backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Posisi Menggendong yang Salah Bisa Sebabkan Hip Dysplasia Pada Bayi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    Posisi Menggendong yang Salah Bisa Sebabkan Hip Dysplasia Pada Bayi

    Ayah dan ibu dengan anak berusia bayi atau balita pasti sering menggendong putra dan putrinya. Menggendong memang bisa jadi salah satu aktivitas untuk mendekatakan orangtua dengan anaknya. Akan tetapi, posisi menggendong bayi juga harus diperhatikan, tidak bisa sembarangan. Salah satu hal yang perlu Anda perhatikan adalah kondisi sendi antara pinggul bayi dan tulang paha bayi. Jangan sampai aktivitas rutin Anda menggendong justru menambah masalah baru, yakni kondisi hip dysplasia pada bayi. 

    Apa itu hip dysplasia pada bayi?

    Hip atau pinggul adalah bagian penting untuk mendukung sebagian besar berat badan tubuh dan digunakan untuk menggerakkan kaki bagian atas sehingga bayi bisa jalan, naik tangga, dan juga duduk.

    Kondisi hip dysplasia merupakan bentuk persendian antara pinggul dengan ujung tulang paha bayi yang tidak normal. Bagian yang terdapat di ujung tulang paha normalnya dapat masuk dengan pas ke bagian tulang pinggul. Namun pada bayi yang mengalami dysplasia, bagian tersebut bergeser tidak pada tempatnya (lihat gambar di bawah ini). 

    Perubahan sendi antara bagian pinggul dengan bonggol tulang paha. (Sumber: isara.ro/en)

    Kondisi ini tidak menimbulkan nyeri sehingga sering kali bayi yang mengalami hip dysplasia tidak merasakan gejalanya. Sendi antara panggul dan paha bayi masih lunak, lentur, dan berbentuk tulang rawan. Akibatnya, kondisi ini membuat pinggul bayi menjadi lebih rentan mengalami dislokasi (tulang bergeser dari posisi seharusnya) daripada pinggul orang dewasa. Jika ada pembebanan yang tidak sesuai, maka akan lebih mudah untuk terjadinya pergeseran.

    Apa yang menyebabkan hip dysplasia?

    Sebenarnya penyebab dysplasia ini belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa hal yang diduga bisa menjadi pemicunya, yaitu:

  • Genetik. Hip dysplasia bisa 12 kali lebih berisiko pada bayi yang memiliki orang tua dengan hip dysplasia dulunya
  • Posisi bayi di rahim. Posisi bayi yang sungsang memiliki risiko mengalami hip dysplasia lebih besar daripada bayi yang ada pada posisi normal di dalam rahim ibu
  • Tulang masih lunak. Sendi antara tulang paha dan pinggul masih lunak, sehingga beban yang memberatkan bisa memengaruhi perubahan pada sendi dengan mudah.
  • Posisi menggendong bayi dan hip dysplasia

    Dilansir dari laman International Hip Dysplasia Institute, sebenarnya hip dysplasia tidak bisa dicegah 100 persen. Namun, salah satu cara mengurangi risiko seorang bayi mengalami hip dysplasia adalah menggendong bayi dengan benar. Pasalnya, cara menggendong bayi bisa memengaruhi perkembangan postur tubuh secara keseluruhan. Dengan cara menggendong bayi yang kurang tepat, ini dapat memicu terjadinya posisi pinggul bayi mengalami dislokasi lebih mudah.

    Dr. Fettweis, seorang spesialis ortopedi dari Jerman mengemukakan bahwa menggendong bayi pada posisi yang tepat dapat mencegah terjadinya hip dysplasia. Oleh karena itu, sangat penting untuk memosisikan bayi saat digendong dengan kaki terpisah antara kanan dan kiri, dan posisi lutut berada lebih tinggi daripada sendi pinggul. Pastikan bagian bokong menjadi penumpu berat badan bayi.

    Posisi menggendong bayi yang ideal

    Jika Anda menggendong bayi di depan, sebaiknya posisikan bayi agar kakinya mebentuk huruf M seperti gambar berikut.  

    Bentuk kaki bayi posisi M. (Sumber: hipdysplasia.org)

    Dengan posisi M, sangat sedikit pembebanan di persendian antara pinggul dan paha bayi. Posisi lutut juga sedikit lebih tinggi daripada bokong. Dengan bokong sebagai penopang utama, kondisi ini tidak membuat sendi antara pinggul dan paha terlau berat menggantung ke bawah. Pastikan juga wajah bayi terlihat dari atas, jangan terlalu masuk ke bawah tertutupi dengan baju orang yang menggendong.

    Posisi menggendong bayi yang kurang tepat

    Berkut ini adalah posisi menggendong yang kurang tepat:

    Kiri: tidak dianjurkan. Kanan: dianjurkan. (Sumber: hipdysplasia.org)

    Pada gambar yang sebelah kiri (tidak dianjurkan) sebab posisi sendi di paha menggantung. Posisi ini memberikan penekanan yang lebih besar pada sendi pinggul dan lebih berisiko menimbulkan displasia pinggul.

    Pada gambar sebelah kanan, posisi ini sudah lebih baik dari sebelah kiri. Penekanan di sendi pinggul lebih minim daripada cara menggendong yang sebelah kiri.

    Kiri: tidak dianjurkan. Kanan: dianjurkan. (Sumber: hipdysplasia.org)

    Pada gambar sebelah kiri posisinya tidak direkomendasikan, sebab posisi tersebut memaksa kaki bayi terlalu rapat sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia pinggul.

    Prinsipnya sama seperti posisi menggendong yang ideal, saat menggendong dengan menggunakan gendongan model sling pun, buatlah tekanan yang minim pada sendi antara pinggul dan paha. Biarkanlah kaki melebar ke kanan dan kiri agar posisinya stabil dan tidak memberatkan sendi di pinggul.

    Tips memilih gendongan bayi

    Selain memerhatikan cara menggendong, saat akan membeli gendongan bayi jangan lupa untuk mencobanya terlebih dahulu. Memilih gendongan bayi sebenarnya merupakan hal yang sangat pribadi, artinya ini sangat ditentukan oleh kenyamanan Anda dan bayi Anda sendiri. Ada beberapa hal juga yang perlu Anda pertimbangan saat membeli gendongan bayi:

    • Nyaman untuk orangtua dan bayi. Pilih gendongan yang nyaman bagi posisi Anda. Cari tali yang lebar sehingga bisa menopang berat bayi. Untuk bayi, carilah gendongan yang tidak menyempitkan bagian paha bayi, tapi jangan terlalu longgar juga agar bayi tidak mudah jatuh.
    • Kokoh. Pastikan tempat duduk bayi dan tali pengikatnya mampu menopang berat badan bayi. Ingat juga, jika Anda menginginkan penggunaan gendongan untuk jangka panjang, anak akan semakin berat. Jadi carilah gendongan yang sangat kokoh untuk menopang pertambahan berat badan bayi seterusnya.
    • Mudah digunakan. Pastikan bahwa saat Anda menggunakan gendongan tersebut Anda bisa mengaturnya sendiri tanpa bantuan. Anda juga bisa mengeluarkan dan memasukan bayi Anda ke dalam gendongan dengan mudah.
    • Mudah dibersihkan. Bayi biasanya suka mengeluarkan makanan dari mulut, atau menumpahkan makanan sehingga bisa sering mengotori gendongan. Pastikan gendongan bayi yang Anda akan pilih memang bisa dibersihkan jika hal-hal tersebut terjadi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan