- Balita usia 1-3 tahun: 1125 kilokalori (kkal)
- Balita usia 4-6 tahun: 1600 kilokalori (kkal)
Untuk menemukan jenis susu dengan takaran kalori yang tepat sesuai jadwal makan balita, mintalah rekomendasi dari dokter.
Terutama untuk anak yang perlu menaikkan berat badan karena kalori tambahan sangat penting.
Lemak
Dilansir dari laman Heart, anak balita usia 2-3 tahun membutuhkan asupan lemak total antara 30-35 persen dari jumlah kalori.
Sementara untuk anak usia 4-18 tahun membutuhkan 25-35 persen dari total kalori.
Berikut kebutuhan lemak anak berdasarkan angka kecukupan gizi tahun 2013:
- Balita usia 1-3 tahun: 44 gram
- Balita usia 4-6 tahun: 62 gram
Lemak ini bisa didapatkan dari berbagai sumber asam lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal seperti ikan, kacang-kacangan, dan minyak sayur.
Protein
Protein berperan dalam pembentukan sel di dalam tubuh, hormon, sistem kekebalan tubuh, sampai pertumbuhan struktur pendukung tubuh seperti otot.
Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) 2013, balita membutuhkan asupan protein sebanyak:
- Balita 1-3 tahun: 26 gram
- Balita 4-6 tahun: 35 gram
Ketika Anda memutuskan untuk membeli susu formula pertumbuhan untuk balita, jangan lupa untuk melihat tabel angka kecukupan gizi di setiap kemasan produk.
Di sana tertera berapa jumlah yang sesuai dengan usia anak, sehingga ibu tidak bingung.
Kalsium
Kandungan penting di dalam susu balita yang berikutnya adalah kalsium dan vitamin D.
Mengutip dari laman Kids Health, kalsium merupakan zat penting untuk meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang di masa pertumbuhan balita 1-5 tahun.
Ada perbedaan dengan kebutuhan kalsium anak dan balita berdasarkan angka kecukupan gizi 2013, yaitu:
- Balita usia 1-3 tahun: 650 miligram (mg)
- Balita usia 4-6 tahun: 1000 miligram (mg)
Balita membutuhkan kalsium dan vitamin D untuk menghindari penyakit rakhitis. Rakhitis adalah sebuah kondisi pelemahan kerja tulang dan pertumbuhannya terhambat.
Selain dari susu, kalsium juga bisa ditemukan di beberapa jenis makanan, seperti keju yoghurt, kacang merah, almond, dan sayuran hijau.
Zat besi
Berdasarkan data Angka Kecukupan Gizi terbitan Kementerian Kesehatan, kebutuhan zat besi harus dipenuhi anak usia 1-5 tahun adalah:
- 1 – 3 tahun sebesar 7 mg/hari
- 4– 6 tahun 10 mg/hari
Bila anak kekurangan asupan zat besi, bisa mengalami anemia yang mengganggu perkembangan otaknya. Setidaknya satu dari tiga anak di bawah usia 5 tahun rentan terkena anemia.
Hal ini dapat menimbulkan masalah kognitif seperti penurunan daya konsentrasi dan memori yang berpengaruh pada kemampuan belajar anak jika tidak segera diatasi.
Untuk itu, bantu optimalkan kebutuhan zat besi harian anak dengan berikan susu pertumbuhan yang terfortifikasi dengan zat besi dan vitamin C, untuk bantu mencegah anemia defisiensi zat besi dan dukung perkembangan otaknya.
Bolehkah balita hanya minum susu seharian tanpa makan?
Berdasarkan data dari Food Data Central, komposisi susu sapi sangat lengkap dan dibutuhkan oleh tubuh.
Dari mulai kalori, protein, gula, karbohidrat, asam folat, lemak, sampai vitamin dan mineral seperti kalsium dan fosfor, semua ada dalam segelas susu sapi.
Namun meski padat gizi, susu tidak bisa dijadikan pengganti makanan balita sebab seiring bertambahnya usia anak kebutuhan gizinya pun akan semakin banyak dan beragam.
Segelas susu saja tetap tidak mampu memenuhi kebutuhan variasi gizinya dalam satu hari.
Begini contoh kasusnya: segelas susu sapi biasanya hanya mengandung 8 gram protein. Sementara berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG), rata-rata balita usia 1-5 tahun butuh sekitar 26-35 gram protein setiap hari.
Minum tiga gelas susu sapi dalam sehari belum mampu memenuhi kebutuhan protein anak balita.
Terlebih susu termasuk rendah kandungan vitamin C dan serat dibandingkan dengan kebutuhan serat anak.
Kandungan variasi yang tidak seimbang ini tentu tidak baik untuk tubuh anak. Jika anak hanya mau minum susu saja, bukan mustahil ia akan kekurangan gizi. Dampak terlalu banyak minum susu yaitu:
- obesitas,
- sembelit, dan
- anemia defisiensi zat besi.
Kebanyakan minum susu lama-lama bisa membuat berat badannya makin bertambah dan pertumbuhannya jadi terganggu.
Anda tetap harus memberikan susu pertumbuhan sesuai dengan anjuran yang tertera pada kemasan, jangan berlebihan karena anak juga membutuhkan asupan nutrisi dari makanan yang lain.
Tanda balita tidak cocok dengan susu pertumbuhan
Ketika anak tidak cocok dengan susu pertumbuhan yang ibu berikan, ada berbagai tanda dan gejala yang akan muncul, yaitu:
- diare atau BAB keras,
- muntah, dan
- lemah atau cepat lelah.
Namun, tanda-tanda tersebut bisa juga muncul tanpa ada hubungannya dengan pemberian susu pertumbuhan.
Jadi, segera periksakan ke dokter jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda seperti di atas.
Jangan lupa untuk menanyakan pada dokter Anda apakah Anda perlu mengganti susu pertumbuhan anak atau tidak.
Cara melatih balita minum susu pakai gelas
Semakin bertambah usia anak, Anda perlu melatih balita minum susu menggunakan gelas.
Pasalnya, penggunaan botol susu anak sudah tidak disarankan karena bisa mengganggu isapan dan oral anak.
Beberapa cara melatih balita minum susu pakai gelas yaitu:
- Lihat kesiapan balita berdasarkan usia (usia di atas 1 tahun sudah bisa diajarkan pelan-pelan memakai gelas atau sippy cup)
- Ganti botol susu dengan gelas secara perlahan
- Beri contoh minum susu pakai gelas
- Jauhkan botol dari jangkauan anak
Dikutip dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) penggunaan botol susu pada berpengaruh pada teknik isapan yang kurang tepat.
Sementara pada balita, perkembangan fase oral di usia 1-5 tahun sudah sebaiknya mulai belajar untuk minum memakai gelas.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar