backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kenali Sepsis Pada Bayi, Ketika Bayi Baru Lahir Terinfeksi Bakteri

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Kemal Al Fajar · Tanggal diperbarui 03/06/2021

    Kenali Sepsis Pada Bayi, Ketika Bayi Baru Lahir Terinfeksi Bakteri

    Perkembangan sistem kekebalan tubuh (imun) manusia sudah dimulai sejak dilahirkan atau fase neonatal di mana tubuh bayi masih sangat rentan terhadap infeksi. Sistem imun bayi sudah bisa merespon adanya infeksi, tapi di sisi lain respon imun tersebut juga berisiko menyebabkan sepsis pada bayi baru lahir.

    Penyakit sepsis merupakan kondisi serius yang terjadi ketika sistem imun merespon adanya suatu infeksi pada tubuh secara agresif dan justru menimbulkan kerusakan yang bisa mengancam nyawa bayi baru lahir. Sepsis bermula ketika senyawa kimia dari sistem imun dilepaskan ke dalam sistem peredaran darah dan akhirnya menyebabkan berbagai reaksi peradangan serius pada tubuh. Pada bayi baru lahir, sepsis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri.

    Kapan sepsis pada bayi baru lahir bisa terjadi?

    Sepsis pada bayi baru lahir bisa terjadi pada proses persalinan dan kurang atau lebih dari tiga hari setelah lahir. Kedua hal tersebut dibedakan menjadi sepsis neonatorum onset awal dan onset akhir.

    1. Sepsis neonatorum onset awal

    Jenis sepsis ini terjadi ketika bakteri menyerang bayi pada saat proses melahirkan normal (lewat vagina). Gejala sepsis pada umumnya muncul enam jam pertama setelah bayi lahir. Berbagai bakteri gram negatif dan gram positif berkaitan dengan terjadinya infeksi dan sepsis pada bayi baru lahir.

    Nah, yang paling umum adalah streptococcus grup B dan Escherichia coli (E. coli). Kolonisasi bakteri pada vagina ibu bayi dapat meningkatkan risiko sepsis pada bayi baru lahir.

    2. Sepsis neonatorum onset akhir

    Pada umumnya, sepsis ini disebabkan oleh infeksi bakteri lingkungan di mana bayi baru lahir berada, seperti lingkungan rumah sakit. Infeksi sebagian besar disebabkan berbagai jenis kuman Staphylococcus dan E. coli yang menular dari penggunaan alat intravaskuler serta infeksi Pseudomonas aeruginosa dari penggunaan alat bantu pernapasan pada bayi.

    Karakteristik kelahiran seperti berat lahir pun dapat memengaruhi terjadinya infeksi sepsis. Risiko sepsis lebih tinggi pada bayi yang lahir prematur dan mengalami berat lahir rendah.

    Gejala dan dampak sepsis pada bayi baru lahir

    Tanda perkembangan kondisi sepsis pada bayi baru lahir cenderung kurang spesifik. Namun, ini mencakup beberapa gejala yang dapat diamati pada bayi seperti:

    • Bayi terlihat lesu atau tidak bertenaga
    • Tidak mau menyusui
    • Badan cenderung dingin akibat suhu tubuh rendah
    • Mengalami gejala apnea atau napas terhenti sesaat
    • Mengalami demam tanpa sebab yang jelas
    • Kulit tampak pucat dan tidak terlihat sehat
    • Adanya pembengkakan di sekitar perut
    • Muntah-muntah
    • Mengalami diare
    • Kejang
    • Nampak gelisah
    • Gejala penyakit kuning pada mata dan kulit

    Sepsis pada bayi baru lahir merupakan salah satu penyebab kematian utama pada bayi. Infeksi pada membran otak juga bisa terjadi sebagai komplikasi dari kondisi sepsis. Selain itu, sepsis juga bisa menjadi penyebab gangguan pertumbuhan karena bayi tidak memperoleh gizi yang optimal ketika diare atau tidak mau menyusui saat baru lahir.

    mencegah hepatitis pada bayi

    Faktor risiko sepsis pada bayi baru lahir

    Pada onset awal, sepsis berkaitan dengan proses kelahiran. Sepsis onset awal paling berisiko ketika pemecahan membran saluran ketuban terjadi lebih cepat sebelum proses kelahiran dimulai, melahirkan prematur, dan adanya kolonisasi bakteri pada jalur kelahiran vagina ibu hamil saat proses bersalin.

    Sedangkan pada onset akhir, perawatan bayi baru lahir di rumah sakit dapat meningkatkan risiko sepsis. Seperti di antaranya lama waktu dirawat setelah lahir, terlalu lama menggunakan kateter intravaskuler, mengalami masalah yang berkaitan dengan infeksi saat dilahirkan, berdekatan dengan orang lain yang sedang sakit, serta penggunaan alat dan cairan infus yang tidak steril.

    Penanganan sepsis neonatorum

    Penanganan dini yang tepat diperlukan untuk mengatasi kondisi sepsis dan mencegah masalah kesehatan lainnya pada bayi. Penetapan diagnosis sepsis dilakukan berdasarkan gejala dan pemeriksaan darah untuk melihat ada atau tidaknya bakteri dalam darah tersebut. Hal ini sangat penting dalam pengambilan keputusan akan penanganan lanjutan yang diperlukan oleh bayi.

    Penanganan sepsis pada bayi dengan antibiotik infus bisa dilakukan setelah jenis bakteri dikenali dan kemungkinan penanganan dapat disesuaikan. Di samping itu, penggunaan ventilator, cairan infus, dan pembantu sistem sirkulasi darah juga mungkin diperlukan. Penanganan dini yang dilakukan secara tepat bisa membuat bayi sembuh secara total tanpa dampak bawaan di waktu mendatang.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Kemal Al Fajar · Tanggal diperbarui 03/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan