backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan

15 Komplikasi yang Mungkin Terjadi pada Bayi Prematur

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 05/12/2022

    15 Komplikasi yang Mungkin Terjadi pada Bayi Prematur

    Pada umumnya, bayi yang lahir prematur memiliki beberapa masalah terkait kondisi fisiknya. Hal ini karena sebenarnya mereka belum 100% siap ketika keluar dari rahim atau dilahirkan. Akibatnya, beberapa organ tubuh bayi yang lahir prematur pun belum berfungsi dengan sempurna. Selain masalah pernapasan, simak beberapa komplikasi yang juga bisa terjadi pada bayi prematur yang perlu diketahui.

    Komplikasi jangka pendek pada bayi prematur

    Progeria

    Paru-paru merupakan organ tubuh yang terakhir berkembang saat bayi berada di dalam rahim.

    Biasanya, paru-paru bayi dianggap sempurna pada minggu ke-36. Namun, dalam kasus tertentu terdapat pengecualian.

    Itu sebabnya, bayi yang lahir prematur biasanya memiliki paru-paru yang belum berkembang secara optimal sehingga rentan terhadap berbagai komplikasi.

    Jika bayi harus lahir lebih cepat daripada perkiraan, beberapa calon ibu biasanya memerlukan suntikan steroid agar paru-paru lebih cepat siap dan mencegah komplikasi persalinan prematur. 

    Akan tetapi, tidak hanya organ paru-paru, komplikasi juga bisa terjadi pada area lainnya.

    Berikut beberapa komplikasi jangka pendek yang biasanya muncul pada bayi prematur.

    1. Bronchopulmonary dysplasia

    Bronchopulmonary dysplasia (BPD) adalah sebuah kondisi ketika bayi membutuhkan oksigen tambahan selama beberapa minggu.

    Penyebab utama dari komplikasi pada bayi prematur ini belum diketahui dengan pasti. Namun, para peneliti menduga bahwa BPD berkembang akibat penggunaan ventilator.

    Walaupun inkubator berfungsi untuk membantu kelangsungan hidup bayi Anda, ternyata ventilator yang terpasang juga berpotensi meningkatkan risiko peradangan yang mengarah pada BPD.

    Di sisi lain, jika bayi prematur tidak didukung oleh ventilator, bayi akan mengalami kesulitan bernapas.

    Oleh karena itu, para dokter biasanya menggunakan obat hirup pada usia tertentu agar bayi bisa terlepas dari ketergantungan oksigen tambahan dari ventilator.

    2. Sindrom gangguan pernapasan

    Sindrom gangguan pernapasan (respiratory distress syndrome) adalah salah satu penyebab utama kematian bayi prematur.

    Hal ini terjadi ketika paru-paru bayi yang belum sempurna tidak memiliki zat pelindung, yaitu surfaktan, yang cukup.

    Surfaktan merupakan zat yang diproduksi di dalam paru dan bertugas untuk membantu menjaga paru bayi agar tetap berkembang.

    Jika jumlah surfaktan di dalam paru tidak cukup, bayi akan kesulitan untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.

    Oleh karena itu, bayi prematur yang mengalami komplikasi pada paru-paru berupa sindrom gangguan pernapasan sering diberikan tabung oksigen dan pengganti surfaktan.

    Sindrom gangguan pernapasan dapat menyebabkan akibat yang lebih parah dibandingkan BPD, seperti asma ketika dewasa hingga kematian.

    Akan tetapi, jika diobati dengan tepat, sindrom ini hanya terjadi beberapa minggu sampai bulan saja.

     3. Apnea

    Menurut sebuah jurnal dari American Academy of Pediatrics, hampir 100% bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan minggu ke-28 mengalami apnea.

    Apnea, yang juga menjadi ciri-ciri bayi prematur. merupakan gangguan pernapasan yang memberikan jeda saat bernapas selama 15 detik (henti napas).

    Komplikasi atau gangguan paru-paru pada bayi prematur yang satu ini biasanya tidak terjadi segera setelah lahir.

    Kondisi ini biasanya terjadi 1—2 minggu setelah bayi prematur lahir, meski belum ada hal yang bisa memastikan itu.

    Beberapa penyebab yang menimbulkan apnea pada bayi prematur, antara lain sebagai berikut.

    • Bayi lupa bernapas karena sistem saraf mereka masih belum matang. Situasi ini disebut apnea pusat.
    • Bayi berusaha bernapas, tetapi saluran pernapasannya sulit dilalui, sehingga udara tidak masuk dan keluar dari paru-paru.

    4. Interventricular hemorrhage (IVH)

    Menurut Lucille Packard Children’s Hospital, sebuah rumah sakit di Stanford University, komplikasi ini seringnya terjadi pada bayi prematur yang memiliki berat badan saat lahir kurang dari 1,3—2,2 kg.

    Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah vena di otak bayi prematur pecah. Ini menimbulkan genangan darah di otak yang dapat merusak sel-sel saraf dan diikuti dengan gangguan pernapasan.

    Dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasound untuk membantu menentukan berapa banyak pendarahan yang ada di kepala bayi. Semakin tinggi nilainya, maka semakin besar kerusakan pada otak bayi.

    Dikutip dari Mayo Clinic, semakin dini bayi lahir maka akan semakin besar komplikasi IVH yang mungkin dialami bayi prematur.

    Risikonya, sebagian besar sembuh dengan sedikit dampak, tapi sebagian lain juga dapat terjadi cedera otak permanen.

    5. Masalah metabolisme

    Komplikasi pada bayi prematur lainnya adalah mengalami kondisi kadar gula darah yang sangat rendah atau disebut hipoglikemia.

    Hal ini bisa terjadi karena bayi prematur biasanya memiliki simpanan glukosa lebih kecil daripada bayi cukup bulan.

    Tidak hanya itu, bayi prematur juga lebih sulit mengubah glukosa aktif menjadi lebih bermanfaat untuk tubuh.

    6. Masalah sistem pencernaan

    Bayi prematur lebih cenderung mempunyai sistem pencernaan yang belum matang. Hal ini pula yang bisa mengakibatkan komplikasi seperti necrotizing enterocolitis (NEC).

    Anda harus berhati-hati karena kondisi ini tergolong cukup serius, di mana sel yang melapisi dinding usus terluka dan terjadi ketika bayi mulai menyusu.

    Komplikasi ini risikonya dapat lebih rendah apabila bayi prematur bisa mendapatkan asupan ASI sepenuhnya (ASI eksklusif).

    7. Sakit kuning

    Bayi prematur juga mungkin mengalami kondisi komplikasi sakit kuning. Ini terjadi ketika bilirubin menumpuk dalam darah. Akibatnya, kulit akan tampak kekuningan.

    Sakit kuning dapat terjadi pada bayi dari ras atau warna kulit apa pun.

    Cara mengatasinya adalah dengan menempatkan bayi yang tidak dibalut pakaian di bawah sinar lampu khusus dengan kedua harus tertutupi agar terlindungi.

    8. Sulit mengatur suhu tubuh

    Salah satu ciri bayi prematur adalah tidak memiliki lemak tubuh yang normal sehingga tidak dapat menghasilkan panas.

    Jika suhu tubuh terlalu rendah, maka bisa terjadi hipotermia yang nantinya menyebabkan masalah pernapasan.

    Maka dari itu, bayi prematur yang mengalami komplikasi ini pun diperlukan untuk berada di inkubator terlebih dahulu.

    Komplikasi jangka panjang pada bayi prematur

    bayi prematur

    Ada berbagai macam penyebab bayi yang lahir secara prematur.

    Jika bayi tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang sepenuhnya dalam rahim, kemungkinannya mereka bisa mengalami beberapa gangguan pada organ tubuhnya.

    Itu sebabnya, Anda juga perlu mengetahui bagaimana cara merawat bayi prematur yang tepat. Selain komplikasi jangka pendek, berikut komplikasi jangka panjang yang mungkin terjadi pada bayi prematur.

    1. Periventricular leukomalacia (PVL)

    Periventricular leukomalacia adalah komplikasi paling umum kedua yang melibatkan sistem saraf pada otak bayi prematur.

    PVL merupakan kondisi rusaknya saraf pada otak bayi yang berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian otak yang terlibat bernama substansi putih.

    Masih belum diketahui penyebab PVL, tapi area substansi putih otak ini  memang lebih rentan mengalami kerusakan.

    Bayi dengan kondisi ini akan meningkatkan risiko terjadinya serebral palsi dan gangguan perkembangan.

    2. Cerebral palsy

    Bayi prematur dan memiliki berat badan lahir rendah memiliki keterkaitan erat dengan cerebral palsy.

    Cerebral palsy adalah kondisi terjadinya cedera otak atau malformasi otak yang terjadi saat masa perkembangan otak sebelum, selama, atau setelah lahir.

    Kondisi cedera atau malformasi otak ini bisa terjadi karena ada berbagai faktor saat pembentukkan saraf otak yang terganggu. Akibatnya, pergerakan bayi mungkin akan berbeda dari bayi lainnya.

    Mulai dari bagaimana tubuh mengontrol pergerakan otot, koordinasi otot, kontraksi otot, keseimbangan tubuh, dan postur tubuh bayi mungkin berbeda.

    Dokter tidak mengetahui penyebab pasti komplikasi bayi prematur seperti cerebral palsy.

    Namun, semakin dini atau semakin prematur usia bayi lahir, maka semakin besar risikonya untuk mengalami cerebral palsy.

    3. Hidrosefalus

    Hidrosefalus adalah kondisi di mana terjadinya akumulasi cairan dalam otak.

    Penumpukan cairan menimbulkan perbesaran bagian ventrikel otak sehingga tekanan jaringan otak pun ikut meningkat.

    Kondisi inilah yang menyebabkan komplikasi sehingga bentuk kepala bayi prematur dengan hidrosefalus akan terlihat membesar.

    Dilansir dalam laman Hydrocephalus Association, bayi yang lahir prematur memiliki risiko lebih besar mengalami hidrosefalus.

    Ini mungkin saja terjadi akibat komplikasi IVH lalu mengalami hidrosefalus atau memang mengalami hidrosefalus langsung.

    Belum diketahui penyebab pasti terjadinya hidrosefalus ini. Dokter akan mendiagnosa hidrosefalus dengan MRI, CT scan atau Cranial ultrasound.

    Selanjutnya, perawatan hidrosefalus akan dilakukan dengan memasukan alat yang dapat membantu memindahkan cairan ekstra dari otak ke bagian lain dari tubuh.

    4. Retinopati prematuritas (ROP)

    Ini adalah kondisi mata di mana retina belum sepenuhnya berkembang. Kebanyakan kasus sembuh tanpa pengobatan, meskipun beberapa kasus serius memerlukan perawatan.

    Penanganan bisa termasuk operasi laser untuk kasus yang sangat parah. Bayi Anda mungkin akan diperiksa oleh dokter mata atau spesialis retina anak untuk didiagnosis serta mendapatkan perawatan apabila diperlukan.

    5. Masalah pada gigi

    Apabila bayi prematur Anda sering mengalami infeksi dan sakit, hal ini juga bisa menjadi penyebab masalah pada gigi nantinya.

    Misalnya, pertumbuhan gigi yang tertunda, adanya perubahan warna gigi, serta gigi yang tidak rata.

    6. Sepsis

    Kondisi ini perupakan komplikasi pada persalinan bayi prematur yang terjadi ketika bakteri memasuki aliran darah.

    Sepsis pada bayi ini dapat menunjukkan beberapa gejala khusus yang perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.

    7. Masalah kesehatan kronis

    Komplikasi lainnya yang bisa terjadi pada bayi prematur adalah masalah kesehatan yang kronis sehingga perlu untuk dirawat di rumah sakit.

    Misalnya, lebih mudah mengalami infeksi, asma akut, dan lain-lainnya. Selain itu, bayi prematur juga mempunyai risiko yang lebih tinggi mengalami sindrom kematian mendadak.

    Kesimpulan

    Di atas adalah beberapa komplikasi yang mungkin dialami bayi saat harus menjalani persalinan prematur. Meski patut diwaspadai, komplikasi tersebut umumnya dapat dicegah dengan penanganandan pengobatan yang tepat. Maka dari itu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda merasa bayi Anda mengalami komplikasi setelah lahir secara prematur.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 05/12/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan