backup og meta
Kategori

4

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Aspirasi Mekonium, Saat Janin Menghirup Feses dalam Ketuban

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 22/09/2023

    Aspirasi Mekonium, Saat Janin Menghirup Feses dalam Ketuban

    Selama kehamilan, penting untuk memahami segala kemungkinan gangguan yang berdampak pada kesehatan janin. Salah satu masalah kesehatan yang mungkin dikhawatirkan banyak calon orangtua ialah aspirasi mekonium, yaitu keracunan akibat janin menghirup air ketuban yang bercampur feses.

    Untuk mengetahui informasi lebih jelasnya, mari simak uraian berikut ini.

    Apa itu sindrom aspirasi mekonium?

    Sindrom aspirasi mekonium (MAS) adalah komplikasi persalinan ketika bayi menghirup air ketuban yang mengandung feses.

    Sebenarnya, mekonium atau feses pertama merupakan hal yang normal dan memang dimiliki oleh setiap bayi yang baru lahir.

    Hanya saja, mekonium dapat mengganggu kesehatan janin atau bayi bila keluar di dalam kandungan dan bercampur dengan air ketuban.

    Pasalnya, bayi bisa saja menghirup air ketuban yang terkontaminasi mekonium sebelum, selama, atau setelah kelahiran.

    Pengaruh dari tekanan atau stres yang dialami bayi sebelum atau selama proses persalinan dapat menyebabkan bayi mengeluarkan mekonium saat masih di dalam kandungan.

    Sindrom aspirasi mekonium biasanya dialami oleh bayi yang lahir pada usia kehamilan cukup umur dan lebih dari 42 minggu.

    Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada bayi dan bahkan komplikasi yang fatal.

    Gejala aspirasi mekonium pada bayi

    kulit sensitif pada bayi akibat terlalu higienis

    Gejala yang paling umum dari aspirasi mekonium atau keracunan feses dalam air ketuban yakni bayi tampak mengembuskan napas dengan sangat cepat dan kuat.

    Bayi yang baru lahir juga mungkin sampai susah bernapas karena saluran pernapasannya tersumbat oleh mekonium.

    Selain itu, berikut adalah beberapa gejala lainnya.

    • Napas berubah menjadi lebih cepat.
    • Pernapasan terganggu dan bermasalah karena bayi susah bernapas dengan normal.
    • Muncul suara mendengus saat bayi mengembuskan napas.
    • Bayi mengalami retraksi, yakni otot-otot dada dan lehernya tampak turun saat bernapas.
    • Warna kulit bayi berubah menjadi kebiruan (sianosis).
    • Tekanan darah bayi rendah.
    • Air ketuban berubah warna menjadi agak gelap dan kehijauan.
    • Tubuh bayi tampak lemas.
    • Terlihat adanya mekonium di dalam air ketuban saat bayi lahir.

    Mekonium yang ada di dalam air ketuban lama-kelamaan juga dapat mengakibatkan perubahan warna kulit dan kuku bayi menjadi  kuning.

    Tahukah Anda?

    Komplikasi melahirkan apa pun, termasuk bayi minum air ketuban bercampur feses, dapat lebih cepat ditangani bila ibu melahirkan di rumah sakit.
    Sementara bila ibu melahirkan di rumah, penanganan mungkin memakan waktu yang lebih lama karena persediaan alat yang terbatas.

    Penyebab aspirasi mekonium pada bayi

    kelahiran prematur bayi prematur

    Mengutip laman Medline Plus, penyebab aspirasi mekonium atau keracunan karena menghirup air ketuban pada bayi adalah stres dan tekanan yang dialami bayi.

    Bayi dapat mengalami stres jika tidak mendapatkan pasokan darah dan oksigen yang cukup selama berada di dalam kandungan.

    Selain itu, berikut merupakan beberapa faktor yang dapat menyebabkan aspirasi mekonium pada bayi.

    • Persediaan oksigen yang berkurang sebelum atau selama proses kelahiran.
    • Usia kehamilan sudah lebih dari 40 minggu.
    • Proses melahirkan memakan waktu lama, panjang, atau sulit.
    • Ibu mengalami masalah kesehatan tertentu saat hamil, seperti hipertensi selama kehamilan dan diabetes gestasional.
    • Pertumbuhan janin dalam rahim terhambat.

    Mekonium biasanya baru akan diproduksi oleh tubuh bayi menjelang waktu persalinan, baik jika ANda melahirkan normal dengan posisi persalinan apa saja maupun menjalani operasi caesar.

    Itu sebabnya, kebanyakan kasus aspirasi mekonium dialami oleh bayi yang lahir cukup umur atau lewat dari usia kehamilan normal.

    Terlebih karena semakin lama usia kehamilan, jumlah cairan ketuban juga akan semakin sedikit.

    Komplikasi sindrom aspirasi mekonium

    Aspirasi mekonium jarang menyebabkan komplikasi jangka panjang. Kondisi ini biasanya dapat diatasi dengan baik dalam beberapa hari.

    Meski begitu, bayi yang mengalami MAS berisiko sedikit lebih tinggi untuk mengalami:

    • peradangan dan infeksi paru-paru,
    • asma,
    • paru-paru kolaps (pneumotoraks),
    • hipertensi paru pada bayi baru lahir, dan
    • hipoksia (rendahnya kadar oksigen di dalam tubuh.

    Diagnosis aspirasi mekonium pada bayi

    Metode utama untuk mendiagnosis aspirasi mekonium ialah dengan melihat apakah terdapat mekonium di dalam air ketuban bayi saat dilahirkan.

    Jika bayi Anda dicurigai mengalami keracunan mekonium, dokter akan memastikannya melalui laringoskopi (pemeriksaan pada pita suara, tenggorokan, dan laring).

    Dokter juga akan mendeteksi suara pernapasan yang tidak normal dengan menggunakan stetoskop yang ditempelkan pada dada bayi.

    Pemeriksaan ini akan membantu dokter untuk menemukan suara yang tidak normal dan serak saat bayi bernapas.

    Jika bayi mengalami aspirasi mekonium, ia akan menunjukkan berbagai gejala khasnya segera setelah dilahirkan.

    Sekalipun bayi yang mengalami MAS tampak kuat dan sehat setelah dilahirkan, beberapa jam kemudian mereka bisa saja mengalami gangguan pernapasan parah.

    Untuk memperkuat diagnosis, dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan rontgen dada dan tes darah.

    Penanganan aspirasi mekonium pada bayi

    hb rendah pada bayi

    Perawatan untuk bayi yang keracunan karena menghirup air ketuban mengandung mekonium bisa bervariasi.

    Ini tergantung dari seberapa lama bayi telah mengalami keracunan, banyaknya mekonium yang terhirup, serta tingkat keparahan gangguan pernapasan yang dialami bayi.

    Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing metodenya.

    1. Penanganan saat bayi lahir

    Jika terdapat mekonium tampak keluar bersama ketuban selama persalinan, dokter akan memantau denyut jantung janin untuk melihat tanda-tanda gawat janin.

    Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan amnioinfusion, yakni metode mengencerkan cairan ketuban dengan larutan saline.

    Fungsinya adalah mencuci mekonium dari kantong ketuban sebelum bayi dapat menghirupnya saat lahir.

    Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan tabung kecil ke dalam rahim melalui vagina.

    Tabung tersebut bertugas untuk mengalirkan cairan steril agar bercampur dengan air ketuban yang telah terkontaminasi oleh mekonium.

    2. Penanganan setelah bayi lahir

    Jika bayi yang baru lahir mengalami aspirasi mekonium tapi masih terlihat sehat, tim medis akan mengamati dan memantau kemungkinan munculnya gejala.

    Hal ini berlaku ketika fisik bayi tampak baik dan detak jantungnya cukup kuat, yaitu lebih dari 100 detak per menit (BPM).

    Namun, apabila bayi lemas dan denyut jantungnya di bawah 100 BPM, tenaga medis akan langsung memberikan perawatan.

    Dokter biasanya menggunakan tabung pengisap untuk mengeluarkan mekonium tersebut melalui hidung, mulut, maupun tenggorokan bayi.

    Jika bayi baru lahir susah bernapas, tabung pengisap bisa dimasukkan ke dalam tenggorokan untuk menyedot air ketuban yang mengandung mekonium tersebut.

    Proses ini akan terus dilakukan sampai tidak terlihat lagi adanya mekonium pada saluran pernapasan bayi.

    Perawatan lanjutan untuk bayi dengan aspirasi mekonium

    Setelah penanganan utama selesai diberikan, bayi akan ditempatkan di unit perawatan khusus agar bisa ditangani secara intensif.

    Berikut penanganan tambahan yang dapat dokter berikan kepada bayi untuk mencegah komplikasi sindrom aspirasi mekonium.

    • Terapi oksigen untuk memastikan bayi mendapatkan pasokan oksigen yang cukup.
    • Penggunaan alat penghangat untuk membantu menjaga suhu tubuh bayi.
    • Penggunaan ventilator atau alat bantu pernapasan untuk memudahkan bayi saat bernapas.
    • Pemberian terapi extracorporeal membrane oxygenation (ECMO) pada bayi.

    ECMO biasanya baru akan diberikan pada kasus komplikasi yang parah dan sebagai pilihan lanjutan jika bayi tidak merespons perawatan lain atau mengalami tekanan darah tinggi pada paru-paru.

    Prosedur ini melibatkan sebuah alat medis yang menggantikan kerja paru-paru dan jantung. Dengan begitu, paru-paru dan jantung bayi akan memiliki kesempatan untuk memulihkan diri.

    Aspirasi mekonium merupakan komplikasi persalinan yang dapat berdampak pada kesehatan bayi. Meski demikian, kondisi ini sebenarnya bisa ditangani dengan mudah asalkan dideteksi dengan cepat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 22/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan