backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Kenali Tongue Tie (Ankyloglossia) yang Bikin Bayi Sulit Menyusu

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 01/12/2023

Kenali Tongue Tie (Ankyloglossia) yang Bikin Bayi Sulit Menyusu

Jika bayi Anda terlihat kesulitan menggerakan atau mengendalikan lidahnya, maka Anda perlu waspada karena bisa jadi anak Anda mengalami tongue tie atau ankyloglossia. Pasalnya, kondisi ini bisa menimbulkan gangguan kesehatan lainnya pada bayi Anda. Untuk berhati-hati, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Apa itu tongue tie (ankyloglossia)?

Tongue tie atau ankyloglossia adalah kondisi cacat lahir yang membuat gerakan lidah anak menjadi terbatas.

Dikutip dari Stanford Children’s Health, semua orang lahir dengan lipatan kecil jaringan atau selaput pendek dari dasar mulut hingga bagian bawah lidah.

Akan tetapi, beberapa bayi baru lahir memiliki selaput pendek (frenulum) yang tidak biasa, ketat, dan menempel, sehingga ia tidak dapat menggerakkan lidahnya dengan benar.

Dengan kondisi ini, pita jaringan yang pendek, tebal, atau kencang bisa mengganggu proses menyusui.

Kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius karena dapat memengaruhi cara makan, menelan, hingga berbicara anak nantinya.

Seberapa umumkah tongue tie (ankyloglossia)?

Ankyloglossia adalah cacat lahir yang memengaruhi 4—11% dari bayi yang baru lahir. Tongue tie lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.

Kondisi ini juga bisa terjadi pada balita dan anak-anak yang lebih tua. Silakan diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.

Bayi juga bisa mengalami lip tie

  • Tidak hanya pada bagian lidah, jaringan atau selaput (frenulum) tersebut juga berada di dalam bibir bagian atas. Apabila selaput terlalu tebal dan kaku, maka akan menjadi penyebab terjadinya lip tie.
  • Kondisi lip tie pada bayi tergolong jarang terjadi. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan hal ini bisa terjadi bersamaan dengan tongue tie. Kedua hal ini juga bisa membuat bayi semakin sulit menyusu yang mengakibatkan berat badan tidak bertambah.

Jenis-jenis tongue tie (ankyloglossia)

Dikutip dari Breastfeeding USA, ada beberapa jenis tongue tie pada bayi. Berikut adalah beberapa jenis dari kelainan dasar lidah yang disesuaikan dengan kondisinya.

  • Kelas 1, yaitu ketika ikatan berada di ujung lidah. Kondisi ini merupakan yang paling umum terjadi.
  • Kelas 2, yaitu ikatan sedikit lebih jauh di belakang ujung lidah.
  • Kelas 3, yaitu ikatan berada lebih dekat ke pangkal lidah.
  • Kelas 4, saat lidah hampir tidak bisa bergerak sama sekali.

Jenis ankyloglossia kelas 1, 2, dan 3 juga dikenal sebagai ikatan anterior.

Sementara itu, tongue tie kelas 4 dikenal sebagai ikatan posterior (PTT) karena berada di bawah penutup selaput lendir.

Perlu diketahui bahwa dalam ikatan kelas 4, bayi sering salah didiagnosis yaitu memiliki lidah pendek.

Tanda dan gejala tongue tie (ankyloglossia)

bayi menangis saat tidur

Supaya bisa menyusu dengan benar, mulut bayi perlu menempel pada jaringan payudara dan puting.

Lidah bayi yang normal juga perlu menutupi gusi yang lebih rendah agar puting terlindung dari kerusakan.

Namun, perlu diketahui bahwa beberapa bayi dengan tongue tie tidak mampu membuka mulut cukup besar untuk menempel pada payudara dengan benar. Berikut beberapa gejalanya.

1. Gejala pada bayi

Berikut beberapa ciri atau tanda dari bayi yang mengalami tongue tie.

  • Bentuk V atau bentuk hati di ujung lidah.
  • Tidak mampu untuk menjulurkan lidahnya melewati gusi atas.
  • Lidahnya tidak mampu untuk menyentuh langit-langit mulut.
  • Kesulitan menggerakkan lidah dari sisi ke sisi atau mengangkat lidah ke gigi atas.

Dari gejala di atas, biasanya bayi akan mengalami gejala seperti berikut ini.

  • Kesulitan menempel pada payudara atau tetap menempelkan mulutnya pada payudara selama menyusu.
  • Menyusu dalam waktu yang lama, istirahat sebentar, kemudian menyusu lagi.
  • Gelisah dan tampak lapar sepanjang waktu.
  • Berat badan bayi naik lebih lambat dari seharusnya.
  • Membuat suara tertentu saat sedang menyusu.

2. Gejala pada ibu

Tongue tie dan lip tie juga dapat menyebabkan masalah pada ibu menyusui. Masalah tersebut mungkin termasuk sebagai berikut.

  • Puting sakit atau retak.
  • Pasokan susu menjadi lebih sedikit
  • Mastitis (radang payudara) yang mungkin terus berulang.

Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah kepada dokter.

Kapan harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter jika bayi mengalami satu atau lebih kondisi berikut.

  • Kesulitan menyusu, misalnya tidak dapat membuka mulut cukup lebar pada payudara untuk menyusu dengan benar.
  • Kesulitan berbicara atau mengucapkan kata tertentu, misalnya sulit mengucapkan beberapa huruf konsonan seperti t, d, z, s, r dan lain-lain.
  • Mengalami kesulitan makan.

Penyebab tongue tie (ankyloglossia)

Frenulum lingual adalah sebuah jaringan ikat yang menghubungkan lidah dan bagian bawah mulut. Pada anak dengan ankyloglossia, ikatan ini terlalu pendek dan tebal yang membatasi gerak lidah.

Sampai saat ini, para peneliti masih belum menemukan penyebab pasti tongue tie dan lip tie.

Namun, beberapa kasus ankyloglossia telah dikaitkan dengan faktor genetik tertentu atau yang diturunkan dalam keluarga.

Dibandingkan bayi perempuan, kondisi tongue tie lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Meski begitu, kelainan bagian atas bibir atau dasar lidah ini dapat terjadi pada siapa saja.

Diagnosis tongue tie (ankyloglossia)

waardenburg syndrome sindrom Waardenburg

Pada bayi, ankyloglossia serta lip tie hanya didiagnosis jika mengalami kondisi berikut.

  • Bayi mengalami kesulitan menyusu atau makan.
  • Mengalami kesulitan dalam mengucapkan konsonan seperti “t”, “d”, “z”, “s”, “th” dan “l”. Akan lebih sulit saat mengucapkan huruf “r”.
  • Ibu sudah mengunjungi konsultan laktasi sebanyak 2—3 kali karena masalah menyusui.

Kondisi ini baru bisa didiagnosis setelah melakukan pemeriksaan fisik.

Selama pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan bertanya soal proses menyusui. Dokter juga akan memeriksa lidah, mulut, dan gigi anak Anda.

Ketika dokter mendiagnosis ankyloglossia pada bayi, mereka mungkin melihat:

  • ujung lidah ketika bayi menangis, serta
  • jika ada masalah makan, dokter mungkin memantau pada saat sesi makan.

Pada anak yang lebih tua, profesional medis akan memeriksa lidah saat anak mengangkatnya ke atas untuk mencari panjang frenulum.

Pengobatan tongue tie (ankyloglossia)

Jika anak Anda mengalami ankyloglossia ringan, mereka mungkin tidak perlu menerima perawatan. Pasalnya, tongue tie dapat diatasi secara alami seiring dengan perkembangan usia bayi.

Dikutip dari Mayo Clinic, perawatan untuk mengatasi ankyloglossia tergolong kontroversial.

Beberapa dokter dan konsultan laktasi merekomendasikan untuk memperbaikinya segera, bahkan sebelum bayi diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Sementara itu, sebagian dokter dan konsultan laktasi memilih untuk melakukan pendekatan lainnya.

Hal ini karena lingual frenulum dapat menjadi longgar pada kemudian hari. Dalam kasus lainnya, tongue tie atau lip tie akan tetap ada tanpa menyebabkan masalah apa pun.

Sementara pada beberapa kasus, konsultan laktasi dapat membantu Anda mengenai bagaimana cara pemberian ASI yang tepat untuk anak.

Prosedur bedah untuk tongue tie serta lip tie seperti frenotomy atau frenuloplasty diperlukan jika mengakibatkan masalah. Berikut ulasan lengkapnya.

1. Frenotomy (frenulectomy)

Dalam pilihan pengobatan ini, porsi tertipis dari frenulum dipotong untuk memungkinkan lidah atau mulut bergerak bebas.

Jika operasi dilakukan pada anak-anak yang lebih tua (berusia lebih dari 6 minggu), operasi dapat dilakukan tanpa perlu rawat inap dan menggunakan bius lokal.

Dalam proses ini, dokter memeriksa frenulum lingual dan menggunakan gunting steril untuk memotong frenulum. Prosedur ini cepat dan hanya sedikit menimbulkan ketidaknyamanan.

Perdarahan yang terjadi pada proses ini mungkin hanya setetes atau dua tetes darah. Setelah prosedur berlangsung, bayi bisa langsung menyusu secepatnya.

Komplikasi dari prosedur ini sangat langka, seperti perdarahan, infeksi, hingga kerusakan pada lidah atau kelenjar ludah.

2. Frenuloplasty (frenectomy)

Prosedur yang lebih luas yang dikenal sebagai frenuloplasty mungkin direkomendasikan jika kondisi memerlukan perbaikan atau frenulum lingual terlalu tebal.

Perlu diketahui bahwa prosedur ini dapat dilakukan jika frenulum tebal dan memiliki banyak pembuluh darah.

Operasi ini akan memotong dan membuang frenulum pasien. Luka kemudian ditutup dengan jahitan.

Pada bayi yang berumur beberapa bulan, prosedur biasanya dilakukan tanpa anestesi atau dengan bius lokal yang mematikan lidah.

Komplikasi dari prosedur ini sangat langka, sama dengan prosedur frenotomy. Komplikasi yang jarang muncul ini misalnya perdarahan, infeksi, hingga kerusakan pada lidah atau kelenjar air liur.

Lalu, adanya jaringan parut mungkin muncul karena reaksi terhadap obat bius.

3. Perawatan setelah operasi

Anda bisa langsung menyusui bayi Anda setelah prosedur dilakukan. Kebanyakan ibu langsung merasakan perbedaan dalam cara bayi menyusui.

Setelah beberapa jam, mulut bayi akan mulai terasa sakit. Kalau sudah begini, dokter biasanya merekomendasikan analgesik yang dijual bebas.

Bayi Anda pun mungkin akan rewel, tapi kondisi ini biasanya akan berlalu dengan cepat. Jangan kaget jika bayi menolak menyusu sementara waktu.

Selama waktu tersebut, Anda dapat memompa ASI serta mengompres payudara untuk meredakan pembengkakan.

Anda pun dapat memberi susu pada bayi dengan menggunakan sendok, gelas, atau botol.

Bayi dengan tongue tie tidak bisa menyusu dengan benar. Maka, setelah ikatan lidah dilepaskan, bayi perlu belajar menyusu dengan otot yang berbeda.

Ketika cengkraman mulut bayi ke puting payudara sudah baik, ibu akan merasa lebih nyaman saat menyusu.

Perawatan rumahan tongue tie (ankyloglossia)

lidah bayi putih

Apabila anak menjalani salah satu dari prosedur di atas, Anda juga bisa melakukan peregangan lidah untuk mempercepat penyembuhan.

Salah satunya adalah dengan melakukan pemijatan pelan di bagian sayatan sebagai cara untuk meregangkan lidah. Ini dilakukan sebanyak dua hingga tiga kali sehari selama 2 minggu.

Latihan otot lidah seperti menjilati bibir atas, menyentuh langit-langit dengan ujung lidah, dan gerakan sisi ke sisi harus dilakukan untuk meningkatkan gerakan lidah.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah kepada dokter untuk solusi terbaik masalah buah hati Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 01/12/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan