Bahkan, anak bisa sampai mengalami kesulitan belajar ketika asupan gizi dalam tubuhnya kurang.
Apa saja permasalahan kurang gizi pada anak?
Menurut WHO, ada berbagai permasalahan yang timbul ketika anak mengalami kurang gizi (undernutrition), meliputi:
1. Berat badan kurang (underweight)
Berat badan anak kurang atau underweight ditandai ketika berat badan anak tidak setara dengan berat normal di kelompok usianya.
Namun, kondisi ini juga menunjukkan ketidakselarasan antara berat dan tinggi badan anak. Dalam arti, berat anak biasanya terlalu ringan untuk ukuran tinggi badan yang dimilikinya.
Oleh karena, berat badan kurang dapat diukur dengan menggunakan indikator berat badan berbanding dengan usia (BB/U) atau berbanding dengan tinggi badan (BB/TB).
Anak dikatakan memiliki berat badan kurang ketika nilai pengukuran z score di grafik pertumbuhan berada di antara <-2 SD sampai -3 standar deviasi (SD).
Selain tubuh yang kurus, gejala khas lainnya yang muncul ketika berat badan anak kurang yakni rentan sekali terserang penyakit.
Kondisi ini sulit ditentukan sendiri oleh orangtua. Butuh bantuan dokter gizi anak untuk mengeceknya.
2. Kurus (wasting)
Berbeda dengan berat badan kurang (underweight), anak yang sangat kurus (wasting) memiliki berat yang sangat rendah dan tidak sesuai dengan tinggi badan.
Berat badan anak yang mengalami wasting biasanya jauh berada di bawah rentang normal yang seharusnya.
Indikator yang digunakan untuk menilai kemungkinan wasting pada anak yakni berat badan berbanding dengan tinggi badan (BB/TB).
Kondisi anak kurang gizi berat juga kerap digunakan untuk menggambarkan wasting.
Pasalnya, anak yang bertubuh sangat kurus biasanya sudah tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup dalam waktu lama.
Bahkan, anak tersebut juga bisa saja mengalami penyakit yang berhubungan dengan kehilangan berat badan, misalnya diare.
Gejala khas yang mudah terlihat jika anak mengalami wasting yaitu memiliki tubuh yang sangat kurus karena berat badannya sangat rendah.
3. Pendek (stunting)
Pendek (stunting) adalah kondisi yang membuat pertumbuhan tubuh anak terganggu, sehingga tinggi badan anak tidak normal atau tidak setara dengan teman-teman seusianya.
Stunting tidak terjadi dalam waktu singkat, melainkan sudah terbentuk sejak lama karena tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi anak selama masa pertumbuhan.
Selain asupan gizi, stunting juga disebabkan oleh penyakit infeksi berulang serta berat badan lahir rendah (BBLR).
Sejak anak berusia 3 bulan, kondisi stunting umumnya sudah mulai meningkat, hingga prosesnya semakin melambat saat anak berusia sekitar 3 tahun.
Mulai sejak inilah grafik pertumbuhan tinggi badan anak bergerak mengikuti grafik normal, tapi dengan penilaian yang berada di bawah normal.
Indikator yang digunakan untuk menilai kemungkinan stunting pada anak yakni tinggi badan berbanding dengan usia (TB/U).
Anak dinyatakan bertubuh stunting jika grafik pertumbuhan tinggi badan sesuai usianya berada di angka kurang dari -2 SD.
4. Kekurangan vitamin dan mineral
Bukan anak kurang gizi saja yang bisa mengalami kekurangan vitamin dan mineral, tapi anak dengan berat badan normal pun punya risiko yang sama.
Tanda kekurangan vitamin menjadi salah satu kondisi anak kurang gizi.
Mengutip dari WHO, beberapa jenis kekurangan vitamin dan mineral yang paling umum yaitu:
Vitamin A
Kekurangan vitamin A terjadi ketika asupan vitamin A dari makanan harian balita tidak mampu mencukupi kebutuhannya.
Kondisi tersebut bisa semakin memburuk jika anak rentan terserang penyakit infeksi, seperti diare dan campak.
Sulit melihat di malam hari merupakan salah satu gejala khas karena kekurangan vitamin A.
Dalam kondisi yang lebih parah, kekurangan vitamin A pada anak bisa mengakibatkan kebutaan karena rusaknya bagian retina dan kornea mata.
Jika tidak segera diatasi, anak yang kekurangan vitamin A berisiko mengalami masalah pernapasan dan penyakit infeksi.
Di sisi lain, kondisi ini juga mengarah pada terhambatnya laju pertumbuhan serta perkembangan tulang anak.
Ketika anak mengalami kekurangan vitamin A, beberapa gejala yang muncul meliputi:
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar