backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Mendorong Perut Ibu Saat Persalinan, Apakah Aman?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 09/01/2023

Mendorong Perut Ibu Saat Persalinan, Apakah Aman?

Beragam cara bisa dilakukan untuk membantu memperlancar persalinan normal, salah satunya mendorong perut ibu hamil saat melahirkan. Namun, di balik manfaatnya, metode ini ternyata menyimpan risiko komplikasi yang cukup serius.

Apakah aman mendorong perut saat persalinan?

Mendorong perut saat persalinan ternyata tidak aman dan berisiko menyebabkan komplikasi. Selain itu, metode ini juga berpotensi mengakibatkan cedera pada bayi.

Selama ini, metode dengan nama fundal pressure ini dinilai dapat membantu induksi persalinan. Penerapannya yaitu dengan memberi tekanan pada bagian atas rahim ibu hamil.

Namun, belum ada bukti kuat yang mendukung anggapan tersebut. Sejumlah penelitian malah menunjukkan bahwa metode ini meningkatkan risiko komplikasi, baik pada janin dan ibu hamil.

Biasanya, fundal pressure dilakukan pada tahap kedua persalinan. Metode ini dipercaya dapat membantu memindahkan calon bayi ke jalan lahir pada tahap akhir persalinan.

Risiko mendorong perut saat persalinan

mendorong bayi persalinan

Dilansir dari Birth Injury Help Center, perut yang didorong saat melahirkan dapat meningkatkan risiko komplikasi. Tidak hanya pada ibu hamil, tetapi juga pada bayi.

Berikut sejumlah risiko mendorong perut saat persalinan yang perlu diwaspadai.

1. Laserasi perineum

Laserasi perineum terjadi ketika kulit antara vagina dan anus ibu hamil robek saat melahirkan. Kondisi ini disebabkan karena kepala bayi keluar terlalu cepat saat persalinan.

Umumnya, perawatan luka perieneum tidak diperlukan karena bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, dalam kasus yang parah, hal ini bisa mengakibatkan konsekuensi jangka panjang.

2. Ruptur uteri

Fundal pressure dapat meningkatkan risiko ruptur uteri. Kondisi ini terjadi saat dinding rahim robek pada sejumlah titik selama proses persalinan. 

Ketika dinding rahim robek, bayi berisiko mengalami kekurangan oksigen. Jika hal tersebut terjadi, operasi caesar harus segera dilakukan.

3. Inversio uteri

Inversio uteri merupakan kondisi ketika rahim Anda terbalik sebagian atau seluruhnya setelah persalinan. Kondisi ini dapat menyebabkan syok dan perdarahan dalam.

Dalam kasus yang parah, inversio uteri dapat menyebabkan kematian pada ibu hamil. Namun, kasusnya terbilang jarang terjadi.

4. Distosia bahu

Mendorong perut saat persalinan dapat membuat bahu bayi tersangkut di dasar panggul ibu. Selain itu, jika dorongan terlalu kuat, bayi berisiko mengalami patah tulang selangka.

Distosia bahu dapat mengakibatkan persalinan macet. Kondisi ini juga bisa  menyebabkan bayi kekurangan oksigen jika tidak segera ditangani. 

Sebelum fundal pressure dilakukan, pastikan Anda bertanya ke dokter terkait risiko komplikasinya. Jika ragu, mintalah alternatif lain untuk memperlancar persalinan.

Cara mendorong bayi saat persalinan dengan benar

Cara yang benar untuk mendorong bayi saat persalinan ialah dengan teknik mengejan. Meski begitu, mengejan juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Berikut cara mengejan yang tepat saat persalinan.

  1. Berbaring dengan posisi kedua kaki ditekuk dan dibuka lebar.
  2. Angkat punggung sedikit hingga posisi kepala agak terangkat.
  3. Tempelkan dagu ke dada.
  4. Jaga bagian dasar panggul tetap rileks sehingga bagian perineum seolah menonjol keluar.
  5. Tarik napas dalam, buang sambil mendorong tubuh untuk mulai mengejan.
  6. Setiap kali kontraksi, disarankan untuk mengejan sebanyak 3 hingga 4 kali. Jika bayi belum juga keluar, istirahat sebentar.

Hindari mengejan terlalu banyak atau kencang karena bisa mengubah posisi bayi. Dengar dan ikuti saran dokter dengan baik agar proses persalinan berjalan lancar.

Faktor yang memengaruhi lamanya mendorong bayi keluar

perut didorong saat melahirkan

Beragam faktor dapat berpengaruh terhadap lamanya proses persalinan. Berikut beberapa di antaranya.

1. Pengalaman melahirkan

Jika baru pertama kali melahirkan normal, Anda mungkin membutuhkan waktu persalinan yang lebih lama. Ini terjadi karena otot panggul memerlukan waktu lebih lama untuk meregang. 

Berbeda jika Anda sudah beberapa kali menjalani persalinan normal. Ibu hamil mungkin hanya membutuhkan satu atau dua kali dorongan untuk bisa melahirkan bayi.

2. Ukuran dan bentuk panggul ibu

Tiap wanita memiliki ukuran dan bentuk panggul yang berbeda. Hal ini dapat memengaruhi bukaan panggul, entah lebih besar atau sempit. 

3. Ukuran bayi

Ukuran bayi bisa lebih besar atau lebih kecil dari jalan lahir. Namun, rupanya kepala bayi bisa menyesuaikan hal itu. 

Bayi memiliki tulang tengkorak yang tidak tetap. Tulang-tulang ini bisa bergeser dan tumpang tindih selama proses persalinan.

4. Posisi kepala bayi

Dalam persalinan normal, kepala bayi harus berada di bawah dan menghadap tulang ekor ibu. Bayi yang lahir dengan posisi ini mungkin hanya memerlukan sedikit waktu untuk dilahirkan. 

Berbeda jika posisi bayi posterior (menghadap ke atas). Ibu hamil mungkin harus melalui tahapan mendorong bayi keluar lebih lama.

Serba-serbi seputar mendorong perut saat persalinan

  • Dinilai dapat membantu mempercepat bayi keluar saat persalinan.
  • Belum ada bukti yang kuat terkait manfaatnya.
  • Berisiko menyebabkan komplikasi, baik pada ibu hamil dan janin.
  • Lebih disarankan untuk menerapkan teknik mengejan dengan baik dan benar.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 09/01/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan