Apakah anak yang tuli pasti juga bisu? Ini mungkin menjadi hal yang sering kali ditanyakan karena telinga merupakan salah satu bagian tubuh yang sangat penting dalam membantu anak melatih kemampuan berkomunikasi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Setiap suara yang ditangkap oleh telinga akan membuat anak lebih mudah saat belajar tentang hal-hal yang ada di sekitarnya. Kehilangan pendengaran pada anak tentu akan mengganggu kemampuannya dalam berbicara. Namun, benarkah demikian?
Umumnya, anak-anak yang tuli memang memiliki kesulitan saat berbicara. Meski mereka bicara dengan fasih, masih ada beberapa huruf atau kata-kata yang terasa susah diucapkan, terutama pada huruf konsonan.
Bahkan, sering kali pelafalan mereka juga tidak sejelas pelafalan orang-orang dengan fungsi pendengaran yang baik.
Namun, hal ini tidak berarti bahwa anak yang tuli pasti juga terlahir dalam keadaan bisu. Kemampuan berkomunikasi pun dipengaruhi oleh kondisi tuli yang dimiliki masing-masing anak.
Kondisi tuli pada anak ini bisa dinilai berdasarkan jenisnya. Merangkum dari Cleveland Clinic, terdapat tiga jenis kondisi yang dimiliki oleh orang-orang tuli. Berikut penjelasannya.
Sensorineural hearing loss adalah keadaan di mana seseorang kehilangan pendengaran yang bersifat permanen. Keadaan ini terjadi ketika ada kerusakan pada sel-sel kecil seperti rambut dari telinga bagian dalam.
Selain itu, adanya kerusakan pada saraf pendengaran juga dapat menjadi penyebab jenis ini, Kerusakan ini melemahkan saraf saat mengirim sinyal pembawa informasi tentang suara ke otak.
Conductive hearing loss adalah keadaan yang muncul ketika ada halangan atau gangguan pada bagian telinga luar dan tengah yang mencegah suara masuk ke telinga bagian dalam.
Gangguan pendengaran ini biasanya bersifat sementara, tapi bisa menjadi permanen tergantung dengan seberapa parah dan penyebabnya.
Ini terjadi ketika adanya masalah pada telinga tengah atau luar (conductive hearing loss) dan telinga bagian dalam (sensorineural hearing loss).
Tidak hanya saat lahir, seseorang bisa kehilangan pendengaran setelah mengetahui bahasa. Pada anak-anak tuli yang mengalami kasus ini, mereka mungkin masih memiliki kemampuan berbicara yang lebih baik dan tidak pasti bisu.
Berbeda jika keadaan tuli yang dimiliki oleh anak sudah ada sejak lahir. Anak-anak dengan kondisi ini akan mengalami kesulitan saat belajar untuk berkomunikasi.
Ini terjadi karena mereka tidak dapat mendengar semua suara di sekitar mereka atau suara mereka sendiri sejak lahir. Itulah penyebab perkembangan bahasa mereka pun tertunda.
Memang dengan indera pendengaran yang tidak berfungsi, mengajari anak untuk berbicara akan lebih sulit.
Mereka akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memahami kata-kata dan maknanya serta penggunaannya untuk membentuk sebuah kalimat.
Biasanya, anak-anak tuli juga cenderung menggunakan kalimat yang pendek dan lebih sederhana untuk berkomunikasi, dan itu bukan berarti pasti bisu.
Melatih anak yang tuli untuk berkomunikasi tetaplah harus dilakukan. Tanpa penanganan yang tepat, gangguan pendengaran ini tentu akan berpengaruh terhadap kehidupannya kelak.
Ini termasuk memengaruhi urusan akademik di sekolah maupun kehidupan sosial mereka.
Oleh karena itu, kehadiran pengasuh yang bekerja sama dengan ahli patologi akan dapat membantu membimbing anak dengan kehilangan pendengaran ini untuk terus berlatih.
Dengan adanya bantuan dari profesional tersebut, mereka akan memberikan terapi wicara yang tepat untuk anak.
Biasanya, terapis akan menambahkan permainan mendengarkan ke dalam sesi terapi untuk membantu anak berkembang.
Mungkin ada anggapan bahwa anak-anak dengan keadaan tuli yang lebih parah tidak akan bisa berbicara atau pasti bisu. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa mereka bisa mulai mengembangkan kemampuan berbicaranya.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar