat berbicara padanya, atau memberi kesempatan orang lain berbicara saat bercakap-cakap, atau menghargai ruang pribadi.

    Namun, sulit bagi orangtua untuk mengetahui apakah perilaku anak tersebut normal atau mengarah pada ciri-ciri ADHD.

    Pasalnya, perilakunya bisa bagian dari proses tumbuh kembang anak atau efek dari pola asuh yang tidak tepat.

    Apa perbedaan gejala ADHD pada anak dan orang dewasa?

    perkembangan anak 5 tahun

    Mengutip dari NHS, gejala ADHD pada orang dewasa lebih sulit diketahui karena kurang penelitian terhadap orang dewasa dengan kondisi tersebut. 

    Mengingat ADHD termasuk dalam gangguan perkembangan, kondisi ini diyakini tidak bisa hadir pada orang dewasa tanpa pengalaman masa kecil. 

    Gejala ADHD pada orang dewasa lebih samar dibanding anak-anak. Beberapa di antaranya adalah:

    • Ceroboh dan tidak memerhatikan detail
    • Terus memulai tugas baru tanpa menyelesaikan tugas lama
    • Memiliki keterampilan organisasi yang buruk
    • Tidak bisa fokus
    • Suasana hati mudah berubah, mudah tersinggung, dan cepat marah
    • Tidak bisa mengatasi stres
    • Tidak sabar yang sangat ekstrim

    Gejala di atas adalah efek jangka panjang dari ADHD saat anak-anak. Masih mengutip dari NHS, pada usia 25 tahun, diperkirakan ada 15 persen orang dewasa yang didiagnosis ADHD saat anak-anak masih memiliki gejala yang sama.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 13/06/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan