backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Anak Bermain Boneka, Ternyata Bermanfaat untuk Tumbuh Kembangnya

Ditinjau secara medis oleh dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A · Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 24/02/2022

    Anak Bermain Boneka, Ternyata Bermanfaat untuk Tumbuh Kembangnya

    Anak perempuan umumnya senang bermain boneka. Kadang, mereka mengoleksi banyak boneka dari beragam karakter kartun yang mereka sukai. Walaupun sekilas hanya terlihat bermain, ternyata anak-anak mempelajari banyak hal dari permainan tersebut. Apa saja manfaat bermain boneka untuk anak? Cari tahu jawabannya dalam ulasan berikut ini.

    Manfaat bermain boneka untuk anak

    boneka mainan bayi

    Bermain adalah kegiatan utama yang dilakukan oleh anak-anak untuk mempelajari banyak hal sekaligus mengembangkan kemampuannya, termasuk main boneka. 

    Dalam ilmu psikologi, main boneka termasuk dalam kegiatan permainan pura-pura (pretend play) atau permainan imajinatif (fantasy play).

    Bermain pura-pura ini sebenarnya tidak harus dengan boneka.

    Anak laki-laki yang bermain robot-robotan, mobil-mobilan, atau action figure juga termasuk bermain pura-pura.

    Berikut beberapa manfaat bermain boneka (permainan pura-pura) untuk tumbuh kembang anak.

    1. Meningkatkan keterampilan sosial

    Menurut studi yang diterbitkan oleh jurnal Social Science, bermain dengan boneka dapat mendukung keterampilan sosial pada perkembangan awal anak.

    Studi tersebut menunjukkan bahwa bermain pura-pura dapat mengaktifkan daerah otak yang terkait dengan pemrosesan informasi sosial dan empati anak.

    Hal ini memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan empati dan keterampilan sosialnya.

    Manfaat tersebut bahkan bisa diperoleh meskipun anak bermain sendirian.

    Selain itu, pengembangan sosial yang diperoleh saat bermain boneka ternyata lebih baik daripada saat anak bermain tablet (gadget).

    2. Mengembangkan belas kasih dan kepedulian sosial

    Selain mengembangkan keterampilan sosial, hasil penelitian yang dilakukan oleh Cardiff University tersebut juga menunjukkan manfaat bermain boneka dalam mengembangkan kasih sayang.

    Para ahli neurologi dari universitas tersebut menyebutkan bahwa permainan pura-pura dapat membangun dan mengembangkan rasa belas kasih anak.

    Dari sini, ia dapat berlatih cara-cara merawat benda atau makhluk hidup lainnya dan memperlakukan mereka dengan baik.

    Dengan begitu, kepeduliannya terhadap orang-orang di sekitar dapat terbangun dan terasah sejak dini.

    3. Melatih sifat tanggung jawab

    Ketika bermain boneka, misalnya boneka bayi, anak memainkan peran sebagai ibu.

    Mereka belajar dan mempraktikkan kembali apa yang mereka lihat dari kebiasaan ibu mereka. Hal ini dapat mengembangkan sifat tanggung jawab anak.

    Melalui permainan ini, anak lebih mudah mengetahui bagaimana caranya merawat hewan peliharaan atau adiknya.

    Selain melatih sikap tanggung jawab, manfaat bermain boneka juga dapat membantu anak dalam memecahkan masalah.

    Hal ini dapat dilatih melalui konflik pada cerita-cerita yang ia buat saat memainkan bonekanya.

    4. Mengembangkan daya imajinasi anak

    Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, main boneka termasuk dalam kegiatan permainan imajinatif atau permainan fantasi.

    Saat main boneka, tentu saja anak menggunakan daya imajinasinya untuk menentukan peran-peran boneka-bonekanya dan jalan ceritanya.

    Misalnya, bila anak menyukai profesi dokter, anak akan berimajinasi bahwa dirinya adalah dokter dan sang boneka menjadi pasiennya.

    Hal ini dapat merangsang kreativitas anak. Selain itu, ia juga belajar memahami tugas dan profesi yang ada masyarakat.

    5. Meningkatkan kemampuan berbahasa

    Permainan boneka dapat mendorong anak untuk sering mengobrol dengan si boneka dan teman-temannya yang lain saat bermain bersama.

    Kegiatan ini tentunya membantu pengembangan bahasa dan kosakata anak dalam berkomunikasi dengan orang lain.

    Anak yang pemalu juga terlatih menjadi lebih percaya diri dan mampu mengungkapkan pendapatnya melalui percakapan dengan boneka.

    Apalagi dengan adanya boneka yang bisa bersuara, kemampuan berbahasa anak menjadi lebih luas karena kosakata yang mereka miliki semakin bertambah.

    6. Meningkatkan kemampuan sensori

    Melansir situs Therapy Focus, bermain boneka dapat menjadi sarana untuk melatih kemampuan sensorik dan keterampilan motorik anak.

    Misalnya ketika anak pura-pura merawat boneka bayi. Ia berlatih mengancingkan baju si boneka, memakaikan celana, dan mengikatkan tali sepatunya.

    Dari sini anak dapat melatih koordinasi tangan dan matanya dengan cara yang menyenangkan.

    Keterampilan ini tentunya dapat diaplikasikan ke dalam aktivitas sehari-hari.

    7. Mengajarkan anak berperilaku baik

    Saat bermain boneka, biasanya ada tokoh yang dikisahkan sebagai anak yang baik dan anak yang nakal.

    Dari sini Anda bisa membangun cerita-cerita yang menampilkan situasi tertentu dan bagaimana sikap yang baik dalam menghadapinya.

    Misalnya ketika adik sedang menangis maka kakak sebaiknya menenangkan bukannya mengomel, atau bila menginginkan sesuatu sebaiknya meminta tolong bukannya merengek.

    Dari sini pula Anda bisa mengajarkan kebiasaan-kebiasaan baik, seperti menyikat gigi sebelum anak tidur.

    Misalnya dalam cerita peran bermain boneka, si boneka beruang malas menyikat gigi akibatnya ia sakit gigi.

    Sementara si boneka barbie rajin menyikat giginya jadi tidak sakit gigi.

    Hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua

    mainan bayi 3 bulan

    Dari penjelasan di atas Anda jadi tahu bahwa bermain boneka menawarkan berbagai manfaat.

    Nah, agar manfaat tersebut tercapai, sebaiknya Anda memilih boneka yang tepat..

    Berikut beberapa tips memilih boneka untuk anak yang bisa Anda coba.

    1. Sesuaikan dengan kesukaan anak

    Membelikan mainan yang tidak disukai anak tentunya membuat ia tidak tertarik untuk memainkannya. 

    Anak-anak tentunya punya selera sendiri atau karakter favorit. Nah, tidak mengapa bila Anda mengikuti apa yang ia sukai selama itu baik.

    Bila boneka yang disukainya harganya agak mahal, cobalah latih anak untuk menabung agar bisa membeli mainan tersebut.

    Anda juga bisa menjadikan boneka idaman anak sebagai hadiah istimewa setelah ia mencapai prestasi tertentu.

    2. Memilih boneka sesuai dengan umurnya

    Ada banyak ukuran dan bahan boneka. Sebaiknya, Anda memilih ukuran boneka yang memudahkan anak untuk bermain.

    Selain itu, sesuaikan jenis mainan dengan usia anak, misalnya boneka tidak terlalu besar, tidak mudah rusak, tidak mudah kotor, dan praktis dibawa kemana-mana.

    Pilih juga mainan yang mudah dirapikan agar anak bisa belajar merapikan mainannya sendiri setelah bermain boneka.

    3. Perhatikan aksesori boneka

    Ketika memilih boneka, perhatikan aksesori yang menempel padanya, terutama bila boneka tersebut ditujukan untuk anak balita.

    Hindari boneka yang mengenakan benda-benda kecil seperti manik-manik dan sejenisnya.

    Jangan sampai si kecil iseng mencabut benda-benda tersebut lalu menelannya atau memasukkannya ke dalam hidung.

    4. Sebaiknya menyesuaikan dengan jenis kelamin

    Anak perempuan biasanya senang bermain boneka berbentuk bayi atau manusia.

    Sementara anak laki-laki biasanya lebih senang bermain boneka robot, action figure, atau mobil-mobilan.

    Pilihan mainan tersebut sesuai dengan peran gender.

    Misalnya, anak perempuan dilatih untuk merawat anak sedangkan anak laki-laki dilatih untuk berkendara atau bela diri.

    Meski begitu, Anda sebaiknya tidak melarang anak laki-laki bermain boneka bayi. Begitupun sebaliknya, tidak melarang anak perempuan bermain mobil-mobilan.

    Melansir situs Parent Blog, anak laki-laki yang senang bermain boneka bayi bisa jadi akan tumbuh menjadi sosok ayah yang terampil merawat anak.

    Sebaliknya, anak perempuan yang senang bermain mobil-mobilan bisa jadi akan terampil berkendara saat dewasa kelak.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A

    Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 24/02/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan