backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Manfaat dan Tips Menumbuhkan Komunikasi yang Baik dengan Anak

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 08/06/2022

    Manfaat dan Tips Menumbuhkan Komunikasi yang Baik dengan Anak

    Cara komunikasi antara orangtua dan anak balita tentu berbeda dengan anak usia sekolah. Cara bicara antara anak dan orangtua merupakan hal dasar bagaimana orangtua dan anak membentuk hubungan yang baik. Berikut manfaat dan tips menjalin komunikasi yang baik dengan anak usia sekolah.

    Manfaat menjaga komunikasi dengan anak

    memeluk anak

    Saat usia anak bertambah, cara berkomunikasi dengannya menjadi tantangan baru bagi orangtua. 

    Ayah dan ibu tidak bisa memperlakukan mereka seperti balita karena perkembangan sosial anak sudah berkembang. Hal ini terlihat karena ia lebih sering banyak main dengan teman.

    Meski begitu, orangtua tetap harus mengawasi anak dari jauh, salah satunya dengan menjaga hubungan yang baik bersama anak.

    Tidak hanya ibu, peran ayah juga penting untuk perkembangan anak. Komunikasi dengan anak hal adalah sederhana yang manfaat yang besar terhadap perkembangan anak, 

    Mengutip dari Better Health Channel, berikut ini manfaat menjaga komunikasi dengan si kecil:

  • mengembangkan kepercayaan diri anak
  • membuat anak merasa lebih berharga, 
  • mempererat hubungan orangtua dan anak, dan
  • membantu anak membangun hubungan dengan orang lain.
  • Komunikasi yang terjalin baik juga dapat membuat hubungan anak dan orangtua terasa menyenangkan. 

    Sebaliknya, komunikasi yang kurang terjalin dengan baik dapat membuat si kecil tidak menghormati orangtua dan merasa ayah dan ibu tidak menghargainya. 

    Lewat obrolan bersama, orangtua bisa mengetahui seperti apa anak mereka, apa yang mereka suka lakukan, dan tidak suka lakukan.

    Mengutip dari U.S Department of Education, anak yang menjalin komunikasi baik dengan orangtuanya memiliki risiko yang lebih rendah untuk melakukan hal-hal negatif, seperti:

    Jadi, temukan pola komunikasi yang tepat dan nyaman antara Anda dan anak. Beberapa anak mungkin tidak terlalu nyaman jika orangtua mengetahui semua kegiatannya. 

    Meski begitu, ibu dan ayah tetap bisa menjadi orangtua dengan tetap ingin tahu kegiatan anak tanpa mengganggu si kecil.

    Tips menjalin komunikasi yang baik pada anak

    gagap

    Setelah mengetahui manfaat berkomunikasi dengan anak, langkah selanjutnya adalah mengetahui caranya tanpa menjadi orangtua yang menyebalkan di mata si kecil.

    Berikut beberapa ide untuk membantu komunikasi dengan anak lebih positif.

    1. Mendengarkan anak

    Membangun hubungan yang baik dengan anak tidak hanya lewat bicara, tetapi orangtua juga harus mendengarkan anak. 

    Orangtua wajib memperhatikan topik yang sedang anak bicarakan. Sebisa mungkin orangtua hanya fokus mendengarkan anak, tidak sambil menonton televisi atau memegang ponsel. 

    Kebiasaan ini juga dapat mengajarkan anak bagaimana cara menjadi pendengar yang baik.

    Jadi, komunikasi dua arah dapat terjadi antara orangtua dan anak. Kemampuan orangtua dalam mendengarkan anak sangat penting untuk membangun komunikasi yang efektif.

    Dengan begitu, anak juga mau mendengarkan orangtua nantinya.

    2. Membuat waktu untuk saling bicara

    Terkadang, alasan anak sulit bicara dan bercerita dengan orangtua karena ia sedang tidak ingin bicara. 

    Untuk menjalin komunikasi yang positif dengan anak, orangtua bisa melihat kebiasaan si kecil.

    Ambil contoh, ada anak yang senang bercerita saat makan, sepulang sekolah, atau saat perjalanan di kendaraan. Orangtua bisa menyesuaikan dengan kenyamanan si kecil.

    Ayah dan ibu bisa membuka pembicaraan dengan bertanya tentang kegiatan di sekolah atau teman-temannya. 

    Tanyakan pertanyaan yang jawabannya lebih dari “iya” atau “tidak” untuk memperdalam komunikasi dengan menggunakan kata tanya ‘bagaimana’.

    Pastikan anak tahu bahwa orangtua tertarik dan mendengarkan ceritanya dengan baik.

    3. Hindari memberi respons berlebihan

    Memberi respons cerita dengan teriakan justru bisa menghentikan percakapan dan membuat komunikasi dengan anak kurang baik.

    Meski cerita anak membuat ayah dan ibu terkejut, tidak perlu memberi respons berlebihan dan menunjukan rasa terlalu cemas.

    Ibu atau ayah bisa merespons dengan kalimat, “Oh, teman kakak begitu? Terus kakak gimana waktu dia pukul teman yang lain?”

    Mengutip dari U.S Department of Education, anak-anak cenderung lebih terbuka saat orangtua tidak menyebarkan rahasia atau merespons dengan kemarahan saat mendengar cerita.

    4. Tetap tegas tanpa amarah

    Saat anak bercerita tentang kenakalan dengan teman-temannya, hindari memberi omelan yang membuatnya tidak nyaman. 

    Omelan orangtua tidak akan anak dengarkan, justru ia jadi enggan bercerita dengan ayah dan ibu karena menganggap terlalu kasar.

    Orangtua mungkin kesal, tetapi amarah justru membuat anak enggan bercerita lagi. Beri ketegasan tanpa harus marah-marah apalagi bicara kasar karena dapat menyakiti hati anak. 

    Menjalin komunikasi yang baik dengan anak memang tidak mudah, tetapi coba luangkan waktu untuk mendengar keluh kesah si kecil.

    Hal yang perlu orangtua ingat adalah ayah dan ibu sedang mendengarkan anak. Biarkan ia bercerita dengan nyaman dan mengungkapkan ide-ide maupun opininya terhadap suatu hal.

    Biarkan anak bertanya dan sebisa mungkin beri anak jawaban yang baik. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi dua arah yang baik antara orangtua dan anak.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 08/06/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan