Meski masih menimbulkan pro dan kontra, metode ini masih bisa ayah dan ibu terapkan dengan cara yang tepat.
Tujuan time out bukan menyiksa anak dengan mengurungnya di suatu tempat. Namun, melatih anak untuk belajar menenangkan diri sekaligus melepaskan kemarahan dan kekesalannya.
Metode ini bisa orangtua terapkan pada anak usia dua tahun ke atas. Sebab pada usia tersebut, si Kecil sudah mampu mengontrol dirinya jauh lebih baik.
Pada usia dua tahun juga anak sudah memahami konsekuensinya jika ia melakukan kesalahan. Ini bisa membuat metode time out berpotensi jadi cara ampuh untuk mendisiplinkan anak.
Jangan khawatir, supaya metode time out berhasil, ada poin penting yang harus orangtua perhatikan.
1. Beri anak peringatan dan penjelasan
Saat anak mulai menunjukkan tanda-tanda tantrum, berikan anak peringatan lebih dulu. Anak perlu memahami batasan kesalahan yang ia lakukan.
Ambil contoh, anak melempar mainan sampai rusak atau mengganggu teman saat sedang bermain.
Ayah atau ibu bisa menjelaskan kalau perilaku tersebut tidak baik, misalnya “Kakak jangan lempar-lempar mainan, nanti mainannya rusak. Kalau nggak mau nurut, masuk kamar, ya.”
Pada saat ini, anak akan belajar tentang konsekuensi dari kesalahan yang ia lakukan.
Jika anak mengabaikan peringatan, minta anak untuk pergi ke area time out. Kemudian, jelaskan kesalahannya dan biarkan si kecil duduk merenung sendiri.
2. Pilih waktu dan tempat yang sesuai
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar