backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

5 Cara Mengatasi Anak Manja dan Banyak Maunya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 27/02/2023

    5 Cara Mengatasi Anak Manja dan Banyak Maunya

    Saat orangtua menyayangi anaknya, terkadang memang ada fase sedikit berlebihan. Ambil contoh, memberikan semua yang anak mau atau membiarkan anak saat melakukan kesalahan. Kalau salah langkah, orangtua bisa membentuk anak menjadi manja berlebihan. Bagaimana kalau sudah telanjur? Berikut cara mengatasi anak manja dan banyak mau.

    Cara mengatasi anak manja

    Perkembangan emosi anak masih belum stabil, sehingga ia belum bisa mengendalikan rasa kecewa saat keinginannya tidak terpenuhi. 

    Saat anak kecewa, ia akan merengek, menangis, membuat ulah, dan hal tersebut wajar anak-anak lakukan. 

    Namun, yang membuat hal tersebut menjadi masalah adalah sikap orangtua dalam menghadapi anaknya yang merengek.

    Terkadang orangtua tidak disiplin, tidak konsisten, serta terlalu ‘lembek’ menghadapinya.

    Anak dengan sifat manja biasanya akan melakukan segala cara untuk mendapatkan yang ia inginkan.

    Ketika ia mendengar kata tidak, anak akan mengamuk, marah, merengek, menendang, dan sebagainya.

    Untuk orangtua, berikut cara menghadapi dan mengatasi anak manja.

    1. Konsisten

    Mengutip dari Health Guidance, salah satu hal yang sering menyebabkan sifat manja muncul adalah orangtua tidak konsisten.

    Tidak konsistennya bisa dari kata-kata yang orangtua ucapkan atau aturan yang sudah dibuat sendiri. 

    Ambil contoh, anak ingin beli mainan dan ibu tidak memberikannya. Kemudian anak mengeluarkan jurus andalannya dengan merengek sampai menangis.

    Saat orangtua melihat dan mendengar anak menangis, ada rasa tidak tega, kemudian segera memberikan apa yang mereka mau. 

    Dari hal tersebut, anak mempelajari bahwa ia akan mendapatkan apa yang dia inginkan jika merengek atau menangis. 

    Oleh karena itu, bukan tidak mungkin si kecil akan merengek lebih kencang jika permintaan-permintaan selanjutnya tidak ibu dan ayah turuti.

    Maka dari itu, orangtua harus konsisten dengan aturan yang sudah dibuat. Kalau sudah mengatakan “tidak” di awal, maka pertahankan kata tidak tersebut hingga akhir. 

    Walau ada rasa tidak tega melihat anak merengek dan menangis. Hal tersebut adalah salah satu tantangan untuk orangtua apakah dapat konsisten pada aturan.

    Bila anak menangis bicara baik-baik dan berikan alasan ibu tidak bisa memenuhi permintaannya sambil memberi pilihan.

    Ambil contoh, ibu bisa menjelaskan, “Nanti lagi beli mainannya, ya. Mainan kakak di rumah masih banyak. Kita makan saja, yuk. Kakak mau makan apa?”

    Memberi anak pilihan bisa membuatnya lebih baik.

    2. Memberikan penjelasan sederhana

    Menghadapi anak manja memang tidak mudah, terkadang ada rasa tidak tega  saat melihat si kecil menangis dan merengek. 

    Namun, mengatasi anak manja tidak bisa dengan mengikuti terus keinginannya. Sebaiknya, beri penjelasan sederhana bila anak merengek ingin sesuatu.

    Ambil contoh, anak ingin membeli makanan cepat saji padahal sebelumnya sudah makan di rumah. Ibu bisa memberi penjelasan, 

    “Sebelum berangkat kita sudah makan ayam, kalau makan terus nanti perut adik sakit karena kekenyangan. Nanti tunggu dua jam lagi, ya” 

    Memberi penjelasan sederhana seperti contoh tersebut membuat anak belajar sebab akibat.

    Kalau terlalu banyak makan, berarti sakit perut. Bisa juga terlalu banyak beli mainan, nanti kamarnya penuh.

    Hal yang perlu orangtua pahami, anak tetap boleh marah, sedih, dan kecewa jika keinginannya tidak dapat terpenuhi. 

    Namun, memberikan penjelasan secara gamblang kepada anak, membantunya mengerti tentang keadaan yang terjadi.

    3. Libatkan anak dalam berbagai kegiatan sosial

    Anak yang selalu mendapatkan apa yang ia inginkan akan memiliki ego tinggi dan keras kepala. Untuk mengatasi anak manja, orangtua bisa melibatkan si kecil dalam kegiatan sosial.

    Saat terlibat dalam kegiatan sosial, anak akan belajar untuk berbagi, berkomunikasi, serta mengontrol egonya. 

    Selain itu, orangtua dapat memberitahu dan menjelaskan tentang kegiatan berbagi dengan teman-teman. Ambil contoh, berbagi mainan dan pakaian layak pakai ke panti asuhan. 

    “Kalau berbagi sama teman-teman, harus yang bagus ya, jangan rusak. Adik juga pasti ingin dapat barang yang bagus,” ibu bisa menjelaskan dengan santai.

    4. Memberikan hukuman

    Memberi hukuman sebagai cara menghadapi dan mengatasi anak manja cukup tricky. Salah langkah, bisa membuat anak trauma.

    Pemberian hukuman yang tepat pada anak akan membuat ia belajar untuk tidak mengulangi hal buruk kembali. 

    Sebagai contoh, ibu bisa menyita barang atau mainan kesukaannya ketika anak tidak merapikan kamar atau tempat tidurnya.

    Hindari memberi hukuman secara fisik dan suara kencang karena bisa membuat anak trauma.

    5. Menunjukkan perilaku baik dan buruk

    Anak adalah peniru ulung, sehingga ia bisa melakukan sesuatu karena ada contoh di hadapannya. 

    Untuk mengatasi anak yang manja, ibu bisa menunjukkan perilaku yang baik dan buruk. 

    Ambil contoh, ibu sedang pergi dan melihat ada anak lain yang merengek atau mengamuk karena sesuatu hal.  

    Ibu bisa katakan pada anak bahwa hal tersebut merupakan hal buruk dan bisa mengganggu orang lain. 

    Menghadapi anak manja memang tidak mudah dan sangat menantang. Orangtua perlu sabar dalam mengajarkan anak untuk mengendalikan perasaan dan keinginannya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Nimas Mita Etika M · Tanggal diperbarui 27/02/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan