backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

8

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Idealnya, Berapa Kali Bayi dan Anak BAB dalam Sehari?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Idealnya, Berapa Kali Bayi dan Anak BAB dalam Sehari?

Berapa kali bayi atau anak Anda buang air besar (BAB) dalam sehari? Pertanyaan ini sering kali ada di benak para orangtua karena kekhawatiran mereka terhadap tumbuh kembang buah hatinya.

Bahkan, saking khawatirnya, orangtua terkadang jadi panik dan buru-buru konsultasi ke dokter ketika anak tiba-tiba jarang BAB atau sebaliknya.

Nah, sebelum Anda bertambah panik, lebih baik ketahui dulu fakta tentang frekuensi BAB bayi dan anak pada ulasan berikut.

Berapa kali seharusnya bayi dan anak BAB dalam sehari?

Sebenarnya, tidak ada patokan khusus berapa kali frekuensi BAB pada bayi atau anak yang normal dalam seharinya.

Setiap bayi dan anak pasti memiliki frekuensi yang berbeda-beda untuk buang air besar. Ada yang sekali sehari, dua kali sehari, atau malah ada yang lebih dari dua kali dalam sehari.

Ada pula anak yang baru BAB setelah dua atau tiga hari. Menurut Baby Center, bayi ASI umumnya BAB lebih banyak dari bayi yang minum susu formula.

Hal ini bisa terjadi karena setiap orang pasti berbeda-beda jika sudah berbicara urusan buang air besar, termasuk anak Anda.

Hal ini wajar mengingat makanan yang Anda makan, usia, serta aktivitas yang dilakukan pun berbeda-beda setiap orangnya.

Meski begitu, idealnya, anak buang air besar sebanyak 1—3 kali dalam sehari atau sekali dalam dua hari.

Namun, jika BAB si Kecil tidak sesuai dengan angka tersebut, Anda tidak perlu langsung khawatir. Sebab, kesehatan pencernaan anak tidak hanya diukur dari berapa kali ia BAB dalam sehari.

Selain frekuensinya, Anda juga perlu memperhatikan tekstur dan warna feses bayi atau anak Anda. Pasalnya, keduanya bisa menunjukkan kondisi kesehatan yang sedang dialami si Kecil.

Perbedaan frekuensi BAB pada bayi dan anak sesuai usia

frekuensi bab bayi

Perbedaan usia memang menjadi salah satu alasan mengapa kebiasaan BAB setiap anak dan bayi berbeda. Berikut ini adalah fakta tentang berapa kali bayi dan anak BAB hingga ciri-cirinya.

1. Bayi baru lahir

Bayi yang baru dilahirkan hingga berusia dua hari umumnya akan buang air besar selama empat kali dalam sehari. Pada masa ini, feses pertama yang dikeluarkan bayi baru lahir masih berupa mekonimum.

Ini merupakan feses dengan tekstur yang lengket dan berwarna hitam kehijauan, melansir dari Pregnancy Birth and Baby. Setelah beberapa hari, warna dan teksturnya berubah menjadi kuning.

Jadi, jika feses bayi Anda masih berwarna hitam kehijauan hingga berusia 4—5 hari, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter.

2. Tiga bulan pertama kehidupan

Pada tiga bulan pertama kehidupannya, frekuensi BAB bayi, yaitu tiga kali dalam sehari untuk yang menyusui serta dua sampai tiga kali dalam sehari bagi yang minum susu formula.

Namun, melansir IDAI, ada pula bayi yang BAB lebih banyak dari angka tersebut. Bahkan, ada bayi yang BAB sampai 10 kali dalam satu harinya.

Pada masa ini, tekstur bayi menyusui biasanya lebih encer, tidak berbau, dan cenderung berwarna kuning atau hijau.

Sementara feses bayi yang diberi susu formula berwarna lebih gelap atau cokelat serta cenderung berbau.

3. Usia 4 bulan hingga sebelum MPASI

Semakin bertambah usia, berapa kali bayi BAB yang normal semakin jarang. Memasuki usia 4 bulan hingga sebelum memasuki MPASI, bayi umumnya BAB sebanyak dua kali dalam sehari.

Namun, ada pula bayi yang lebih jarang buang air besar, seperti satu kali dalam sehari atau sekali dalam beberapa hari.

Bila ini terjadi pada bayi Anda, Anda tidak perlu khawatir selama tekstur fesesnya tetap lembut dan tak sulit dikeluarkan.

4. Usia 6 bulan – 1 tahun

Memasuki usia 6 bulan hingga 1 tahun, bayi juga umumnya buang air besar sebanyak dua kali dalam sehari.

Pada usia ini, sangat normal jika terjadi perubahan pada tekstur dan feses anak Anda. Pasalnya, bayi sudah mulai memasuki MPASI sehingga makanannya lebih beragam.

Feses bayi yang normal umumnya akan menjadi lebih padat, kental, lebih berbau, dan berwarna lebih gelap. Tekstur dan warna fesesnya pun bisa berubah-ubah tergantung apa yang bayi Anda makan.

5. Usia 1 – 3 tahun

Berapa kali BAB anak Anda dalam sehari? Jika anak Anda sudah berusia 1—3 tahun, ia mungkin akan buang air besar sebanyak 1—2 kali dalam sehari.

Memasuki usia ini, feses anak yang sudah melewati toilet training umumnya berbentuk pisang dengan tekstur yang lunak.

6. Usia 4 tahun dan lebih

Memasuki usia usia 4 tahun dan lebih, tekstur dan warna feses anak sudah seperti orang dewasa, yaitu cokelat, kuning, atau hijau, tergantung apa yang anak Anda makan.

Anak pada usia ini akan BAB sebanyak satu kali dalam sehari, meski ada pula yang lebih jarang. Selama teksturnya tetap lembut dan anak tidak kesulitan buang air besar, tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Kapan perlu khawatir soal frekuensi BAB bayi dan anak?

frekuensi bab anak

Berapa pun usia anak Anda, adanya masalah pada pencernaan bisa dilihat dari perubahan drastis pada frekuensi BAB bayi dan anak serta perubahan tekstur dan warnanya.

Segeralah bawa buah hati Anda ke dokter jika Anda mendapati fesesnya seperti berikut ini.

  • Berwarna hitam, menandakan adanya perdarahan di lambung atau usus kecil.
  • Berwarna putih, menandakan masalah pada hati.
  • Adanya bercak merah atau darah yang kemungkinan berasal dari usus besar atau anus, misal akibat sembelit.
  • Tekstur feses yang menyerupai kerikil atau bola ketika buang air besar yang bisa menjadi tanda sembelit pada anak.
  • Lebih sering buang air besar dengan feses tampak berair yang menjadi tanda dari diare pada anak.
  • Mengalami gejala lainnya selain perubahan pada buang air besar, misal muntah atau nafsu makan anak menurun.

Perlu Anda Ketahui

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, selain frekuensi berapa kali BAB bayi dan anak yang normal entah dalam sehari maupun beberapa hari, Anda juga perlu memperhatikan tekstur dan warna fesesnya. Segera bawa si Kecil ke dokter jika perubahan-perubahan di atas terjadi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 07/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan