backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Indikator Tumbuh Kembang Anak yang Perlu Orangtua Ketahui!

Ditulis oleh dr. MN Ardi Santoso, M.Kes, Sp.A · Kesehatan anak · Rumah Sakit Kasih Ibu


Tanggal diperbarui 09/06/2021

    Indikator Tumbuh Kembang Anak yang Perlu Orangtua Ketahui!

    Bila mengikuti standar WHO, indikator tumbuh kembang anak Indonesia diyakini masih belum memenuhi standar global. Indikator tersebut mencakup perbandingan antara tinggi badan, berat badan dan umur anak yang menjadi tolok ukur status gizi dan kesehatan populasi di suatu negara.

    Berdasarkan penelitian Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2018, terdapat tiga indikator tumbuh kembang anak Indonesia yang terbilang cukup tinggi, yaitu stunting (bertubuh pendek) sebesar 30,8%, underweight (berat badan kurang) sebesar 17,7% dan wasting (bertubuh kurus) sebesar 10,2%. Tingginya prevalensi ketiga kasus ini menandakan bahwa masih banyak anak Indonesia yang berada dalam kelompok status gizi kurang nutrisi atau malnutrisi.

    Malnutrisi dapat menyebabkan terhambatnya tumbuh kembang anak. Misalnya, mengurangi kemampuan daya tahan tubuh anak untuk melawan penyakit dan infeksi, serta berpengaruh pada perkembangan mental, fisik dan kemampuan belajar anak di masa mendatang. Lantas, apa yang perlu dilakukan orangtua untuk mendukung anak mencapai indikator tumbuh kembang sesuai standar global?

    Penyebab tumbuh kembang anak yang tidak optimal

    tinggi badan anak agar anak tumbuh tinggi

    Gangguan pertumbuhan dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain faktor genetik, gangguan hormonal, penyakit sistemik, dan penyerapan nutrisi yang buruk. Berikut adalah beberapa gangguan pertumbuhan yang umum terjadi pada anak:

    Di Indonesia, salah satu gangguan pertumbuhan yang marak terjadi pada anak adalah stunting. Penyebabnya karena Ibu hamil tidak mendapatkan cukup nutrisi yang baik selama hamil, tinggal di lingkungan yang tidak sehat, memiliki pengetahuan tentang kesehatan yang rendah dan faktor sosial ekonomi.

    Upaya mencapai indikator tumbuh kembang anak yang ideal

    penyakit pompe adalah pompe disease

    Orangtua dapat menurunkan risiko gangguan pertumbuhan pada anak dengan mengoptimalkan pertumbuhan anak sejak masa kehamilan hingga sepanjang masa pertumbuhan anak. 

    Misalnya, Ibu hamil dapat melakukan upaya antisipasi stunting pada anak dengan:

    • Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
    • Menghindari asap rokok
    • Memenuhi nutrisi yang baik selama masa kehamilan, antara lain dengan mengonsumsi menu sehat seimbang, asupan zat besi, asam folat, dan yodium yang cukup

    Setelah anak lahir, orangtua disarankan untuk melakukan kunjungan secara teratur ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya guna memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Berikut adalah rekomendasi waktu kunjungannya:

    • Setiap bulan ketika anak Anda berusia 0 – 12 bulan
    • Setiap 3 bulan ketika anak Anda berusia 1 – 3 tahun
    • Setiap 6 bulan ketika anak Anda berusia 3 – 6 tahun
    • Setiap tahun ketika anak Anda berusia 6 – 18 tahun

    Jangan lupa untuk memberikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 bulan. Setelahnya, Ibu direkomendasikan untuk memberikan tambahan nutrisi berupa MPASI yang memadai. Tak lupa, sebaiknya orangtua juga membawa anak untuk mengikuti program imunisasi, terutama imunisasi dasar.

    Memberikan nutrisi yang baik pada anak

    prebiotik untuk anak

    Nutrisi merupakan pendorong utama untuk tumbuh kembang anak. Bila orangtua gagal memenuhi kebutuhan nutrisi yang baik, risiko malnutrisi pada anak pun akan tinggi. Untuk itu, pemberian nutrisi yang sehat dan seimbang penting dilakukan demi tercapainya tumbuh kembang anak yang optimal.

    Pemberian ASI

    • Berikan ASI eksklusif untuk bayi selama enam bulan dengan memantau kecukupannya, yaitu dengan penilaian pertumbuhan menggunakan tabel WHO Growth Velocity Standards.
    • Bila ASI eksklusif sudah diberikan dengan cara yang benar, tetapi bayi menunjukkan at risk of failure to thrive (gagal tumbuh), maka nilailah kesiapan bayi untuk menerima Makanan Pendamping ASI (MPASI).
    • Bila ASI eksklusif sudah diberikan dengan cara yang benar, tetapi bayi menunjukkan tanda at risk of failure to thrive dan belum memiliki kesiapan motorik untuk menerima MPASI, maka dapat dipertimbangkan pemberian ASI donor yang memenuhi persyaratan. Bila ASI donor tidak tersedia, maka susu formula bayi dapat diberikan.

    Pemberian MPASI

    • MPASI mulai diberikan pada bayi usia 6 bulan. Namun, bila ASI tidak mencukupi, MPASI dapat diberikan paling dini di usia 4 bulan (17 minggu) dengan menilai kesiapan oromotor seorang bayi untuk menerima makanan padat.
    • MPASI tidak boleh diberikan lebih lambat dari usia 6 bulan (27 minggu). Hal ini dikarenakan setelah usia 6 bulan, ASI eksklusif sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayi.
    • MPASI secara kualitas dan kuantitas harus memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bayi sesuai usia.
    • Penyiapan, penyajian, dan pemberian MPASI harus dilakukan dengan cara higienis.
    • Garam dapat ditambahkan pada MPASI untuk menjamin perkembangan khasanah rasa pada bayi, tetapi dengan mempertimbangkan fungsi ginjal yang belum sempurna. Jumlah garam yang dapat diberikan mengacu pada rekomendasi asupan harian natrium (2.400 mg/1 sendok makan per hari).
    • Gula juga dapat ditambahkan pada MPASI untuk mendukung perkembangan khasanah rasa pada bayi. Jumlah gula yang ditambahkan pada MPASI mengacu pada rekomendasi Codex Standard for Processes Cereal-based Foods for Infants and Young Children.
    • Hindari makanan yang mengandung nitrat pada bayi di bawah usia 6 bulan.
    • Pemberian makan pada bayi dan batita harus mengikuti kaidah responsive feeding (mengenali tanda lapar dan kenyang pada bayi).

    Pemberian susu formula

    • Susu formula bayi dapat diberikan atas indikasi medis berdasarkan Rekomendasi WHO tahun 2009.
    • Susu formula bayi dapat diberikan pada bayi yang mendapat ASI eksklusif dengan cara yang benar tetapi menunjukkan tanda at risk of failure to thrive, belum memiliki kesiapan motorik untuk menerima MPASI, dan tidak tersedia ASI donor yang memenuhi persyaratan keamanan.
    • Bila anak sudah memasuki usia 1 tahun, orangtua dapat memberikan susu formula yang mengandung 10 nutrisi penting (DHA, Omega 3 & Omega 6, zat besi, kalsium, Vitamin B2 & B12, Vitamin C, vitamin D, dan Zinc). Nutrisi ini dapat mendukung pertumbuhan anak agar menjadi tanggap, tangkas, dan tangguh.

    Melakukan aktivitas fisik bersama anak

    Aktivitas fisik berupa olahraga dapat membantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan lean body mass (massa tubuh tanpa lemak), kekuatan otot dan tulang. Olahraga juga dapat meningkatkan kesehatan jantung, peredaran darah, dan mengontrol berat badan.

    Terlebih lagi, olahraga memiliki manfaat nonfisik, antara lain meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan belajar dan berlatih, dan meningkatkan kesehatan mental psikologis, serta membantu mengurangi stres pada anak.

    Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), seorang anak membutuhkan sekitar 60 menit untuk berolahraga fisik setiap harinya. Total 60 menit ini tidak harus didapatkan dalam satu waktu yang sama, tetapi dapat dijumlahkan dalam sehari menjadi 60 menit.

    Olahraga yang dianjurkan antara lain jogging, olahraga aerobik, berlari, naik sepeda cepat, berjalan menanjak, dan bela diri. Olahraga jenis ini termasuk dalam vigorous-intensity activity, yang menggunakan energi lebih dari 7 kcal per menit dan memiliki manfaat lebih baik dibandingkan dengan moderate-intensity activity. Contoh dari moderate-intensity activity seperti berjalan hingga berjalan cepat, senam, dan naik sepeda santai. yang menggunakan energi sekitar 3,5 – 7 kcal per menit.

    Menghindari physical inactivity pada anak

    Salah satu masalah yang harus kita perhatikan dalam keseharian dan kesehatan anak kita adalah physical inactivity, yaitu anak kurang melakukan kegiatan fisik.

    Misalnya, anak cenderung memilih diantar ke sekolah menggunakan kendaraan dibandingkan bersepeda atau jalan kaki, anak memilih bermain video games atau menonton televisi dibanding bermain di luar rumah dan lainnya.

    Terkadang, orangtua juga turut mendukung kondisi ini karena berbagai alasan seperti takut membiarkan anak bermain di luar rumah yang dapat membahayakan diri anak.

    AAP merekomendasikan anak usia di bawah 2 tahun untuk tidak menonton televisi, sedangkan anak usia di atas 2 tahun hanya boleh menonton televisi paling lama 2 jam per hari.

    Itulah beberapa upaya yang dapat orangtua terapkan untuk memenuhi indikator tumbuh kembang anak sesuai standar global. Mulai dari pemberian nutrisi yang baik hingga melakukan aktivitas fisik, semua dilakukan agar tumbuh kembang anak optimal. Bila tumbuh kembangnya optimal, anak akan menjadi tanggap dalam belajar, tangkas saat beraktivitas, tidak mudah sakit, percaya diri, dan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditulis oleh

    dr. MN Ardi Santoso, M.Kes, Sp.A

    Kesehatan anak · Rumah Sakit Kasih Ibu


    Tanggal diperbarui 09/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan