backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

7 Ciri-Ciri Gangguan Mental pada Remaja yang Bisa Dideteksi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 21/07/2023

    7 Ciri-Ciri Gangguan Mental pada Remaja yang Bisa Dideteksi

    Ciri-ciri gangguan mental pada remaja sebenarnya sudah bisa orangtua deteksi sejak awal. Gangguan mental bukan hal sepele dan orangtua harus peka dengan tandanya. Agar lebih paham, berikut tanda dan gejala gangguan mental pada remaja yang perlu orangtua ketahui.

    Ciri-ciri gangguan mental pada remaja

    penyebab depresi keturunan ibu anak orangtua remaja

    Mengutip dari Mayo Clinic, ada beberapa jenis gangguan mental yang bisa terjadi pada anak remaja, yaitu sebagai berikut.

    Setiap jenis bisa memiliki gejala yang berbeda. Namun, berikut ini adalah ciri-ciri gangguan mental pada remaja yang umum yang perlu orangtua waspadai.

    1. Perubahan jadwal tidur dan makan

    Bila Anda melihat anak mulai tidak nafsu makan atau kesulitan tidur, bisa jadi hal ini merupakan tanda awal dari gangguan mental. 

    Memang tidak semua kondisi ini akan menjurus pada masalah mental.

    Namun jika perubahan jadwal tidur dan makan ini terjadi dalam waktu yang cukup lama, Anda patut mewaspadainya.

    2. Mood naik turun

    Coba perhatikan remaja Anda, apakah belakangan ini ia mudah marah dan lebih sensitif?

    Pasalnya, salah satu ciri-ciri gangguan mental pada remaja adalah suasana hati sang anak berubah dengan cepat dan tiba-tiba. 

    Anda juga bisa melihat seberapa cepat perubahan emosinya, dari senang, sedih, hingga marah.

    3. Perlahan-lahan menarik diri

    Bila anak Anda biasa bermain sosial media atau bergaul dengan teman, tetapi tiba-tiba menjauh, orangtua perlu waspada.

    Perhatikan, apakah ia mulai menutup diri dan tidak lagi bermain dengan teman-temannya. Ciri gangguan mental ini memang tidak akan terlihat langsung. 

    Maka dari itu, penting bagi Anda selalu memperhatikan dan tahu lingkungan sosial sang anak. Jika memang ada perubahan, Anda akan tahu saat itu juga.

    4. Bersikap apatis

    Jika tiba-tiba anak jadi acuh tak acuh dan tidak peduli dengan yang ada di sekitarnya, atau tidak tertarik pada hal yang sebelumnya ia sukai, ini bisa menandakan anak sudah jadi apatis.

    Apatis adalah salah satu ciri-ciri gangguan mental pada remaja yang sering dan mudah terlihat.

    Perubahan sikap ini pasti membuat Anda kaget bahkan bisa saja naik pitam karena anak yang masa bodoh dengan lingkungannya. 

    Namun, sebaiknya kenali dulu dan bicarakan baik-baik apa yang terjadi padanya hingga perubahan ini terjadi. 

    Tahukah Anda?

    Menurut American Psychiatric Association, sebanyak 50% kasus depresi dan gangguan mental terjadi sejak anak berusia 14 tahun. Oleh karena itu, orangtua bisa mendeteksi gejala gangguan mental pada remaja agar dapat penanganan secepat mungkin dan tidak mengganggu perkembangan dirinya.

    5. Gangguan berpikir

    Akibat memiliki gangguan mental, anak juga bisa mengalami gangguan berpikir, seperti gangguan konsentrasi, daya ingat, logika, dan cara berbicara.

    Sayangnya, kaitan antara gangguan berpikir dan gangguan mental sulit dijelaskan.

    Namun, gangguan berpikir bisa memengaruhi logika anak dan membuatnya berpikir tentang hal yang tidak masuk akal. Misalnya, percaya dirinya memiliki kekuatan super.

    Gangguan berpikir ini juga bisa berdampak pada prestasi anak di sekolah, seperti sering absen dan penurunan kemampuan belajar.

    6. Nilai akademis menurun

    Hindari langsung marah jika tiba-tiba nilai sang anak anjlok. Sebagai orangtua, Anda harus cari tahu dulu apa penyebab hal ini. 

    Pasalnya, bisa jadi kondisi ini terjadi akibat anak sedang merasa depresi dan mengalami gangguan mental.

    Seperti yang telah disebutkan di atas, anak yang mengalami gangguan mental akan sulit konsentrasi sehingga sulit untuk menangkap pelajaran di sekolah. 

    Belum lagi, emosi yang tidak stabil membuatnya tidak termotivasi untuk melakukan aktivitas hariannya, termasuk belajar saat sekolah.

    7. Melakukan percobaan bunuh diri

    Percobaan bunuh diri tentunya menjadi gejala gangguan mental yang paling mudah disadari pada remaja.

    Faktanya, bunuh diri diketahui menjadi penyebab kematian nomor empat pada remaja usia 15—19 tahun. Artinya, gejala ini juga bisa timbul sebagai tanda gangguan mental pada mahasiswa.

    Bunuh diri pada remaja bisa dipicu oleh beragam faktor, seperti berikut ini.

    • Kecanduan alkohol.
    • Kekerasan pada masa kecil.
    • Takut mencari pertolongan orang lain.
    • Tidak mampu mencari pertolongan.
    • Kemudahan dalam memperoleh alat atau cara bunuh diri.

    Selain itu, pengaruh media sosial juga bisa menentukan keinginan remaja untuk bunuh diri, apakah mengurangi atau justru malah meningkatkannya.

    Hal yang perlu orangtua lakukan setelah tahu ciri-ciri gangguan mental pada remaja

    jenis depresi

    Sama seperti penyakit fisik, remaja dengan gangguan mental juga harus mendapat pengobatan dan penanganan yang benar. 

    Secara umum, ada beberapa hal yang bisa orangtua lakukan bila mendeteksi ciri-ciri gangguan mental pada remaja, seperti berikut ini. 

  • Mempelajari tentang penyakitnya.
  • Melakukan konseling untuk anggota keluarga lain.
  • Konsultasi dengan ahli kesehatan mental (psikolog atau dokter kejiwaan).
  • Mempelajari teknik manajemen stres agar membantu Anda tetap tenang.
  • Luangkan waktu untuk bersantai dengan anak.
  • Bekerjasama dengan pihak sekolah.
  • Jangan pernah menyepelekan masalah mental yang terjadi pada anak dan remaja karena bisa memengaruhi perkembangan emosionalnya. 

    Maka dari itu, pengobatan gangguan mental akan berbeda tergantung pada jenis yang anak alami. Jadi, segera hubungi psikolog atau dokter kejiwaan untuk mengatasinya. 

    Bila orangtua sudah menemukan masalah sejak dini, pengobatan yang anak butuhkan tidak akan serumit atau sebanyak kasus yang sudah parah.

    Saat ini sudah tersedia pelayanan kesehatan yang khusus mengatasi gangguan mental di fasilitas kesehatan tingkat pertama, yaitu Puskesmas. 

    Adanya fasilitas tingkat pertama tersebut tentu memudahkan Anda untuk mengobati masalah mental anak Anda.

    Selain pengobatan itu sendiri, dukungan dari Anda sebagai orangtua pada sang anak juga sangat penting.

    Saat anak merasa terasingkan dari dunianya, dukungan dari orangtua dapat membuatnya nyaman dan tenang.

    Orangtua juga perlu memberi tahu pihak sekolah tentang ciri-ciri dan kondisi gangguan mental pada anak remaja Anda.

    Hal ini sangat penting supaya pihak sekolah bisa mendampingi anak terus ketika masa pengobatannya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 21/07/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan