backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

6 Cara Mengatasi Anak yang Suka Membully agar Tak Lagi Agresif

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus · General Practitioner · Rumah Sakit Permata Bekasi


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 11/10/2023

    6 Cara Mengatasi Anak yang Suka Membully agar Tak Lagi Agresif

    Sebagai orangtua, Anda tentu tidak ingin anaknya jadi korban bullying atau bahkan menjadi pelakunya. Namun, bagaimana bila anak menjadi pelaku bullying temannya? Berikut ini adalah cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak yang suka membully. 

    Cara mengatasi anak yang suka membully

    Perilaku bullying terjadi saat anak mengintimidasi teman seusianya yang lebih lemah atau memiliki penampilan berbeda.

    Ini bisa terjadi karena anak tidak mampu belajar mengelola rasa marah, sakit hati, frustrasi, atau emosi lain yang muncul pada dirinya.

    Selain itu, ada kemungkinan anak yang membully temannya dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya yang bersikap agresif.

    Orangtua tentu ingin menjauhkan buah hatinya dari sifat membully, baik secara verbal maupun fisik. 

    Oleh karena itu, merangkum dari Kids Health, berikut ini adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi anak yang suka membully. 

    1. Beri tahu anak bahwa itu buruk

    orangtua selingkuh

    Sebagian anak melakukan tindakan membully pada temannya karena kurangnya pengetahuan bahwa perilaku itu buruk. 

    Untuk mengatasi ini, orangtua dapat memberi tahu anak bahwa tindakan ini adalah perilaku buruk yang berakibat negatif. Bukan hanya pada temannya, tetapi juga dirinya sendiri.

    Selain dipandang buruk oleh sesama teman, beri tahu juga bahwa ada sanksi lain yang mungkin ia terima. 

    Misalnya jika ia membully temannya di sekolah, pihak sekolah bisa mengeluarkan anak dari sekolah, skorsing, atau bahkan hukuman lain yang tak kalah serius.

    Dampak anak suka membully

    Saat perilaku membully ini tidak ditangani, anak akan menjadi sangat agresif dan semakin mengganggu orang lain. Perilaku yang buruk ini juga menghambat anak untuk menjalin persahabatan dengan teman seusianya.

    2. Ajari anak untuk menghargai perbedaan

    Pada sebagian kasus, anak yang membully temannya terjadi akibat perbedaan ras, agama, penampilan, hingga status ekonomi. 

    Sebagai cara mengatasi perilaku yang suka membully ini, orangtua perlu mengajarkan anak untuk bisa memahami perbedaan. Dengan begitu, anak dapat lebih menghargai orang lain.

    Sebagai contoh, orangtua dapat memberitahukan bahwa mengejek seseorang, baik itu karena penampilan, kondisi fisik, atau status ekonomi, merupakan tindakan yang buruk.

    Anda mungkin perlu mengajak anak mendatangi panti asuhan atau komunitas anak berkebutuhan khusus agar ia bisa berinteraksi secara langsung dengan anak-anak yang berbeda.

    Dengan begitu, ia bisa lebih memahami perbedaan. 

    3. Kembangkan rasa empati

    Mengasah empati bisa menjadi tameng pada anak agar tidak membully temannya.

    Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan memahami emosi dari perasaan orang tersebut. 

    Jika anak memiliki rasa empati yang tinggi, tentu ia tidak akan menyakiti orang lain, terutama temannya. 

    Anda bisa mengembangkan empati anak dengan berbagai cara, seperti mengajarkannya untuk berdonasi kepada korban bencana atau memelihara hewan peliharaan.

    Anda juga bisa membantu membangun kegiatan di luar sekolah dengan anak-anak yang lainnya agar ia lebih mengembangkan rasa persahabatan dengan anak-anak lainnya. 

    4. Jadilah contoh yang baik 

    punya satu anak

    Orangtua perlu menjadi contoh yang baik sebagai cara mengatasi anak yang suka membully. Sebab, apa yang dilakukan orangtua biasanya akan dicontoh oleh anaknya. 

    Oleh karena itu, saat menghadapi suatu masalah, Anda sebagai orangtua perlu melakukan hal yang baik dan bijak. Misalnya jangan menanggapi suatu masalah dengan kekerasan atau sikap agresif. 

    Saat anak berbuat salah, jangan berikan hukuman fisik, seperti memukul, mengurungnya dalam waktu lama, atau bahkan menampar.

    Hindari juga berteriak dan membandingkan anak dengan orang lain. Pasalnya, tindakan tersebut dapat membuat anak menjadi agresif karena kesulitan mengelola emosinya.

    Sebaliknya, Anda perlu menghadapi anak dengan tenang dan tahu cara tepat untuk mendisiplinkannya agar anak bisa mengelola emosi dan tidak membully temannya.

    5. Pelajari tentang kehidupan sosial anak 

    Mempelajari tentang kehidupan sosial anak di sekolah juga dapat dilakukan sebagai salah satu cara mengatasi anak yang suka membully. 

    Anda dapat berbicara dengan orangtua dari teman anak Anda atau teman sebayanya, seperti “Apakah ada anak-anak lain yang melakukan tindakan bullying?”

    Anda juga bisa mencari tahu alasan anak melakukan tindakan membully dengan menanyakan kepada guru atau temannya di sekolah. 

    Cari tahu apakah anak Anda mendapatkan tekanan di sekolah atau bahkan memiliki masalah tertentu.

    Dengan mengetahui masalah yang dihadapi anak, orangtua akan lebih mudah untuk membantu mengatasi perilaku tidak baik ini. 

    6. Konsultasi pada dokter atau psikolog

    Bila berbagai cara mengatasi di atas tidak juga mengubah anak menjadi lebih baik, Anda mungkin bisa meminta bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater. 

    Apalagi bila anak memiliki perilaku yang menentang dan bersikap semakin agresif saat Anda menerapkan cara mengatasi anak yang suka membully di atas.

    Nantinya, psikolog atau psikiater akan membantu anak untuk mengelola amarahnya dan membantu mengidentifikasi masalah yang mungkin menjadi penyebab anak membully. 

    Mengatasi anak yang suka membully adalah tanggung jawab orangtua. Dengan pendekatan yang baik dan dukungan orangtua, anak diharapkan bisa memahami dampak negatif bullying.

    Anak juga dapat tumbuh menjadi individu yang lebih menghormati orang lain dan perbedaan yang ada.

    Namun ingatlah bahwa mengubah perilaku anak adalah proses yang membutuhkan waktu dan kesabaran. Jadi jangan putus asa, tetap bersabar, dan terus mencoba ya!

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus

    General Practitioner · Rumah Sakit Permata Bekasi


    Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 11/10/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan