backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Sleep Apnea pada Anak, Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya

Ditinjau oleh dr. Lusiana Kartini Ningsih, Sp.A · Kesehatan anak · RS Sari Asih Ciledug


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 28/12/2023

Sleep Apnea pada Anak, Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya

Meski sering dialami oleh orang dewasa, tidak menutup kemungkinan sleep apnea juga bisa terjadi pada anak. Jika tidak segera ditangani, sleep apnea bisa berdampak negatif terhadap kesehatan serta tumbuh kembang anak kelak. 

Kira-kira apa saja tanda dan faktor yang menyebabkan kondisi ini? Cari tahu jawaban lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Apa itu sleep apnea pada anak?

Sleep apnea pada anak adalah gangguan tidur yang menyebabkan napas anak berhenti selama tidur karena tersumbatnya jalur napas. 

Adanya hambatan ini menyebabkan aliran udara ke paru tersendat, sehingga otak serta jaringan dan organ tubuh lainnya tidak mendapatkan cukup oksigen. 

Penghentian napas ini dapat menyebabkan anak terbangun tiba-tiba dengan gusar karena merasakan sensasi tercekik.

Rata-rata penghentian napas akibat apnea terjadi selama 10—60 detik. Bahkan pada kasus yang ekstrem, napas dapat berhenti setiap 30 detik.

Sleep apnea pada dasarnya terdiri dari tiga jenis, yaitu obstructive sleep apnea (OSA), central sleep apnea (CSA), dan sleep apnea kompleks (OSA dan CSA). 

Dari ketiganya, OSA merupakan jenis yang umum terjadi pada anak.

Tahukah Anda?

American Academy of Pediatrics mengatakan bahwa 1–5% anak menderita sleep apnea obstruktif. Ini dapat terjadi pada anak yang berusia antara 2–6 tahun. 

Apa saja tanda dan gejala sleep apnea pada anak?

gangguan tidur pada anak

Merangkum dari Cleveland Clinic dan beberapa situs lainnya, berikut ini adalah beberapa ciri sleep apnea pada anak.  

1. Mendengkur kencang

Anak mendengkur kencang merupakan tanda utama sleep apnea pada si Kecil yang harus Anda waspadai. Pada saat tidur, saluran napas anak seharusnya dalam keadaan lemas dan melebar.

Namun, sleep apnea malah menyebabkan penyempitan, sehingga setiap tarikan napas anak membuat jaringan di sekitar jalur pernapasannya bergetar, dan menghasilkan suara ngorok. 

Saat tidur, anak dengan kondisi ini juga akan mengalami periode henti napas yang ditandai dengan dengkuran berhenti tiba-tiba, diikuti dengan suara batuk-batuk seperti tersedak.

2. Sering tidur sambil berjalan

Ciri sleep apnea pada anak yang mungkin selanjutnya adalah tidur sambil berjalan atau bahkan berbicara saat tidur.

Meski penyebab hal ini sulit diketahui secara pasti, sleep apnea dicurigai kuat sebagai salah satu faktor utamanya. 

Pasalnya, orang yang memiliki sleep apnea sering terbangun beberapa kali saat tidur. Nah, hal tersebutlah yang menyebabkan anak jadi lebih mungkin melakukan kebiasaan tidur sambil jalan.

3. Menggemeretakkan gigi

Menggemeretakkan gigi (bruxism) juga bisa menjadi tanda sleep apnea pada anak. Bagi beberapa orang, kebiasaan buruk ini terjadi secara tidak sadar saat tidur. 

Sleep apnea sering terjadi ketika jaringan lunak seperti amandel, kelenjar gondok, dan lidah di bagian belakang tenggorokan menghalangi jalan napas.

Nah, menggemeretakkan gigi merupakan salah satu refleks tubuh untuk menjaga jalan napas supaya tetap terbuka.

4. Sering ngompol

Anak-anak memang memiliki kebiasaan mengompol ketika tidur. Namun, Anda harus waspada jika anak Anda yang sudah berusia di atas 5 tahun masih sering mengompol. Pasalnya, ini bisa jadi salah satu tanda sleep apnea pada anak.

Ngompol saat tidur muncul akibat terhambatnya produksi hormon antidiuretik (ADH) yang berfungsi untuk mencegah si Kecil buang air kecil pada malam hari. 

Nah, bila hormon tersebut tidak dihasilkan, maka anak akan lebih sering ngompol. Sleep apnea juga akan membuat si Kecil lebih peka terhadap kandung kemih yang cepat penuh pada malam hari, sehingga ia rentan ngompol.

5. Keringat berlebih

Jika Anda melihat piyama, seprai, atau selimut si Kecil basah kuyup oleh keringat pada pagi hari meski AC atau kipas angin menyala sepanjang malam, ini mungkin pertanda bahwa anak Anda berjuang untuk bisa bernapas saat tidur malam. 

Sleep apnea menyebabkan penurunan kadar oksigen ke seluruh tubuh akibat terhambatnya jalur napas.

Kesulitan bernapas ini dapat meningkatkan tekanan darah dan produksi hormon stres yang bisa menyebabkan anak berkeringat berlebih.

6. Mimpi buruk 

Berdasarkan jurnal yang diterbitkan oleh Frontiers in Neurology pada tahun 2019, sleep apnea dapat menyebabkan parasomnia, termasuk mimpi buruk, pada penderitanya.

Para peneliti menjelaskan bahwa penurunan saturasi oksigen atau desaturasi oksigen yang berulang selama tidur dapat memicu munculnya mimpi buruk.

7. Mulut terbuka saat tidur 

Ketika seorang anak mengalami sleep apnea, otot-otot di sekitar saluran napasnya menjadi lebih lembut dan rileks.

Akibatnya, saluran napas menjadi lebih rentan untuk tersumbat atau terhalang saat selama tidur.

Hal ini dapat menjadi penyebab anak yang mengalami sleep apnea akan membuka mulutnya saat tidur dengan tujuan untuk mengambil napas yang lebih dalam.

8. Gelisah saat tidur

Gelisah saat tidur juga merupakan tanda sleep apnea pada anak. Pasalnya, kesulitan bernapas membuat anak refleks untuk terus mencari posisi tidur yang paling nyaman untuknya agar bisa bernapas lebih baik. 

Selain itu, Anda mungkin bisa menemukan si Kecil tidur dengan posisi yang aneh dari kebanyakan orang.

Jika Anda khawatir anak Anda mungkin memiliki tanda-tanda di atas, segeralah berkonsultasi kepada dokter anak. 

Sementara pada siang hari, anak dengan sleep apnea mungkin akan menunjukkan beberapa gejala lain, seperti di bawah ini.

  • Kelelahan. 
  • Kurang fokus. 
  • Suasana hati yang mudah tersinggung, agresif, atau masalah emosional lainnya. 
  • Sakit kepala

Apa penyebab sleep apnea pada anak?

anak takut disuntik

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jenis sleep apnea yang paling sering terjadi pada anak adalah obstructive sleep apnea.

Jenis ini terjadi karena adanya penyumbatan pada saluran pernapasan pada anak.  Penyumbatan saluran napas ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berikut ini.

1. Pembesaran amandel

Amandel adalah kelenjar yang terletak di bagian belakang tenggorokan Anda. Benjolan ini bisa bertambah besar bila Anda mengalami infeksi atau peradangan. 

Saat amandel anak membengkak, maka jalur napas pun akan tersumbat. 

2. Perubahan tonus otot

Kondisi genetik tertentu, seperti sindrom Down atau cerebral palsy, dapat menyebabkan perubahan tonus otot di kepala dan leher anak. 

Pada siang hari, anak mungkin memiliki tonus otot yang normal. Namun tonus ototnya menurun pada malam hari, sehingga jaringan menjadi lebih rapat dan menghalangi jalan napas. 

3. Kelainan struktur tulang 

Penyebab sleep apnea yang selanjutnya adalah adanya kelainan struktur tulang.

Pasalnya, struktur tulang wajah yang sempit, seperti rahang kecil, dapat memengaruhi saluran napas dan asupan oksigen anak. 

4. Tumor 

Meski sangat jarang terjadi, adanya pertumbuhan tumor di saluran napas dapat menjadi penyebab kondisi ini. Hal ini lah yang menjadi penyumbatan pada saluran napasnya. 

5. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas 

Obesitas juga bisa menjadi penyebab terjadinya sleep apnea. Ini terjadi karena penumpukan lemak di jaringan sekitar saluran napas bagian atas dapat mengakibatkan penyumbatan saluran napas.

Saat saluran napas tersumbat, napas pun akan terhenti saat tidur dan menyebabkan anak mengalami sleep apnea.

Apa saja faktor risiko sleep apnea pada anak?

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami sleep apnea, di antaranya sebagai berikut.

  • Memiliki alergi. 
  • Penderita asma
  • Pernah melakukan operasi celah langit-langit atau penutup faring. 
  • Sering terkena paparan asap tembakau. 
  • Memiliki riwayat keluarga dengan sleep apnea
  • Menderita infeksi saluran pernapasan atas. 
  • Memiliki refluks asam dan GERD

Bagaimana cara mengobati sleep apnea pada anak?

dampak gizi buruk kwashiorkor pada anak

Untuk mengatasi sleep apnea sebenarnya perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasari dan tingkat keparahannya. Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan yang mungkin dilakukan. 

1. Operasi  

Bila sleep apnea disebabkan oleh pembesaran amandel, dokter mungkin akan melakukan operasi amandel atau tonsilektomi. 

Hal ini bertujuan untuk memperbesar atau memperbaiki kelainan struktural pada kepala dan leher anak. Dengan begitu, saluran napas pun akan lebih lebar. 

2. Perubahan gaya hidup

Melakukan olahraga secara teratur dapat membuka saluran pernapasan anak secara alami.

Tidak hanya itu, perubahan gaya hidup, termasuk perubahan pola makan juga dapat membantu anak mencapai atau mempertahankan berat badan sesuai dengan usianya. 

3. Obat-obatan 

Dokter juga mungkin akan memberikan obat-obatan yang akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.

Misalnya obat alergi, seperti antihistamin, fluticasone, dan montelukast. Dokter juga mungkin akan memberikan dekongestan bila anak mengalami infeksi saluran pernapasan atas. 

4. Continuous positive airway pressure (CPAP) 

Terapi CPAP ini dilakukan dengan cara penggunaan masker di hidung saat tidur. Masker ini dipasang pada mesin kecil yang nantinya akan mengalirkan udara melalui saluran hidung dan masuk ke saluran napas anak. 

Tekanan udara tersebut membuat jalan pernapasan anak tetap terbuka, sehingga anak dapat bernapas dengan normal saat tidur. 

Pada kebanyakan kasus, sleep apnea pada anak dapat sembuh dengan perawatan yang tepat dari dokter. 

Oleh karena itu, bila mencurigai si Kecil mengalami sleep apnea, jangan ragu untuk konsultasikan langsung dengan dokter.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau oleh

dr. Lusiana Kartini Ningsih, Sp.A

Kesehatan anak · RS Sari Asih Ciledug


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 28/12/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan