backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Meski Lezat, Ini 4 Risiko Bahaya Bila Anak Terlalu Sering Makan Sosis

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 13/04/2022

    Meski Lezat, Ini 4 Risiko Bahaya Bila Anak Terlalu Sering Makan Sosis

    Ibu mungkin merasa frustasi ketika anak susah makan. Bila sudah begini, ibu mungkin mencoba memberikan berbagai macam makanan agar perut anak tetap terisi. Nah, terkadang, makanan dari daging olahan, seperti sosis, menjadi senjatanya. Padahal, makanan dari daging olahan belum tentu baik untuk kesehatan anak! Ya, ada beberapa risiko atau bahaya kesehatan dari sosis untuk anak, terutama bila dikonsumsi berlebihan. Simak di sini, yuk, Bu!

    Apa yang terkandung dalam sosis?

    resep sayur untuk anak

    Sosis adalah makanan olahan yang terbuat dari daging, baik itu daging sapi, kambing, babi, maupun ayam.

    Makanan olahan ini tersedia dalam berbagai jenis, termasuk sosis yang masih mentah (perlu dimasak) dan yang sudah matang (siap dimakan).

    Berbeda dengan daging mentah, sosis memiliki daya tahan yang lebih lama. Sebab, sosis telah melalui proses pengolahan, seperti pengasapan, fermentasi, pengasinan, atau pengawetan (curing). 

    Pada proses ini, daging dicampurkan dengan berbagai zat, seperti garam (natrium), nitrat dan nitrit, atau bahan pengawet lainnya.

    Nah, penambahan bahan-bahan serta proses pengolahan pada sosis inilah yang bisa menimbulkan bahaya untuk anak.

    Apalagi, daging merah yang menjadi bahan pembuatan sosis itu juga mengandung lemak jenuh yang tidak baik bila dikonsumsi secara berlebihan.

    Data dari FoodData Central yang dirilis US Department of Agriculture menyebutkan bahwa satu potong sosis atau setara 23 gram (g) mengandung 1,4 g lemak jenuh di dalamnya.

    Sementara kandungan natriumnya mencapai sekitar 299 miligram (mg). Kandungan kalori dalam sosis juga tinggi, yaitu mencapai 52,9 kkal.

    Berbagai risiko atau bahaya makan sosis untuk kesehatan anak

    adenoidektomi

    Berdasarkan kandungannya, ada beberapa risiko kesehatan yang mengintai anak Anda jika mengonsumsi sosis secara berlebihan.

    Berikut adalah beberapa bahaya makan sosis untuk anak yang perlu Anda ketahui.

    1. Tekanan darah tinggi

    Kandungan garam atau natrium yang tinggi pada sosis dapat meningkatkan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi pada anak, terutama bila dikonsumsi secara berlebihan.

    Ini karena terlalu banyak natrium dalam tubuh dapat menimbulkan retensi cairan yang bisa meningkatkan tekanan darah.

    Melansir American Heart Association, anak-anak dengan asupan tinggi natrium hampir 40% lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi daripada anak-anak yang asupan natriumnya rendah.

    Hal serupa pun telah terbukti pada studi tahun 2020 dalam jurnal Nutrients.

    Berdasarkan studi tersebut, makan makanan asin, seperti sosis, secara berlebihan, berkaitan dengan tekanan darah diastolik yang tinggi pada anak-anak berusia 5-16 tahun di spanyol, terlepas dari apapun status gizinya.

    2. Penyakit jantung

    Bahaya sosis untuk anak lainnya adalah meningkatkan risiko penyakit jantung. Ini terjadi karena kandungan garam (natrium) dan lemak jenuh yang tinggi pada sosis.

    American Heart Association juga menyebutkan, seseorang yang mengalami hipertensi sejak masa kanak-kanak lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi saat dewasa nantinya.

    Adapun hipertensi merupakan faktor risiko utama dari penyakit jantung dan stroke.

    Tak hanya itu, lemak jenuh dalam sosis juga dapat menyebabkan kolesterol tinggi pada anak.

    Sama seperti hipertensi, kadar kolesterol yang tinggi juga bisa meningkatkan risiko penyakit jantung pada anak dan saat dewasa nantinya.

    3. Obesitas

    Bahaya makan sosis lainnya adalah berat badan yang berlebih atau obesitas pada anak.

    Ini terjadi karena kandungan lemak jenuh dan kalori yang tinggi dari sosis, terutama bila anak tidak terbiasa berolahraga.

    Sementara obesitas bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hingga diabetes pada anak.

    Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsi lemak jenuh sejak masa kanak-kanak untuk kesehatannya hingga masa mendatang.

    4. Penyakit kanker

    Sosis juga bisa meningkatkan risiko penyakit kanker pada anak bila dikonsumsi secara berlebihan.

    Ini termasuk kanker kolorektal, kanker prostat, kanker pankreas, kanker payudara, dan kematian akibat kanker secara keseluruhan, menurut beberapa penelitian.

    Bahaya sosis untuk anak ini dapat terjadi karena kandungan nitrit dan nitrat yang digunakan dalam proses pengolahannya.

    International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan nitrat dan nitrit dalam daging olahan dan sosis sebagai karsinogen, yaitu senyawa penyebab kanker.

    Bukan cuma dari nitrat dan nitrit, memasak daging olahan dengan cara membakar atau menggunakan temperatur tinggi juga bisa menghasilkan lebih banyak karsinogen.

    Karsinogen yang dihasilakn seperti polycyclic aromatic hydrocarbons dan heterocyclic aromatic amines. 

    Meski demikian, belum ada cukup data mengenai pengaruh cara memasak dengan risiko penyakit kanker.

    Perhatikan ini jika ingin memberikan sosis pada anak

    makanan untuk anak usia 3 tahun

    Berdasarkan penjelasan di atas, ibu boleh saja jika ingin menambahkan sosis pada menu makanan sehat anak.

    Namun, ibu perlu ingat untuk tidak memberi sosis pada anak secara rutin dan berlebihan.

    NHS menyarankan asupan daging merah dan olahan, seperti sosis, tidak melebihi 70 g dalam sehari pada orang dewasa.

    Sementara pada anak, jumlahnya harus lebih sedikit dari orang dewasa.

    Selain itu, jangan lupa untuk tetap memberi asupan seimbang untuk memenuhi nutrisi untuk anak.

    Anda pun perlu membiasakan anak untuk berolahraga agar terhindar dari berbagai bahaya makan sosis yang mungkin terjadi pada masa mendatang.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 13/04/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan