backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Tes Urine Narkoba

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 27/12/2023

Tes Urine Narkoba

Tes urine narkoba sering kali dilakukan pihak berwenang untuk mengidentifikasi orang-orang yang diduga melakukan penyalahgunaan narkotika.

Selain itu, tes ini mungkin juga Anda jalani saat mengikuti seleksi masuk kerja. Lalu, bagaimana cara melakukannya? Sejauh mana urine bisa mendeteksi keberadaan obat-obatan terlarang ini? Berikut adalah penjelasannya.

Tes urine narkoba dan tujuannya

Tes urine narkoba adalah pemeriksaan untuk mengetahui keberadaan kandungan obat-obatan terlarang (narkoba) di dalam urine.

Namun, jenis obat yang bisa dideteksi oleh tes urine sebenarnya tidak terbatas untuk golongan narkotika saja. Setidaknya ada sekitar 30 jenis obat yang dapat dideteksi melalui tes urine.

Selain narkoba, tes ini juga bisa mendeteksi residu obat resmi untuk keperluan medis, seperti aspirin, vitamin, suplemen, bahkan kandungan alkohol dalam darah. 

Pemeriksaan urine untuk mengecek kadar narkoba juga disebut dengan tes toksikologi atau skrining toksikologi.

Selain digunakan untuk mencari bukti penyalahgunaan obat-obatan terlarang, tes urine narkoba juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal berikut.

1. Keperluan penelitian

tes urine narkoba

Tes toksikologi dapat digunakan untuk mengetahui efek samping kasus overdosis obat tertentu, mulai dari risiko kehilangan kesadaran, perilaku aneh, hingga hilangnya nyawa.

Pemeriksaan urine untuk tujuan penelitian biasanya dilakukan setelah empat hari obat dikonsumsi.

2. Proses rekrutmen

Beberapa tempat kerja menggunakan bebas narkoba menjadi salah satu syarat pendaftaran pekerjaan.

Untuk mendapatkan surat keterangan bebas narkoba, Anda bisa melakukan tes urine. Pastikan untuk melakukan tes di laboratorium atau rumah sakit tepercaya.

3. Pengobatan atau perawatan

Serupa dengan poin pertama, skrining obat dalam urine dapat dilakukan pada orang-orang yang sedang menjalani rehabilitasi kecanduan narkoba atau overdosis obat.

Tidak selalu obat terlarang, tes ini juga bisa digunakan untuk mengetahui efek samping obat hepatotoksik (berpotensi merusak hati), seperti paracetamol.

4. Deteksi doping pada atlet

Doping adalah obat-obatan atau zat kimia yang bisa meningkatkan performa atlet ketika bertanding.

Penggunaan doping dilarang dalam dunia olahraga profesional karena dianggap tidak menjunjung sportivitas dan bisa berdampak buruk dalam jangka panjang.

Untuk memastikan bahwa atlet bebas doping, penyelenggara kompetisi pertandingan olahraga biasanya melakukan tes urine.

Prosedur tes urine untuk mendeteksi narkoba

Skrining narkoba dapat dilakukan dengan tes urine di rumah sakit atau klinik kesehatan. Cara melakukan tes ini sama seperti ketika Anda menjalani tes urine untuk penyakit tertentu. 

Tidak ada persiapan khusus yang perlu dijalani sebelum tes urine. Namun, biasanya petugas akan melakukan pengawasan agar Anda tidak mengutak-atik sampel urine karena bisa berpengaruh terhadap hasil.

Berikut ini adalah prosedur tes urine narkoba yang umum dilakukan.

  1. Cuci tangan dan pastikan tangan sudah bersih ketika akan mengambil urine.
  2. Ambil wadah yang digunakan untuk menampung sampel urine. Jangan sentuh bagian dalam wadah.
  3. Bersihkan alat kelamin dengan tisu atau kain.
  4. Buang air kecil seperti biasa, tetapi tampung urine dengan wadah tersebut. Biasanya dibutuhkan sekitar 90 ml urine untuk pemeriksaan.
  5. Pastikan bahwa sampel urine tidak terkontaminasi benda lain, seperti tisu toilet, feses, darah, atau rambut.

Menurut buku Drug Testing, tes narkoba dengan urine dinilai lebih sensitif mendeteksi senyawa asing (xenobiotik) dibandingkan dengan tes darah, rambut, atau cairan dari tubuh lainnya.

Selain itu, tes urine juga tidak bersifat invasif atau berbahaya. Inilah alasan mengapa tes ini paling sering digunakan untuk pemeriksaan narkoba.

Hasil tes urine biasanya keluar setelah 2–3 hari. Dibandingkan tes rambut, hasil tes urine lebih cepat didapatkan.

Berapa lama narkoba bertahan dalam urine?

cek penuaan dengan tes urine

Setiap obat bisa memiliki daya tahan yang berbeda di dalam tubuh. Sebagai contoh, narkoba jenis A mungkin masih bisa dideteksi setelah tujuh hari dikonsumsi.

Sementara itu, narkoba B mungkin sudah tidak bisa dideteksi setelah tiga hari dikonsumsi.

Berikut ini adalah beberapa jenis obat penyebab kecanduan dan berapa lama obat tersebut bisa dideteksi melalui tes urine.

  • Amfetamin: 1–3 hari.
  • Barbiturat: 2–4 hari.
  • Benzodiazepin: 3–6 minggu.
  • Ganja: 7–30 hari.
  • Kokain: 3–4 hari.
  • Kodein: 1 hari.
  • Heroin: 3–4 hari.
  • LSD: 1–3 hari.
  • Ekstasi atau MDMA: 3–4 hari.
  • Metamfetamin: 3–6 hari.
  • Metadon: 3–4 hari.
  • Morfin: 2–3 hari.

Selain jenis obat, faktor lain yang bisa mempengaruhi terdeteksi atau tidaknya narkoba dalam tubuh adalah besaran dosis, toleransi tubuh, metabolisme, dan kondisi medis tertentu.

Perlu ditekankan bahwa informasi ini tidak bermaksud untuk mengelabui pihak-pihak yang akan melakukan skrining penyalahgunaan narkoba.

Apakah tes urine narkoba 100% akurat?

Tes narkoba dengan urine tidak sepenuhnya akurat. Ada potensi Anda mendapatkan hasil positif meskipun tidak pernah memakai narkotika.

False positive saat tes narkoba bisa terjadi karena pengaruh obat-obatan lain yang Anda konsumsi.

Berikut ini adalah beberapa contoh obat-obatan yang bisa membuat hasil tes urine narkoba positif tanpa menggunakannya.

  • Obat selesma, antidepresan, pil diet, beta blocker, obat demam: positif amfetamin.
  • Ibuprofen, SSRIs, obat PTSD atau OCD: positif benzodiazepin.
  • Obat tidur, ibuprofen: positif barbiturat.

Selain itu, tes narkoba juga bisa memberi hasil false negative. Ini merupakan kondisi ketika Anda dinyatakan negatif meskipun sebenarnya menggunakan narkoba.

False negative biasanya terjadi jika tes urine dilakukan terlalu lama atau terlalu cepat dari waktu Anda menggunakan narkotika. Hasil ini juga bisa terjadi jika alat uji atau sampel urine rusak.

Jika dicurigai ada hasil yang salah, Anda biasanya disarankan untuk melakukan tes narkoba dengan metode lainnya, seperti menggunakan darah atau rambut.

Kesimpulan

  • Prosedur tes urine narkoba sama seperti ketika Anda melakukan cek urine untuk mendeteksi penyakit tertentu.
  • Setiap jenis narkoba memiliki waktu bertahan dalam urine yang berbeda-beda sehingga bisa berpengaruh pada hasil pemeriksaannya.
  • Tes narkotika menggunakan urine dinilai lebih efektif dibandingkan dengan tes darah atau rambut.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Bayu Galih Permana · Tanggal diperbarui 27/12/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan