backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Mengulik Alergi Susu Sapi, Penyebab hingga Alternatif Susu

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 11/07/2023

Mengulik Alergi Susu Sapi, Penyebab hingga Alternatif Susu

Pernahkah Anda mendengar tentang alergi susu sapi? Faktanya, meski menjadi jenis alergi pada anak, kondisi ini juga umum dialami oleh orang dewasa. Berikut ulasannya untuk Anda.

Apa penyebab alergi susu sapi?

Alergi susu sapi sangat umum terjadi pada semua usia . Hal ini disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang mengenal protein susu sapi sebagai zat asing di dalam tubuh.

Akibatnya, tubuh merespons dan melawan protein yang masuk, sama halnya dengan bakteri dan virus. 

Ketika hal ini terjadi, sistem kekebalan tubuh memicu produksi antibodi imunoglobulin E (IgE) untuk menetralkan protein (alergen) yang masuk. 

Pada saat yang bersamaan, IgE memberi sinyal untuk melepaskan histamin dan bahan kimia lainnya yang memancing terjadinya gejala alergi. 

Melansir Mayo Clinic, ada dua protein dalam susu sapi yang dapat memicu kondisi tersebut, yaitu kasein dan whey.

Kasein berada pada bagian susu yang mengental, sedangkan whey dapat ditemukan di bagian cair susu yang tersisa setelah susu mengental.

Orang dengan alergi susu sapi bisa saja alergi terhadap salah satu atau kedua protein tersebut.

Di sisi lain, meski susu sapi lebih umum, beberapa orang memiliki alergi susu jenis lainnya, seperti susu kambing, domba, atau kerbau.

Faktor risiko alergi susu sapi

alergi susu memicu aasma

Berikut adalah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko alergi ini, termasuk pada anak dan orang dewasa.

  • Alergi terhadap hal lain.
  • Memiliki dermatitis atopik, yaitu kelainan kulit yang kronis atau menahun, berupa gatal-gatal dan kemerahan pada berbagai bagian tubuh.
  • Faktor genetik atau riwayat alergi dalam keluarga, terutama orangtua.
  • Usia, lebih sering terjadi pada bayi dan balita.

Selain pada orang dewasa, reaksi alergi ini sering terjadi pada bayi dan balita karena sistem pencernaannya yang masih berkembang.

Seiring dengan pertumbuhannya, sistem pencernaan anak akan berkembang dan menjadi matang.

Lama-lama, alergi yang dimiliki karena belum matangnya organ pencernaan untuk mencerna jadi beradaptasi terhadap protein yang ada di dalam susu.

Makanan mengandung susu pemicu alergi

Ingatlah, orang dewasa maupun anak yang alergi susu tidak boleh diberikan susu sapi dan segala produk turunannya. Berikut beberapa di antaranya.
  • Mentega.
  • Keju.
  • Yoghurt.
  • Es krim.
  • Puding.
  • Cokelat.
  • Krim.
  • Susu bubuk.
  • Nougat.
Waspadai juga produk-produk yang mengandung kasein atau whey pada kolom bahan bakunya.

Tanda dan gejala alergi susu sapi

Gejala alergi bisa muncul dalam hitungan menit, jam, atau bahkan beberapa hari setelah dikonsumsi. Tingkat keparahan gejalanya pun bisa berbeda pada tiap orang.

Pada bayi, gejala alergi susu sapi bisa muncul bagi yang mendapatkan ASI eksklusif maupun susu formula.

Berikut adalah tanda atau gejala yang muncul pada orang dengan alergi susu sapi.

Gejala ringan

Berikut beberapa gejala ringan yang mungkin muncul.

  • Muntah.
  • Diare, yang mungkin mengandung darah.
  • Sembelit.
  • Mengi, sesak napas, atau batuk.
  • Ruam kulit yang gatal, merah, dan berkerak.
  • benjolan merah pada kulit (urtikaria).
  • Pembengkakan pada bibir, lidah, atau tenggorokan.
  • Rasa gatal atau kesemutan di sekitar bibir atau mulut.
  • Kolik yang berlangsung terus menerus pada bayi. 
  • Kram perut.
  • Hidung meler.
  • Mata berair.

Gejala berat

Jenis alergi yang satu ini juga bisa mengakibatkan gejala yang parah atau disebut anafilaksis. Berikut beberapa tanda atau gejalanya.

  • Lidah atau tenggorokan bengkak atau saluran udara menyempit hingga membuat sulit bernapas.
  • Wajah memerah.
  • Gatal-gatal.
  • Syok dengan penurunan tekanan darah.
  • Sulit bicara atau suara serak.
  • Pucat dan lemas.
  • Pusing atau kolaps.

Bila mengalami gejala berat, sebaiknya segera dapatkan pengobatan medis. Pasalnya, anafilaksis merupakan kondisi yang mengancam jiwa.

Namun, jika Anda ragu dengan gejala yang muncul, konsultasi ke dokter adalah jalan terbaik untuk dapat mengatasi alergi susu sapi.

Siapa pun, baik anak maupun orang dewasa, yang mengalami gejala alergi susu, memiliki risiko mengalami alergi terhadap hal lain.

Bahkan bila alergi terjadi pada anak, anak berisiko mengalami asma ketika dewasa nanti.

Apakah alergi susu sapi sama dengan intoleransi laktosa?

Alergi susu sapi berbeda dengan intoleransi laktosa. Bila alergi melibatkan sistem kekebalan tubuh, intoleransi laktosa justru tidak.

Gejala alergi terjadi akibat adanya reaksi sistem kekebalan tubuh dengan protein yang terkandung di dalam susu. 

Reaksi yang muncul biasanya terjadi dalam hitungan menit atau beberapa jam setelah mengonsumsi susu.

Sementara intoleransi laktosa disebabkan oleh kurangnya enzim laktase yang membantu mencerna gula susu atau yang disebut dengan laktosa.

Akibatnya, beberapa gejala terkait pencernaan akan terjadi, seperti muntah serta sakit perut dan kembung.

Ini tidak seperti alergi yang umumnya memunculkan ruam hingga anafilaksis yang mengancam nyawa.

Alternatif susu bila punya alergi susu sapi

Susu Alternatif Bagi Anak Yang Alergi Susu Sapi

Tak harus susu sapi, ada banyak pilihan susu lain yang bisa diberikan pada orang yang memiliki kondisi tersebut, berikut pilihannya. 

1. ASI

Untuk kasus alergi susu sapi pada bayi yang masih menyusu, melanjutkan ASI eksklusif merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi nutrisinya.

Kandungan protein dalam ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi.

2. Susu formula hipoalergenik

Jika alergi susu sapi dialami anak yang mengonsumsi susu formula atau susu formula campur ASI, pilihlah susu formula yang hipoalergenik.

Susu hipoalergenik adalah susu yang mempunyai peptida dengan berat molekul kecil dan tidak menimbulkan reaksi alergi pada anak. 

Susu yang termasuk dalam golongan hipoalergenik adalah susu terhidrolisat ekstensif (untuk yang bergejala ringan atau sedang) dan susu formula asam amino (bagi yang bergejala berat).

3. Susu kedelai

Susu kedelai bisa menjadi alternatif untuk menggantikan asupan susu sapi pada anak maupun orang dewasa yang alergi.

Jenis susu ini memiliki kandungan isoflavon yang merupakan fitoestrogen yang berperan seperti hormon di dalam tubuh. 

Meski begitu, penting untuk diketahui, mungkin saja ada orang yang memiliki alergi pada protein di dalam susu soya.

4. Susu kacang mede

Tidak hanya enak dijadikan camilan, kacang mede ternyata juga bisa dijadikan susu. Jenis kacang ini kaya akan vitamin E serta rendah kalori, meski kandungan proteinnya tak sebanyak susu sapi.

Kandungan tersebut membantu menjaga kesehatan jantung dan mata. Kelancaran peredaran darah juga merupakan fungsi dari kacang mede.

Namun, pastikan Anda tidak memiliki alergi terhadap kacang-kacangan untuk menghindari reaksi alergi serupa.

5. Susu almon

Seperti susu kacang mede, susu almon juga kaya akan vitamin E yang bagus untuk kesehatan otak, peredaran darah, serta kulit Anda.

Kandungan kalsiumnya pun lebih kaya dibandingkan dengan susu sapi, meski kadar proteinnya lebih rendah.

Dengan kata lain, susu almon bisa menjadi alternatif selama tidak alergi terhadap kacang-kacangan.

Namun, susu almon sebaiknya tidak diberikan untuk anak di bawah usia satu tahun.

Hal yang terpenting ialah selalu konsultasikan ke dokter jika Anda ingin minum alternatif selain susu sapi jika memiliki kondisi terkait.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 11/07/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan