Ketika bayi sakit atau terjadi perubahan fisik tertentu, kebanyakan orangtua akan merasa khawatir dengan kondisi bayinya. Salah satu yang sering dicemaskan adalah kulit bayi mengelupas.
Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Ketika bayi sakit atau terjadi perubahan fisik tertentu, kebanyakan orangtua akan merasa khawatir dengan kondisi bayinya. Salah satu yang sering dicemaskan adalah kulit bayi mengelupas.
Sebenarnya, kenapa kulit bayi mengelupas? Perlukah orangtua khawatir dan apa yang harus dilakukan? Untuk mengetahui jawaban lengkapnya, simak ulasan di bawah ini.
Sebenarnya, ketika Anda melihat kulit mengelupas pada bayi yang baru lahir, Anda tak perlu cemas.
Pasalnya, hal ini wajar terjadi pada setiap bayi yang baru lahir. Semua bayi yang baru lahir akan mengalami fase kulit mengelupas selama dua minggu pertama kehidupannya.
Mengelupasnya kulit ini dapat terjadi di bagian tubuh mana pun. Masing-masing bayi bisa mengalami pengelupasan kulit di lokasi yang berbeda, dari tangan, telapak kaki, hingga pergelangan kaki.
Tingkat pengelupasan kulitnya pun bisa berbeda-beda dan belum tentu merupakan tanda bahwa si Kecil memiliki kulit kering.
Melansir Cleveland Clinic, ada beberapa penyebab mengapa kulit bayi baru lahir mengelupas. Berikut di antaranya.
Bayi yang baru lahir biasanya dikelilingi oleh cairan ketuban saat berada di dalam rahim. Cairan ketuban ini berfungsi untuk melindungi janin saat ia tumbuh. Namun terlalu banyaknya cairan ketuban dapat berdampak buruk pada kulit sensitif.
Ini sebabnya janin mengembangkan lapisan tebal dan pucat yang disebut dengan vernix caseosa sekitar pertengahan masa kehamilan.
Saat lahir, perawat akan membersihkan bayi, termasuk vernix. Dengan hilangnya lapisan pelindung tersebut, bayi kemungkinan besar akan mengalami pengelupasan kulit.
Bayi dengan masa kehamilan lebih lama atau lahir lebih dari bulannya biasanya akan terlahir dengan cairan vernix lebih sedikit.
Sedikitnya lapisan vernix membuat bayi lebih minim mendapat perlindungan terhadap cairan ketuban.
Ketika bayi berada di dalam rahim lebih lama pun, mereka akan lebih banyak terpapar cairan ketuban dalam rahim. Alhasil si Kecil cenderung berisiko mengalami pengelupasan kulit.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebenarnya pengelupasan yang terjadi pada kulit bayi baru lahir normal terjadi. Oleh karena itu, tidak dibutuhkan penanganan medis secara khusus.
Namun, untuk membantu melindungi kulit bayi Anda selama proses pengelupasan, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan.
Saat Anda melihat kulit yang mengelupas, Anda mungkin akan refleks untuk mengupasnya secara paksa karena berpikir dapat membantu dan mempercepat prosesnya.
Sebaiknya, hindari untuk mengupas kulit si Kecil secara paksa karena lapisan itu melindungi kulit baru di bawahnya. Lebih baik biarkan ia mengelupas dengan sendirinya tanpa adanya paksaan.
Tips yang dapat dilakukan selanjutnya adalah menjaga kelembapan kulit bayi. Anda bisa menggunakan petroleum jelly untuk membuat kulit semakin lembap.
Menggunakan petroleum jelly juga dapat membantu menjaga kulit baru tetap sehat dan terlindungi.
Untuk merawat kulit bayi yang mengelupas, Anda perlu memandikan bayi secara lembut dan perlahan dengan air hangat.
Sebaiknya gunakan kain lap yang telah diberikan sabun untuk membersihkan bayi, bukan memasukkannya ke dalam air sampai tali pusar benar-benar sembuh.
Hindari juga untuk menggosoknya kulitnya terlalu keras. Pastikan juga untuk tidak terlalu lama saat memandikan bayi. Sebaiknya waktu mandi harus singkat yaitu tidak lebih dari 10 menit.
Bahan kimia dalam pewangi yang terlalu keras dapat mengiritasi kulit bayi yang halus.
Oleh karena itu, saat memilih sampo, sabun, atau produk perawatan bayi lainnya, pilihlah yang memang diformulasikan khusus untuk si Kecil.
Saat mencuci pakaian bayi pun, sebaiknya gunakan produk yang lembut atau khusus untuk mencuci baju si Kecil. Hal ini karena kandungan bahan kimia dan pewangi pada pakaian dapat mengiritasi kulit bayi.
Menghidrasi dari dalam sama pentingnya dengan melembapkan permukaan kulit.
Oleh karena itu, pastikan bayi Anda mendapatkan cukup ASI atau susu formula guna tetap menjaganya tetap terhidrasi.
Hindari untuk memberikan bayi air putih atau cairan lainnya sampai mereka berusia minimal 6 bulan.
Menggunakan humidifier dapat membantu mengatasi kulit bayi yang mengelupas dengan meningkatkan kelembapan udara di sekitar bayi.
Udara yang terlalu kering dapat menyebabkan kulit bayi lebih rentan mengalami pengelupasan.
Dengan menggunakan humidifer, kelembapan udara di sekitar bayi bisa dipertahankan, sehingga membantu kulitnya tetap lembut dan terhidrasi.
Paparan sinar matahari yang terlalu terik tidak baik untuk kulit si Kecil.
Jika ingin membawa bayi berjemur atau bepergian di bawah sinar matahari, pastikan kulitnya tertutup dengan topi, baju dan celana yang panjang.
Meski kulit mengelupas ini hal yang normal terjadi pada bayi baru lahir, sebaiknya bawa si Kecil ke dokter bila pengelupasan ini tidak kunjung berhenti dalam beberapa minggu.
Sebab, bisa saja hal ini menjadi tanda adanya masalah kulit tertentu, seperti alergi atau bahkan eksim pada bayi. Namun, biasanya gangguan kulit tersebut disertai dengan gejala kulit lain seperti kulit memerah.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar