Ambil contoh, anak ingin beli mainan dan ibu tidak memberikannya. Kemudian anak mengeluarkan jurus andalannya dengan merengek sampai menangis.
Saat orangtua melihat dan mendengar anak menangis, ada rasa tidak tega, kemudian segera memberikan apa yang mereka mau.
Dari hal tersebut, anak mempelajari bahwa ia akan mendapatkan apa yang dia inginkan jika merengek atau menangis.
Oleh karena itu, bukan tidak mungkin si kecil akan merengek lebih kencang jika permintaan-permintaan selanjutnya tidak ibu dan ayah turuti.
Maka dari itu, orangtua harus konsisten dengan aturan yang sudah dibuat. Kalau sudah mengatakan “tidak” di awal, maka pertahankan kata tidak tersebut hingga akhir.
Walau ada rasa tidak tega melihat anak merengek dan menangis. Hal tersebut adalah salah satu tantangan untuk orangtua apakah dapat konsisten pada aturan.
Bila anak menangis bicara baik-baik dan berikan alasan ibu tidak bisa memenuhi permintaannya sambil memberi pilihan.
Ambil contoh, ibu bisa menjelaskan, “Nanti lagi beli mainannya, ya. Mainan kakak di rumah masih banyak. Kita makan saja, yuk. Kakak mau makan apa?”
Memberi anak pilihan bisa membuatnya lebih baik.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar