backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengenal Terapi Bermain untuk Atasi Masalah Mental pada Anak

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 10/01/2023

Mengenal Terapi Bermain untuk Atasi Masalah Mental pada Anak

Setiap anak pasti sangat suka bermain. Selain memuaskan rasa ingin tahu, bermain juga menawarkan berbagai manfaat lainnya untuk tumbuh kembang, termasuk sebagai perawatan untuk anak-anak berkebutuhan khusus (play therapy). Namun, anak-anak dengan kondisi apa saja yang disarankan mengikuti terapi bermain ini?

Apa itu terapi bermain?

terapi bermain pada anak

Terapi bermain adalah metode psikoterapi yang menggunakan permainan untuk membantu anak mengatasi masalah kesehatan emosional dan mental.

Dengan menggunakan media bermain, anak-anak dapat mengeksplorasi perasaannya dan membagikannya kepada terapis atau orangtua. Terapi bermain dilakukan tentu bukan tanpa sebab.

Beberapa anak memang diketahui tidak dapat mengekspresikan diri secara verbal. Ini mungkin karena mereka pemalu dan tidak terlalu nyaman untuk berbagi masalah yang tengah dialami.

Itu sebabnya, akan lebih efektif jika terapi ini dilakukan dengan menggunakan media permainan, yang dinilai sangat disukai anak-anak.

Meskipun bermain adalah hal yang umum dan wajar terjadi pada si Kecil, tapi sejumlah penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa bermain merupakan faktor penting dalam perkembangan anak yang sehat.

Bermain dianggap sangat penting untuk perkembangan sehat anak-anak yang mengalami peristiwa stres atau trauma psikologis.

Sementara efek trauma cenderung berada di area nonverbal otak, seperti hipokampus, amigdala, talamus, dan batang otak.

Ini berperan pada kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan memproses masalah yang beradi di lobus frontal otak.

Akibatnya, anak-anak yang mengalami trauma mungkin merasa sulit untuk memberi tahu orang lain bahwa mereka membutuhkan bantuan.

Oleh karena itu, beberapa aktivitas fisik dan bermain yang diasosiasikan sebagai play therapy telah terbukti berperan dalam membantu memindahkan ingatan dan sensasi traumatis dari area otak nonverbal ke lobus frontal.

Apa saja yang dilakukan saat terapi bermain?

play therapy

Ketika anak-anak mengalami penyakit mental atau masalah pribadi, mereka kerap kali bertindak atau terlibat dalam perilaku yang menyimpang.

Dalam kondisi ini, sejumlah orangtua mengaku ingin membantu masalah yang sedang dihadapi anaknya, tetapi merasa kesulitan dan tidak tahu bagaimana caranya serta dari mana harus memulai.

Atas dasar itu, terapi bermain dianggap sebagai salah satu cara yang paling efektif untuk membantu anak-anak yang mengalami masalah emosional atau perilaku.

Meskipun play therapy ini dapat bermanfaat untuk siapa pun dari segala usia, tapi menurut situs Good Therapy disebutkan bahwa pendekatan ini dirancang khusus untuk membantu anak di bawah usia 12 tahun.

Sesi terapi biasanya berlangsung selama 30—45 menit dan dapat dilakukan hanya dengan satu anak atau dalam kelompok.

Sebagai gambaran bagi orangtua, berikut ini adalah hal-hal apa saja yang dilakukan si Kecil saat melakukan terapi bermain.

1. Selama perawatan

Sebelumnya, terapis akan menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman di dalam ruang konseling di mana anak diperbolehkan bermain dengan batasan sesedikit mungkin.

Ruang konseling ini sering disebut sebagai ruang bermain dan telah dilengkapi dengan pilihan mainan yang dipilih secara khusus.

Ini bertujuan untuk mendorong anak mengekspresikan perasaannya dan mengembangkan perilaku yang lebih sehat.

Interaksi anak dengan mainan ini pada dasarnya berfungsi sebagai kata-kata simbolis anak.

Hal ini memungkinkan terapis untuk belajar tentang pikiran dan emosi tertentu yang mungkin sulit atau tidak mungkin diungkapkan oleh seorang anak secara verbal.

2. Teknik yang digunakan

Adapun beberapa pilihan mainan yang biasanya digunakan untuk melakukan terapi, di antaranya berikut ini.

  • Kotak pasir dengan patung miniatur.
  • Alat musik atau kesenian.
  • Lego atau mainan konstruksi.
  • Kostum atau pakaian berkarakter.
  • Boneka.
  • Rumah boneka dengan furnitur mini.
  • Peralatan olahraga dalam ruangan.
  • Permainan dalam ruangan lainnya.

Terapis juga dapat menggabungkan penggunaan alat dan teknik, seperti tanah liat, cerita terapeutik, musik, tarian dan gerakan, drama atau permainan peran, dan visualisasi kreatif.

Pada awalnya, anak-anak dalam terapi umumnya dibiarkan bermain sesuka hatinya.

Namun, saat perawatan berlangsung, terapis akan memulai dengan memperkenalkan item tertentu atau aktivitas bermain terkait dengan masalah yang dihadapi anak.

Manfaat terapi bermain untuk anak

anak hiperaktif adalah

Anak berkebutuhan khusus umumnya mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas yang bisa dilakukan anak lain dengan mudah.

Namun, kondisi ini tidak jadi penghalang bagi anak untuk bisa beraktivitas dan berinteraksi dengan teman-teman seusianya.

Untuk mengatasinya, biasanya dokter anak, dokter spesialis kejiwaan anak, atau psikolog akan merekomendasikan play therapy.

Pasalnya, ada banyak manfaat terapi bermain pada anak, antara lain sebagai berikut.

  • Mengembangkan rasa percaya diri anak pada kemampuannya.
  • Menumbuhkan empati, rasa hormat, dan menghargai orang lain.
  • Meningkatkan kemampuan untuk mengendalikan diri dan keterampilan sosial.
  • Belajar untuk mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat.
  • Mengasah kemampuan untuk memecahkan masalah lebih baik.
  • Melatih anak untuk bertanggung jawab atas perilakunya.

Siapa saja anak-anak yang direkomendasikan ikut terapi bermain?

Play therapy atau terapi bermain sering digunakan sebagai perawatan anak-anak yang merasa tertekan, hidupnya penuh stres, atau memiliki kondisi medis tertentu.

Anak-anak yang membutuhkan terapi ini umumnya memiliki kondisi berikut.

  • Anak yang ditelantarkan orangtua.
  • Anak yang orangtuanya bercerai dan hidup terpisah.
  • Memiliki penyakit kronis, gangguan kecemasan, penyakit ADHD, stres, atau depresi.
  • Anak yang cacat akibat luka bakar, penyintas kecelakaan, atau memiliki cacat bawaan lahir, seperti tuli, buta, atau bisu.
  • Mengalami gangguan belajar seperti disleksia.
  • Anak yang prestasi akademisnya buruk karena satu dan lain hal.
  • Anak yang mengalami trauma akibat kecelakaan, kekerasan dalam rumah tangga, korban bencana alam, atau korban kekerasan seksual.
  • Mengalami kesedihan atau kecenderungan depresi setelah ditinggal orang yang disayanginya.
  • Anak yang memiliki fobia dan menarik diri dari dunia luar.
  • Anak yang cenderung bersikap agresif, susah diatur, dan sulit mengendalikan emosi.

Setiap profesional kesehatan mental, baik psikiater, psikolog atau pekerja sosial psikiatri yang telah memiliki pelatihan khusus dalam terapi bermain dapat melakukan sesi terapi bermain.

Penting juga bagi orangtua untuk mempertimbangkan kenyamanan perasaan anak Anda dengan terapis, karena proses ini akan berkelanjutan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 10/01/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan