backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Fenobarbital

Ditinjau secara medis oleh Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm. · Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 09/12/2021

    Fenobarbital

    Fenobarbital merupakan obat yang biasanya diberikan pada pasien yang mengalami penyakit pada sistem saraf. Obat dapat memberikan efek relaksasi dengan cara menenangkan saraf otak. Phenobarbital tidak dijual bebas dan hanya boleh diberikan atas persetujuan dari dokter ahli saraf atau psikiatri.

    Golongan obat: Barbiturat

    Merek dagang: Phenobarbital, Sibital

    Apa itu fenobarbital?

    neosanmag

    Fenobarbital adalah sejenis obat yang termasuk dalam kelas obat barbiturat yaitu bekerja dengan memperlambat aktivitas di otak. Obat ini dapat digunakan sebagai obat penenang dan antikonvulsan (anti-kejang).

    Obat ini biasanya diberikan untuk tujuan-tujuan berikut ini.

  • Mengontrol kejang pada penderita epilepsi.
  • Meredakan gejala gangguan kecemasan (anxiety disorder).
  • Meredakan efek kecanduan akibat penggunaan obat-obatan barbiturat lainnya.
  • Meredakan gejala-gejala setelah berhenti minum obat barbiturat lain.
  • Di samping tujuan-tujuan utama di atas, National Cancer Institute menyebutkan bahwa obat ini juga sedang diteliti untuk tujuan lain seperti mengobati diare dan sebagai terapi antitumor.

    Dosis fenobarbital

    Phenobarbital tersedia dalam bentuk tablet dan cairan injeksi.  Dosisnya perlu disesuaikan dengan bentuk sediaan dan indikasi pengobatan, serta harus berdasarkan saran dari dokter.

    Secara umum, berikut dosisnya berdasarkan sediaan dan indikasi.

    1. Sedasi (obat penenang)

    Injeksi intramuskular (IM) atau intravena (IV) diberikan dengan dosis berikut.

    • Dewasa: 30-120 mg setiap hari dalam 2-3 dosis terbagi melalui injeksi IM dalam (deep injection) atau injeksi IV lambat (slow injection) dengan kecepatan tidak lebih dari 60 mg/menit. Dosis maksimal adalah 400 mg setiap hari.
    • Lansia: Pengurangan dosis mungkin diperlukan.

    Obat minum (oral) diberikan dengan dosis berikut.

    • Dewasa: 30-120 mg sehari dalam 2-3 dosis terbagi. Dosis maksimal yakni 400 mg setiap hari.
    • Lansia: Pengurangan dosis mungkin diperlukan.

    2. Sedasi pra operasi

    Injeksi intramuskular diberikan dengan dosis berikut.

    • Dewasa: 100-200 mg suntikan dalam (deep injection), diberikan 60-90 menit sebelum operasi.
    • Lansia: Pengurangan dosis mungkin diperlukan.

    3. Status epileptikus

    Untuk mengatasi status epileptikus, yaitu kondisi kejang yang berlangsung lebih dari 5 menit, fenobarbital dapat diberikan melalui injeksi intravena dengan dosis berikut.

    • Dewasa: 10 mg/kg (maksimal 1.000 mg untuk setiap dosis) diberikan dengan kecepatan tidak lebih dari 100 mg/menit.
    • Anak-anak: 15-20 mg/kg melalui injeksi lambat. Pemberian dapat diulang dengan tambahan 5-10 mg/kg setelah 10 menit. 

    Rekomendasi dosis dapat bervariasi di negara yang berbeda dan di setiap produk. Lihat keterangan yang tercantum di brosur obat dan sesuaikan dengan anjuran dokter.

    4. Kejang umum tonik-klonik dan kejang parsial

    Untuk mengatasi kejang tonik-klonik dan kejang parsial, fenobarbital oral (obat minum) diberikan dengan dosis berikut.

    • Dewasa: 60-180 mg sekali sehari pada malam hari. Alternatif dosis hingga 350 mg setiap hari dalam dosis terbagi dapat diberikan. Sesuaikan dosis sesuai dengan kebutuhan individu untuk mencapai kontrol kejang yang memadai.
    • Anak: 5-8 mg/kg setiap hari. Alternatifnya yakni 3-6 mg/kg setiap hari. 
    • Lansia: Pengurangan dosis mungkin diperlukan.

    Rekomendasi dosis dapat bervariasi di negara yang berbeda dan di setiap produk. Lihat keterangan yang tercantum di brosur obat dan sesuaikan dengan anjuran dokter.

    Untuk pasien yang lemah atau pengidap gangguan ginjal atau hati, mungkin diberikan dosis yang lebih rendah daripada yang disebutkan di atas.

    Aturan pakai fenobarbital

    obat magasida

    Minum obat ini melalui mulut sebelum atau sesudah makanan. Pemberian bisa juga dilakukan sebelum tidur untuk mengontrol kejang atau seperti yang diarahkan oleh dokter.

    Jika Anda menggunakan obat dengan bentuk cair, ukur dosisnya dengan cermat menggunakan sendok obat. Jangan gunakan sendok rumah karena bisa jadi takaran dosisnya tidak tepat

    Konsumsi obat ini mungkin akan menimbulkan efek-efek samping yang ringan hingga berat.

    Untuk mengantisipasinya, dokter mungkin akan memberikan dosis rendah terlebih dahulu dan menaikkannya secara bertahap 

    Ikuti petunjuk dokter dengan disiplin. Jangan mengonsumsi fenobarbital lebih atau kurang dari takaran yang ditentukan.

    Mungkin diperlukan beberapa minggu untuk mendapatkan khasiat terbaik dan benar-benar mengendalikan kejang. 

    Obat ini bekerja paling baik bila jumlah dosis berada pada tingkat yang konstan. Oleh karena itu, konsumsi obat ini setiap hari di waktu yang sama.

    Fenobarbital dapat membuat Anda mengalami reaksi sakau. Jangan meminumnya dalam dosis yang lebih banyak, lebih sering, atau untuk waktu yang lebih lama dari yang ditentukan oleh dokter.

    Bila ingin berhenti meminum obat ini, pastikan Anda berkonsultasi dulu ke dokter. Ini karena penghentian obat ini secara tiba-tiba dapat menimbulkan reaksi pada tubuh Anda.

    Gejala yang biasanya Anda rasakan seperti:

    • kecemasan, 
    • otot berkedut, 
    • gemetar tak terkendali dari bagian tubuh, 
    • kelemahan, 
    • pusing, 
    • penglihatan terganggu, 
    • mual, 
    • muntah, 
    • kejang, 
    • linglung, 
    • sulit tidur atau tidur terus menerus, serta
    • pusing atau pingsan saat bangun dari posisi berbaring.

    Bila ingin berhenti mengonsumsinya, dokter biasanya akan menurunkan dosisnya secara bertahap terlebih dahulu.

    Jika Anda ketinggalan satu dosis fenobarbitepia, segeralah meminumnya begitu Anda ingat. 

    Namun, jika sudah hampir waktunya untuk dosis berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan lanjutkan mengonsumsinya sesuai jadwal. Jangan meminum dosis ganda untuk menebus yang terlewat.

    Efek samping fenobarbital

    penderita diabetes sering sakit kepala

    Phenobarbital dapat menyebabkan efek samping berikut:

    • kantuk,
    • sakit kepala,
    • pusing,
    • terlalu gembira atau semakin aktif (terutama pada anak-anak),
    • mual, atau
    • muntah.

    Hubungi dokter Anda jika salah satu dari gejala di atas semakin parah atau tidak berhenti.

    Tidak semua orang mengalami efek samping ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. 

    Jika Anda khawatir tentang efek sampingnya, silakan konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.

    Di samping itu, beberapa efek samping bisa cukup serius, seperti:

  • pernapasan lambat atau kesulitan bernapas,
  • pembengkakan mata, bibir, atau pipi
  • ruam,
  • kulit melepuh atau mengelupas,
  • demam, atau
  • kebingungan.
  • Jika Anda mengalami salah satu dari gejala di atas, segeralah mencari pertolongan medis terdekat.

    Perhatikan pula bila Anda mengalami gejala overdosis obat fenobarbital seperti:

    • gerakan mata yang tidak terkendali,
    • sulit mengontrol gerakan tubuh,
    • mengantuk berat,
    • pernapasan melambat,
    • penurunan suhu tubuh, dan
    • kulit melepuh.

    Pada keadaan darurat/overdosis, segeralah mencari pertolongan medis terdekat, terutama bila pasien pingsan, mengalami kejang, sulit bernapas, atau tidak dapat dibangunkan.

    Peringatan dan perhatian saat mengonsumsi fenobarbital

    Sebelum minum phenobarbital, beri tahu dokter dan apoteker bila Anda mengalami hal-hal berikut ini.

    • Alergi terhadap obat-obatan barbiturat lain seperti: amobarbital (Amytal), butabarbital (Butisol), pentobarbital, dan secobarbital (Seconal).
    • Alergi terhadap obat lain yang salah satu kandungannya adalah fenobarbital.
    • Anda memiliki riwayat penyakit porfiria, yaitu kondisi di mana zat alami tertentu menumpuk di dalam tubuh dan dapat menyebabkan sakit perut, perubahan dalam berpikir dan perilaku, dan gejala lainnya.
    • Anda pernah mengalami kondisi yang menyebabkan sesak napas atau kesulitan bernapas.
    • Anda memiliki riwayat penyakit hati.
    • Anda peminum alkohol atau pernah meminumnya dalam jumlah besar.
    • Anda pernah mengonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter atau menggunakan obat melebihi dosis.
    • Anda pernah menyalahgunakan obat barbiturat lainnya.
    • Anda sedang merasa sakit saat ini atau memiliki kondisi apa pun yang menyebabkan rasa sakit terus-menerus.
    • Anda pernah berpikir untuk melukai diri, bunuh diri, atau mencoba melakukannya.
    • Anda pernah atau sedang mengalami depresi.
    • Anda memiliki riwayat gangguan yang memengaruhi kelenjar adrenal (kelenjar kecil di sebelah ginjal yang menghasilkan zat alami penting).
    • Anda memiliki riwayat penyakit ginjal.
    • Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
    • Anda sedang menggunakan alat kontrasepsi.

    Apakah obat fenobarbital aman untuk ibu hamil dan menyusui?

    Melansir National Library of Medicine, phenobarbital dapat membahayakan janin. Sampaikan pada dokter bila Anda sedang hamil, berencana hamil, atau mengalami tanda-tanda kehamilan.

    Selain itu, obat ini tidak dianjurkan bagi ibu menyusui sebab ia dapat masuk ke dalam ASI. 

    Bila Anda sedang menyusui, awasi bayi dengan cermat. Sampaikan pada dokter bila ia selalu mengantuk atau berat badannya tidak naik.

    Interaksi obat fenobarbital dengan obat lain

    fenobarbital

    Penggunaan phenobarbital bersamaan dengan obat antidepresan seperti MAOI, SSRI, dan TCA dapat menghambat efektivitasnya dalam mengurangi ambang kejang. 

    Selain itu, obat ini bisa menyebabkan gejala depresi dan kecanduan bila digunakan bersamaan dengan depresan SSP lainnya seperti antihistamin, narkotik, dan obat sedatif.

    Beritahu dokter bila Anda mengonsumsi atau berencana mengonsumsi obat-obatan lain baik diresepkan atau tidak diresepkan, termasuk vitamin, suplemen makanan, dan produk herbal.

    Selain itu, sampaikan pula bila Anda sedang mengonsumsi obat-obatan berikut ini.

    • Obat antikoagulan yaitu obat untuk mengencerkan darah.
    • Obat-obatan untuk terapi sulih hormon.
    • Obat untuk mengatasi kecemasan, depresi, nyeri, asma, pilek, atau alergi.
    • Obat-obatan untuk kejang (fenitoin, asam valproat, depakene).
    • Obat-obatan steroid (deksametason, metilprednisolon, dan prednison).
    • Obat tidur atau obat penenang lain.
    • Klorpromazin, paroxetine, mianserin, TCA, carbamazepine, lamotrigin, tiagabine, zonisamide, primidone, ethosuximide, dan aripiprazole.
    • Kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dan/atau progestogen.
    • Obat antijamur (itrakonazol, posaconazole, griseofulvin, voriconazole).
    • Obat antivirus (abacavir, amprenavir, darunavir, lopinavir, indinavir, nelfinavir, saquinavir).
    • clonazepam, aprepitant, β–blocker (metoprolol, timolol).
    • Penghambat saluran kalsium (felodipin, diltiazem, verapamil, nifedipin)
    • Digoxin, ciclosporin, tacrolimus, corticosteroids, etoposide, irinotecan, eplerenone, haloperidol, gestrinone, toremifene, methadone, montelukast, theophylline, sodium oxybate, tibolone, tropisetron.
    • Obat yang mengandung hormon tiroid.
    • Vitamin D.

    Fenobarbital dapat mengurangi efek kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dan/atau progestogen.

    Ia juga dapat meningkatkan metabolisme parasetamol yang dapat menurunkan efeknya dan meningkatkan risiko hepatotoksisitas

    Selain berinteraksi dengan sejumlah obat-obatan, phenobarbital juga dapat bereaksi dengan makanan tertentu, rokok, dan minuman beralkohol.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    Apt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.

    Farmasi · Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 09/12/2021

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan