backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

4

Tanya Dokter
Simpan

Balita Sering Jatuh, Masih Wajar Atau Perlu Diwaspadai?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 21/04/2021

    Balita Sering Jatuh, Masih Wajar Atau Perlu Diwaspadai?

    Pada dasarnya, terjatuh atau tersandung merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari proses tumbuh-kembang balita. Ini merupakan hal yang normal. Biasanya balita sering jatuh ketika ia sedang belajar mengembangkan keseimbangan tubuh dan kemampuan ototnya untuk berjalan. Meski terbilang normal, sayangnya beberapa anak justru memiliki kecenderungan untuk jatuh walaupun usianya sudah cukup besar. Dalam beberapa kasus, ini bisa jadi adalah tanda gangguan tumbuh-kembang anak. 

    Berbagai penyebab balita sering jatuh

    Meski terbilang normal, Anda juga harus waspada jika balita sering jatuh. Terutama jika anak balita Anda yang mulanya sudah pandai berjalan lalu tiba-tiba jadi sering terjatuh tanpa ada alasan yang jelas. Pasalnya, ini bisa jadi tanda jika anak Anda mengalami gangguan tumbuh kembang.

    Gangguan ini tidak melulu terkait sistem keseimbangannya, tapi juga bisa disebabkan karena masalah pada otot-otot kaki atau saraf ke otot yang terganggu, kelainan autoimun, adanya tumor yang menekan titik-titik sarafnya, atau bahkan gangguan penglihatan.

    Itu sebabnya, segera konsultasikan ke dokter anak jika Anda khawatir dengan kondisi si kecil. Dengan berkonsultasi ke dokter, Anda dapat mencari tahu apa yang menyebabkan balita sering terjatuh, entah itu memang ada kelainan ataupun ada hal lainnya.

    Lantas, kapan harus periksa ke dokter?

    Umumnya, setelah anak terjatuh ia akan menangis. Hal ini adalah wajar sebagai respon tubuhnya dalam merasakan sakit. Tidak hanya itu, karena struktur tulang anak balita masih lunak dan dalam tahap perkembangan, benturan sedikit saja bisa mengakibatkan luka yang kelihatannya gawat. Anak Anda mungkin akan mengalami benjol, memar, atau lecet. Luka seperti ini biasanya hilang sendiri dalam waktu seminggu.

    Namun, Anda harus segera periksa ke dokter jika anak Anda yang jatuh menunjukkan gejala berikut ini:

  • Mengalami perdarahan tanpa henti.
  • Rewel dan sulit ditenangkan.
  • Pupil mata membesar.
  • Sulit dibangunkan saat tidur.
  • Kesulitan bernapas.
  • Muntah.
  • Kejang-kejang.
  • Kebingungan atau linglung.
  • Pupil mata membesar.
  • Mengeluarkan cairan bening dari telinga atau hidung.
  • Ada luka yang terbuka cukup parah sehingga butuh jahitan.
  • Mengeluhkan sakit kepala parah. Hal ini sulit untuk dievaluasi kecuali jika anak mampu berkomunikasi secara verbal.
  • Lemas, kehilangan tenaga, atau tidak bisa bergerak (lumpuh).
  • Hilang kesadaran atau pingsan.
  • Yang harus dilakukan untuk mencegah anak cedera akibat jatuh

    Setiap orangtua tentu mengetahui bahwa menjaga anak merupakan persoalan yang sulit, terutama ketika memiliki balita yang sudah mulai aktif bergerak. Hal tersebut tentu akan membuat Anda kewalahan untuk mengawasinya. Meski begitu, berikut ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah si kecil cedera akibat terjatuh:

    • Jangan pernah meninggalkan anak tanpa pengawasan orang dewasa.
    • Usahakan untuk menggunakan tempat tidur khusus bayi. Hal ini untuk menghindari risiko bayi jatuh dari tempat tidur.
    • Perhatikan mebel dan peralatan bayi Anda, apakah berbahaya atau tidak. Jika perlu, taruhlah semua peralatan pecah belah dan yang sekiranya berbahaya di tempat yang sulit dijangkau anak.
    • Hindari penggunaan baby walker saat mengajarinya berjalan. Pasalnya, alat tersebut bisa membuatnya berkeliling menjangkau apapun. Tidak hanya itu, ternyata alat ini juga bisa menghambat pertumbuhan otot-otot kakinya.
    • Pakaikan anak alas kaki yang nyaman dan sesuai dengan ukuran kakinya.
    • Pastikan Anda selalu meletakkan anak di kursi mobil khusus anak dengan benar setiap kali Anda ingin bepergian.  

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 21/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan